Mengonsumsi Parasetamol: Apa yang Harus Diketahui?

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 23 May 2021

Bagikan

Mengonsumsi Parasetamol: Apa yang Harus Diketahui?

Parasetamol merupakan salah satu obat yang paling dekat dengan masyarakat umum di Indonesia. Obat yang juga disebut sebagai asetaminofen ini memiliki kerja utama sebagai pereda nyeri (painkiller) dan penurun demam.

 

Obat ini umum digunakan untuk mengatasi banyak kondisi tubuh, seperti sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, sakit punggung, sakit gigi, demam, dan menggigil. Walau ia dapat meredakan rasa nyeri di berbagai bagian tubuh, parasetamol sendiri tidak dapat menghentikan peradangan dan pembengkakan yang terjadi pada daerah tersebut (misalnya pada lutut).

 

Berbagai jenis parasetamol

Sebagai obat yang umum digunakan, parasetamol tersedia dalam berbagai jenis sediaan. Ia dapat didapatkan melalui apotek tanpa menggunakan resep dalam sediaan tablet dan sirup. Selain itu, parasetamol juga tersedia dalam bentuk supositoria (dimasukan ke dalam anus) dan dalam bentuk infus yang bisa kita terima saat dirawat di rumah sakit.

 

Pada umumnya, pemberian jenis parasetamol dipilih berdasarkan kondisi dari pasien tersebut. Orang dewasa lebih sering mengonsumsinya dalam bentuk tablet. Sedangkan anak-anak bisa mengonsumsi parasetamol dalam bentuk sirup atau suppositoria.

 

Siapa yang boleh dan tidak boleh mengonsumsi parasetamol

Parasetamol tergolong sebagai obat yang aman, kebanyakan orang dapat mengonsumsi obat tersebut secara aman. Termasuk juga diantaranya ibu yang sedang hamil dan menyusui.

Tetapi, beberapa orang perlu diperhatikan dengan baik dalam penggunaan obat ini, diantaranya adalah:

  • Memiliki alergi terhadap parasetamol – kamu dapat menggunakan obat jenis lain seperti ibuprofen.
  • Memiliki gangguan liver atau ginjal.
  • Mengonsumsi alkohol lebih dari batas maksimal
  • Sedang mengonsumsi obat-obat antiepilepsi
  • Sedang mengonsumsi obat-obat antituberkulosis
  • Mengonsumsi warfarin sebagai pengencer darah

Apabila kamu termasuk golongan orang-orang tersebut, disarankan untuk mengonsultasikan kendala yang kamu alami serta regimen pengobatanmu dengan dokter.

 

Cara mengonsumsi parasetamol

Kamu dapat mengonsumsi parasetamol setelah ataupun sebelum makan. Dosis pada orang dewasa adalah satu atau dua tablet 500 mg hingga empat kali dalam waktu 24 jam. Satu hal yang perlu dicatat adalah pastikan berikan jarak selama empat jam dalam setiap kali konsumsi.

 

Mengonsumsi parasetamol dalam dosis yang terlalu tinggi dapat memberikan efek samping yang berat. Disarankan untuk tidak meningkatkan dosis apabila gejala yang kamu alami tidak terlalu berat.

 

Kenali efek samping parasetamol

Kebanyakan orang tidak mengalami efek samping dalam mengonsumsi parasetamol. Asalkan, kamu mengonsumsinya dalam batas wajar dan tidak berlebih.

 

Efek samping yang mungkin terjadi dalam mengonsumsi parasetamol ialah demam, ruam gatal pada kulit, sakit tenggorokan, muncul sariawan, nyeri punggung, tubuh lemah, kulit atau mata kekuningan, memar pada kulit, urin berwarna keruh atau berdarah, serta tinja berwarna hitam atau buang air besar berdarah.

 

Selain itu, apabila seseorang mengonsumsi terlalu banyak dosis parasetamol dalam satu waktu (overdosis), maka gejala yang lebih berat dapat terjadi, seperti sakit pada perut bagian atas, kehilangan nafsu makan, mual atau muntah, diare, dan keringat dingin.

 

Pemberian parasetamol pada anak

Banyak sediaan parasetamol bagi anak-anak di apotek terdekat. Umumnya, obat ini digunakan untuk menurunkan demam pada anak. Selain itu, obat ini juga sering digunakan untuk mengatasi sakit kepala, sakit perut, sakit telinga, dan menggigil pada anak.

 

Karena umumnya anak mengalami kesulitan dalam mengonsumsi obat sediaan tablet, maka sediaan yang umum diberikan pada anak adalah sirup.

 

Anak juga dapat diberikan sediaan suppositoria (dimasukan ke dalam anus) untuk meredakan nyeri atau menurunkan demam anak. Penggunaan ini dapat diberikan pada anak yang tidak bisa menelan obat. Salah satunya pada kondisi anak yang mengalami kejang demam.

 

Pada anak berusia dibawah 6 tahun, dosis yang dapat diberikan adalah 5 ml yang mengandung 120 mg parasetamol. Sedangkan pada anak berusia diatas 6 tahun, ia dapat diberikan dosis 5 ml obat yang mengandung 250 mg parasetamol. Instruksi pemberian dosis dapat dilihat di bungkus obat.

 

Pastikan untuk memberikan jeda waktu selama enam jam di antara dua kali pemberian parasetamol pada anak. Namun, apabila anak mengalami nyeri hebat, anak diperbolehkan untuk menerima parasetamol lagi setelah empat jam pemberian sebelumnya.

 

Umumnya, parasetamol tidak memberikan efek samping berbahaya pada anak. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada anak, segeralah menghubungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

 

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

 

 

Referensi:

  1. Paracetamol for adults [internet]. London: National Health Services; [cited: 2021 Apr 01].
  2. Paracetamol for children (including Calpol) [internet]. London: National Health Services; [cited: 2021 Apr 01].
  3. Stewart J. Paracetamol [internet]. United States: Drugs.com; [updated: 2021 Feb 16; cited: 2021 Apr 01].
Tag :
Bagikan artikel ini