Kesehatan Wanita
Hiperemis adalah mual dan muntah yang menjadi sebuah gejala wajar di kehamilan trimester I. Mual yang terjadi biasanya pada pagi hari, tetapi ada juga yang muncul saat malam hari bahkan setiap saat. Gejala ini terjadi enam minggu sesudah hari pertama haid berakhir, yang berlangsung selama lebih kurang sepuluh minggu. Mual yang dirasakan ini diakibatkan karena kadar hormon estrogen dan Human Chorioniic Gonadrotropin atau HCG pada serum yang meningkat. Muntah dan mual itu sendiri adalah gangguan yang sering kali ditemukan pada usia kehamilan muda. Wanita hamil akan memuntahkan semua apa yang ia konsumsi, sampai berat badannya mengalami penurunan, diuresis yang berkurang, turgor kulit yang berkurang, serta muncul asetonuri. Kondisi ini dapat disebut sebagai hiperemis gravidarium.
Disebutkan bahwa ibu hamil yang mengalami hiperemis adalah sampai dengan 80 persen serta perkiraan ada sekitar 5 persen, yang membutuhkan penanganan guna koreksi ketidaksamaan elektrolit. Tak hanya itu, penanganan juga dibutuhkan untuk mengganti cairan. Ibu hamil mengalami mual juga bisa terjadi karena adanya perubahan pada indera penciuman, serta indera perasaan di awal kehamilan. Hiperemis adalah vomitus yang tidak terkendali pada masa kehamilan, yang mana mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan nutrisi, dehidrasi, dan juga menurunnya berat badan. Kondisi ini terjadi 3.5 dalam 1000 kelahiran, meskipun begitu kasus seperti ini kebanyakan hilang seiring dengan berjalannya waktu. Sedangkan satu dari 1000 wanita hamil, biasanya akan menjalani rawat inap.
Disebutkan bahwa hiperemis adalah kondisi yang biasanya akan hilang dengan sendirinya atau bisa disebut sebagai self limiting. Namun, meski begitu penyembuhan berjalan lebih lambat, lalu relaps juga biasa terjadi. Sering terjadi pada pagi hari, kondisi ini juga biasa disebut sebagai morning sickness. Keluhan muntah dan mual yang terjadi ini tergolong ringan sampai sedang. Namun, bisa juga keluhan muntah dan mual yang sangat parah atau hebat jadi, diperlukan perawatan rumah sakit.
Namun, sebenarnya hormon HCG yang meningkat tidak secara langsung jadi penyebab hiperemis. Hormon ini berpengaruh secara tidak langsung, ini karena HCG bisa menstimulasi reseptor thyroid stimulating hormone, yang mengakibatkan kondisi yang disebut hipertiroidisme transien di masa awal kehamilan. Studi menghasilkan bahwa banyak wanita hamil yang pada kenyataannya mempunyai kadar tiroksin yang tinggi dan juga TSH yang rendah. Kondisi ini akan kembali menjadi normal saat usia kehamilan telah mencapai pertengahan trimester kedua, tanpa memerlukan terapi antitiroid. Estrogen menjadi hormon lainnya yang berpengaruh terjadinya hiperemis, dengan catatan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya. Hal ini karena pengaruh estrogen pada hiperemis ada juga studi yang menyatakan bahwa itu tidak ada.
Banyak penyebab lainnya dari hiperemis adalah seperti diabetes, riwayat kehamilan, diet ketat, gastrointestinal, asma, dan juga alergi yang lainnya. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa wanita dengan kehamilan pertama, wanita dengan riwayat intoleransi pada kontrasepsi oral, wanita dengan kehamilan multiple, serta wanita yang mengandung janin perempuan maka lebih rentan untuk alami hiperemis. Ada beberapa penatalaksanaan atau tindakan dalam kondisi seperti hiperemis, yakni seperti menentukan apakah dehidrasi terjadi atau tidak, melakukan rehidrasi bila dehidrasi terjadi, dan meminimalkan efek atau dampak fetal karena muntah dan mual atau juga karena pengobatannya. Tak hanya itu, penatalaksanaan juga dengan mengurangi gejala misalnya mengubah diet dan lingkungannya. Lalu memulai obat melalui pendekatan yang baik dan bijak. Mencegah terjadinya komplikasi serius dari muntah yang persisten, juga termasuk kedalamnya adalah gangguan elektrolit, kekurangan nutrisi, serta berat badan yang terus menurun dengan ekstrem.
Diagnosis dari kondisi hiperemis adalah didasari dari riwayat muntah dan mual, yakni dari anamnesisis yang mana bisa diukur tingkat parahnya melalui skor dan juga pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang juga bisa dilakukan, seperti pemeriksaan laboratorium serta USG. Keduanya bisa dilakukan untuk memastikan kesehatan janin yang dikandung ibu, serta menentukan apa yang menjadi penyebab terjadinya hiperemis gravidarium pada ibu.
Penting untuk ibu hamil selalu mengecek kondisi kesehatannya, jika mengalami gejala yang dirasa tidak biasa tak perlu ragu untuk konsultasi dengan dokter ahli.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Bunda Perlu Tahu, Ini Dia Hormon hCG, Si Pendeteksi Kehamilan
Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!
Mulai dari IDR 300.000
Scribd.com
International journal of women’s health
Emedicine.medscape.com
Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!
Mulai dari IDR 300.000
Anda mungkin juga tertarik