Mengenal Kolesterol: HDL dan LDL

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 21 Apr 2021

Bagikan

Ada dua tipe kolesterol utama, yakni high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL). Lipoprotein sendiri tersusun atas lemak dan protein dan berfungsi sebagai transportasi untuk mengangkut kolesterol di dalam tubuh.

Dokter jantung kerap menerima pertanyaan ini: apa bedanya kolesterol HDL dan LDL? Perbedaannya sangat penting untuk diketahui.

Apa fungsi kolesterol HDL?

HDL berperan dalam pengangkutan kolesterol dari seluruh tubuh ke dalam hati. Karena itu, HDL dapat mencegah pembentukan plak di pembuluh darah, melindungi arteri, dan melindungi diri dari ancaman penyakit jantung serta pembuluh darah (seperti aterosklerosis).

Akibat fungsinya, HDL sering dianggap sebagai kolesterol baik. Semakin tinggi kadar HDL

dalam tubuh, semakin baik. Angka ideal HDL dalam tubuh adalah > 55 mg/dL untuk wanita dan

> 45 mg/dL bagi pria. Semakin tinggi angka HDL, semakin rendah risiko penyakit jantung,

pembuluh darah, dan stroke.

Bagaimana meningkatkan kolesterol HDL?

Meskipun HDL umumnya ditentukan oleh faktor genetik, ada tiga cara utama untuk

meningkatkan HDL:

1. Berhenti merokok;

2. Membiasakan diet yang baik untuk kesehatan jantung, seperti rendah lemak dan tinggi

serat;

3. Aktivitas fisik aerobik juga memiliki efek yang baik untuk HDL. Jika ada kesulitan dalam

berolahraga, carilah teman untuk menemani dan memberikan motivasi untuk terus

bergerak dan aktif.

Saat ini, beberapa obat-obatan juga dapat meningkatkan kadar HDL. Namun, semua

pengobatan perlu didiskusikan lebih lanjut dengan dokter sebelum dikonsumsi.

Apa fungsi kolesterol LDL?

LDL dicap sebagai kolesterol jahat. LDL mengangkut kolesterol menuju pembuluh darah

arteri—menyebabkan adanya penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah dan dapat

menimbulkan plak (aterosklerosis). Adanya plak ini dapat menurunkan aliran darah ke otot

jantung (penyakit jantung koroner), otot di kaki (penyakit jantung perifer), atau sumbatan arteri

tiba-tiba di otak atau jantung, menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Karena meninjau fungsinya, kadar LDL yang lebih sedikit akna lebih baik untuk kesehatan.

Tujuan yang baik adalah < 130 mg/dL. Jika Anda pernah mengecek dan merasa kolesterol

tinggi, diskusikan target-target kadar kolesterol dengan dokter Anda.

Bagaimana menurunkan kolesterol LDL?

Perubahan gaya hidup dan asupan makanan merupakan dua cara utama dalam mencegah

atau menurunkan kadar kolesterol LDL. Percobaan diet yang rendah lemak, aktivitas fisik

aerobic yang teratur, menjaga berat badan ideal, dan mengecilkan lingkar pinggang secara

bertahap merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk menurunkan LDL. Merancang

timeline bersama dokter Anda dengan angka LDL yang dituju juga sangat baik.

Apabila perubahan gaya hidup tersebut masih dinilai kurang cukup, dokter dapat meresepkan

beberapa obat-obatan yang dapat menurunkan kolesterol, seperti statin. Jika Anda

mempertimbangkan obat-obatan herbal, beri tahu dokter Anda sebelum mengonsumsinya.

Pada beberapa kasus yang jarang, LDL tinggi merupakan kondisi genetik yang diturunkan di

dalam garis keluarga. Kondisi ini disebut hiperkolestrolemia keluarga (tingginya kolesterol

dalam darah yang berjalan di keluarga) yang disebabkan oleh adanya mutasi genetik yang

menurunkan kemampuan hati untuk membantu membereskan kolesterol yang berlebih.

Fenomena tersebut dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke, di usia muda sekalipun.


Tentunya, memiliki pengetahuan dan wawasan seputar kolesterol adalah langkah pertama.

Apabila Anda belum mengetahui kolesterol Anda saat ini, segera lakukan uji darah. Hasil tesnya

akan menjadi titik permulaan dalam perubahan kadar kolesterol jika diinginkan.

Selama menunggu hasil tes dan menjalankan pemeriksaan lainnya, praktikkan gaya hidup yang

sehat dan peduli kesehatan jantung. Lakukanlah bersama teman atau keluarga Anda—tidak

ada waktu terlambat untuk mencegah penyakit jantung!


Referensi

Bhatt A. Cholesterol: Understanding HDL vs LDL [Internet]. US: Harvard Health Publishing;

2018 Apr [cited 2021 Feb]. Available from: health.harvard.edu/blog/understanding-cholesterol-

hdl-vs-ldl-2018041213608

Bagikan artikel ini