Hadits tentang Puasa Syawal, Kenali Keutamaan dan Niatnya!

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 23 Apr 2021

Bagikan

Setelah Ramadhan usai, kerinduan seringkali menetap di dalam hati umat Muslim. Kebiasaan melakukan ibadah puasa setiap harinya selama 30 hari dan mengejar keutamaan Ramadhan pasti akan menjadi sesuatu yang akan dirindukan. Apalagi, larangan mudik pada tahun ini akibat pandemi Covid-19 membuat perayaan lebaran tidak semeriah biasanya. 


Jika kamu kangen dan telah terbiasa berpuasa selama Ramadhan, lakukan puasa di bulan Syawal, yuk!

Apa itu puasa Syawal?

Puasa Syawal merupakan ibadah sunnah yang dijalankan oleh Rasulullah saw. untuk berpuasa enam hari pada bulan Syawal. 


Ibadah ini tercatut dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari r.a. Rasulullah saw. bersabda, 

 عنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan, kemudian ia menambahkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa sepanjang waktu (satu tahun).” (H.R. Muslim, Abu Dawud At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).


Hadits tersebut disampaikan oleh banyak ulama hadits; dan kualitas dari hadits tersebut adalah shahih. Dari segi keilmuan hadits dan pandangan ulama fikih, hadits tersebut dapat diamalkan dan dipercaya.


Puasa Syawal juga diriwayatkan oleh bekas budak Rasulullah saw., Tsauban r.a. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka seakan-akan ia berpuasa setahun penuh. Dan barangsiapa berbuat satu kebajikan, maka ia akan mendapat sepuluh pahala yang semisal.” (H.R. Ibnu Majah dan Ahmad)


Menurut dua hadits di atas, puasa selama enam hari di bulan Syawal setelah puasa Ramadhan akan dihitung seakan-akan ia berpuasa selama setahun penuh. Bayangkan pahala yang bisa kita dapat dengan hanya menambah puasa selama enam hari! 


Waktu enam hari ini pun fleksibel, sejak hari setelah hari raya Idul Fitri sampai hari terakhir di bulan Syawal. Namun, sebaiknya kamu tidak berpuasa khusus di hari Jumat tanpa puasa di hari Kamis dan Sabtu; karena hal ini dianggap makruh oleh salah satu hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. 


Bagaimana niat menjalankan puasa Syawal?

Berikut adalah niat puasa Syawal yang dapat kamu baca malam sebelum hari berpuasa:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. 

“Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.


Jika kamu mendadak ingin berpuasa Syawal dan belum makan, minum, ataupun melakukan hal yang membatalkan puasa sejak adzan Subuh, kamu dapat melafalkan niat puasa Syawal di bawah ini:

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”


Apakah harus mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan terlebih dahulu sebelum berpuasa Syawal?

Bagi kamu yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, iya. Kamu perlu mengganti/meng-qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu agar kamu bisa memperoleh pahala puasa Syawal, yakni puasa setahun penuh.


Menurut Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah, “Siapa yang mempunyai kewajiban qadha puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qadha-nya di bulan Syawal. Hal ini membuat kewajiban seorang Muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qadha itu lebih utama dari puasa enam hari di bulan Syawal.”


Wah, yuk bayar dahulu utang puasanya sebelum berpuasa enam hari di bulan Syawal, ya!

Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.

Bagikan artikel ini