Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya kemandirian dalam produksi vaksin guna menjaga ketahanan kesehatan nasional. Upaya ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor vaksin, tetapi juga mempersiapkan Indonesia menghadapi potensi pandemi di masa depan.
Dalam sebuah acara peresmian fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, Menkes Budi menyatakan bahwa diversifikasi jenis vaksin sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai ancaman kesehatan. Inspirasi ini muncul dari keberhasilan Universitas Airlangga (Unair) dalam mengembangkan vaksin Merah Putih.
“Keberagaman vaksin sangat penting untuk memperkuat ketahanan kesehatan kita. Dengan memiliki lebih dari satu jenis vaksin, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan kesehatan di masa depan,” ujar Menkes Budi
Salah satu tonggak yang penting dalam upaya mewujudkan kemandirian vaksin nasional adalah peran PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Perusahaan ini terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri dengan meresmikan fasilitas produksi baru.
Fasilitas baru diresmikan di Bogor diharapkan mampu memperkuat produksi vaksin lokal Indonesia. Ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas yang memadai dalam produksi vaksin sendiri, terutama dalam menghadapi ancaman penyakit menular.
PT Biotis bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) dalam mengembangkan vaksin-vaksin lokal. Salah satu hasil penting dari kerjasama ini adalah vaksin Merah Putih (INAVAC) yang kini menjadi simbol kebangkitan produksi vaksin dalam negeri. Selain itu, mereka juga tengah mengembangkan vaksin rotavirus multi-strain untuk mencegah diare akut pada anak-anak, yang disebabkan oleh infeksi rotavirus.
Produksi vaksin dalam negeri tidak terlepas dari dukungan kebijakan pemerintah. Kementerian Kesehatan (KEMENKES) melalui berbagai regulasi dan insentif telah menetapkan kebijakan untuk memperkuat industri farmasi nasional, yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Kemenkes bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berkomitmen untuk membantu industri farmasi dalam negeri, termasuk mempercepat proses sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) serta memastikan vaksin produksi lokal memenuhi standar WHO.
“Tujuan kita adalah membantu industri farmasi dalam negeri memenuhi standar kualifikasi internasional, sehingga vaksin buatan Indonesia dapat bersaing secara global,” tambah Menkes Budi.
Kebijakan ini juga merupakan bagian dari RPJMN, yang bertujuan untuk memastikan Indonesia memiliki ketahanan kesehatan yang lebih baik melalui peningkatan produksi obat-obatan dan vaksin dalam negeri. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam mempersiapkan diri menghadapi ancaman pandemi di masa depan.
Salah satu faktor yang semakin mempengaruhi pola transmisi penyakit menular adalah perubahan iklim. Menkes Budi menekankan bahwa perubahan iklim berpotensi meningkatkan risiko transmisi patogen, baik virus, bakteri, maupun jamur dari hewan ke manusia. Hal ini menuntut Indonesia untuk selalu siap dengan berbagai vaksin yang mampu mengantisipasi penyakit baru.
“PT Biotis memiliki keunggulan dalam memahami patogen di hewan, dan ini sangat penting jika suatu saat patogen tersebut berpindah ke manusia,” ujar Menkes Budi.
Dalam mendukung ketahanan kesehatan, penelitian dan pengembangan vaksin harus selalu mengikuti teknologi terkini. Menkes Budi mencontohkan kemajuan dalam pengobatan kanker, seperti imunoterapi, yang juga dapat diaplikasikan dalam pengembangan vaksin.
“Jika kita bisa memanfaatkan teknologi terkini, maka kita akan lebih siap menghadapi pandemi di masa depan. Selain itu, pengembangan vaksin untuk kanker juga bisa menjadi terobosan besar,” tambah Menkes.
Langkah Menkes Budi dalam mendorong produksi vaksin dalam negeri merupakan strategi kunci untuk mewujudkan kemandirian kesehatan Indonesia. Dengan kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan industri farmasi, Indonesia semakin siap menghadapi ancaman kesehatan global. Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang kuat, diharapkan Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam produksi vaksin di masa depan.
Anda mungkin juga tertarik