Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sering kali dijadikan ajang oleh umat muslim untuk mengejar pahala sebanyak-banyaknya. Selain pahala, terdapat keutamaan lain yang juga dikejar, yakni lailatul qadar.
Lailatul qadar merupakan malam ketika Al-Qur'an diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah. Dalam QS Al Qadr ayat ke-2, Allah swt. berfirman:
لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَهۡرٍؕ
“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”
Ayat tersebut ditafsirkan menjadi pahala yang didapatkan saat beribadah di malam lailatul qadar akan sama dengan pahala beribadah selama seribu bulan.
Nabi Muhammad SAW. senantiasa meningkatkan ibadah pada hari-hari terakhir. Dalam Hadis Riwayat Muslim, diriwayatkan oleh istri Rasulullah SAW., Aisyah R.A., "Pada 10 terakhir bulan Ramadan Rasulullah SAW. lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya."
Hadis tersebut juga didukung oleh riwayat Bukhari yang didapatkan dari Aisyah R.A. yang menyebutkan, “Ketika memasuki 10 akhir bulan Ramadan, Nabi mengencangkan sarung, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah." (H.R. al-Bukhari)
Apa yang harus dilakukan selama 10 hari terakhir bulan Ramadan?
Ibadah yang dapat dilakukan selama 10 hari terakhir bulan Ramadan meliputi:
1. Memperbanyak tadarus atau membaca Al-Qur'an
Lailatul qadar merupakan malam dengan penuh keistimewaan karena malam tersebut adalah waktu Al-Qur'an diturunkan. Oleh karena itu, kebiasaan membaca Al-Qur'an perlu ditingkatkan selama 10 hari terakhir.
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi r.a., Rasulullah SAW. bersabda, "Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur'an.” (H.R. al-Baihaqi).
Nabi Muhammad SAW. pun sering kali dijumpai sedang membaca Al-Qur'an selama bulan Ramadan. Mengupayakan untuk membaca Al-Qur'an sampai khatam juga dapat kamu lakukan agar semakin giat mengaji.
2. Membangunkan anggota keluarga untuk melaksanakan salat malam
Selama 10 hari terakhir bulan Ramadan, Muhammad SAW. terbiasa membangunkan keluarganya untuk salat malam. Rasulullah SAW. membangunkan mereka untuk menunaikan ibadah salat malam, terutama pada malam-malam ganjil. Abu Dzar r.a. meriwayatkan, “Rasulullah SAW. beserta keluarganya bangun (untuk beribadah) pada malam ke-23, 25, 27, dan khususnya pada malam ke-29.”
3. Mengerjakan salat malam
Malam Ramadan belum lengkap tanpa mendirikan salat malam, atau yang juga sering disebut qiyamul lail. Rasulullah SAW. kerap mendirikan salat tahajud di malam Ramadan, terutama 10 malam terakhir.
Aisyah turut menyebutkan dalam hadis lainnya, “Aku selalu menyaksikan beliau beribadah selama Ramadan hingga menjelang subuh.”
Setelah salat isya, kamu dapat mendirikan salat tarawih. Jika berniat mengerjakan salat tahajud pada sepertiga malam terakhir, kamu perlu menunda salat witir. Hal ini disebabkan oleh tidak ada dua witir dalam satu malam, sesuai sabda Rasulullah SAW.
Salat witir adalah salat penutup. Oleh karena itu, urutannya adalah salat tarawih selepas isya, salat tahajud, dan salat witir.
Ibadah salat malam ini juga dapat dilakukan dengan melakukan itikaf di masjid. Itikaf sering dilakukan pada 10 malam terakhir Ramadan untuk meningkatkan intensitas ibadah.
Pada umumnya, selain menunaikan salat malam, kamu juga dapat melantunkan ayat suci Al-Qur'an selama itikaf.
4. Memperbanyak Sedekah
Saat Ramadan tiba, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. sangatlah dermawan dan bahkan digambarkan “lebih dermawan dibandingkan angin yang ditiupkan”. Terdapat banyak cara untuk bersedekah dan menyucikan harta, seperti memberikan bantuan finansial kepada sanak saudara (keluarga) maupun tetangga dan kerabat.
Menyumbang ke lembaga donasi ataupun kaum yang membutuhkan di luar ibadah zakat juga dapat kamu lakukan.
Anda mungkin juga tertarik