Kenali Penyakit Asam Lambung

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 19 Apr 2021

Bagikan

Penyakit asam lambung atau dikenal juga dengan maag merupakan penyakit yang cukup sering dijumpai sehari-hari. Penyakit asam lambung ini cukup mengganggu kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Cukup banyak faktor yang mempengaruhi asam lambung ini. Mari simak untuk penjelasan selengkapnya.

 

Apa itu penyakit asam lambung?

Penyakit asam lambung (dalam bahasa medis disebut dispepsia) memiliki 3 ciri utama, yaitu nyeri atau rasa terbakar pada daerah ulu hati, rasa begah setelah makan, serta ketidakmampuan menghabiskan makan pada porsi biasa. Selain 3 tanda utama, gejala lain yang mungkin dialami adalah mual muntah, kehilangan napsu makan, hingga rasa keram pada perut.

 

Mengapa penyakit asam lambung dapat terjadi?

Mekanisme penyakit asam lambung belum sepenuhnya diketahui karena proses penyebabnya sangat kompleks. Namun, beberapa mekanisme penyebab diketahui berdampak pada penyakit asam lambung, yaitu penyakit GERD, menurunnya kecepatan pengosongan lambung, dan peningkatan sensitivitas pada sistem saraf. 

 

Gaya hidup dan jenis makanan

Kebiasaan makan yang tidak teratur merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit asam lambung. Oleh karena itu, bagi kamu yang pernah memiliki riwayat penyakit ini, sangat dianjurkan untuk makan secara teratur dengan membagi porsi makan lebih sedikit namun meningkatkan frekuensi makan.

 

Selain kebiasaan makan yang tidak teratur, psikologis ternyata juga dapat menyebabkan penyakit asam lambung. Terdapat istilah “gut brain axis” yaitu hubungan usus dengan otak. Artinya, otak dan sistem pencernaan dapat saling mempengaruhi. Keadaan psikologis yang kurang baik seperti dalam keadaan stres dapat menyebabkan penyakit asam lambung.

 

Makanan yang memicu asam lambung

Beberapa jenis makanan dapat memicu penyakit asam lambung. Makanan atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh, dapat meningkatkan pengeluaran asam lambung yang tentu akan memperparah penyakit asam lambung ini. Selain itu, konsumsi makanan-makanan pedas seperti lada dan cabai juga dapat menyebabkan penyakit asam lambung.

 

Makanan berlemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna dalam lambung sehingga asam lambung yang digunakan pun juga meningkat. Oleh karena itu, makanan berlemak dapat memicu penyakit asam lambung. 

 

FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides and polyols), atau yang dikenal dengan karbohidrat rantai pendek juga dapat menyebabkan penyakit asam lambung. Contoh dari makanan FODMAP adalah gandum, buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, dan sebagainya.

 

Makanan dengan manfaat pada asam lambung

Di samping makanan-makanan yang dapat menyebabkan asam lambung. Terdapat makanan yang berguna sebagai obat asam lambung, yaitu dapat mengurangi gejala asam lambung ini. Kacang almond diketahui dapat meningkatkan kemampuan pengosongan lambung. Jahe, meskipun memiliki rasa yang agak pedas ternyata justru dapat mengurangi gejala asam lambung loh. Jahe memiliki manfaat yang serupa dengan kacang almond. 

 

Pengobatan penyakit asam lambung

Cukup banyak obat-obat asam lambung yang beredar. Namun, obat-obatan asam lambung cukup beragam. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan obat yang cocok jika kamu sering mengalami penyakit asam lambung. Dokter juga mungkin akan memberikan obat anti depresi apabila asam lambung yang kamu alami disebabkan oleh kondisi stres.

 

Selain menggunakan obat-obatan, ketahuilah penyebab asam lambung yang kamu alami. Biasanya, penyakit asam lambung ini cukup kambuhan. Amati faktor apa yang menyebabkan asam lambung kamu.

 

Perbaiki gaya hidup dengan makan secara teratur serta menghindari makanan pemicu penyakit asam lambung saat kamu mulai merasakan gejalanya. Selain itu, tenangkan diri dan kontrol emosi agar tidak menyebabkan stres yang dapat menyebabkan asam lambung juga.

 

Referensi

Talley NJ, Goodsall T, Potter M. Functional dyspepsia. Aust Prescr. 2017 Dec; 40(6): 209–213.

Wang YP, Herndon CC, Lu CL. Non-pharmacological Approach in the Management of Functional Dyspepsia. J Neurogastroenterol Motil. 2020 Jan; 26(1): 6–15.

Pesce M, Cargiolli M, Cassarano S, Polese B, Conno BD, Aurino L, et al. Diet and functional dyspepsia: Clinical correlates and therapeutic perspectives. World J Gastroenterol. 2020 Feb 7; 26(5): 456–465.

Bagikan artikel ini