Anda dapat mengatasi beragam jenis infeksi bakteri dengan menggunakan obat ciprofloxacin. Obat ini memiliki kandungan HCl yang mana bekerja dengan cara menghentikan tumbuhnya bakteri. Maka dari itu, obat ini bukanlah digunakan untuk obati infeksi yang diakibatkan virus seperti flu atau batuk pilek biasa (common cold). Jenis-jenis infeksi bakteri yang bisa diobati menggunakan obat ini yakni infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan, infeksi menular seksual, diare, antraks, serta infeksi lainnya pada area tulang, kulit, mata, perut, dan sendi.
Beberapa merek dagang obat yakni Cifloxan, Meflosin, Interflox, Bernoflox, Bimaflox, Kirafox, Cylowam, Ciflos, Phaproxin, Ciproxin, Tequinol, Quinobiotic, Baquinor Forte, Bufacipro, Ciprofloxacin HCl. Obat ini dapat digunakan oleh dewasa serta anak-anak yang berusia satu tahun ke atas. Obat ciprofloxacin memiliki beberapa bentuk yakni tetes mata, cairan infus, kapsul, dan tablet.
Jika Anda akan mengonsumsi ciprofloxacin, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Hindari minuman yang memiliki kandungan kafein ketika Anda menggunakan ciprofloxacin. Hal ini karena bisa menyebabkan efek samping seperti sulit tidur, jantung berdebar, serta gangguan kecemasan.
Berhati-hatilah serta hubungi dokter apabila Anda menderita gangguan tulang dan sendi, gangguan jantung, gangguan mental, gangguan saraf, myasthenia gravis, serta hipokalemia.
Secepatnya hubungi dokter apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis sesudah penggunaan ciprofloxacin.
Penggunaan obat ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati terutama pada lansia, sebab dapat meningkatkan risiko gangguan jantung serta rusaknya pembuluh darah.
Obat ini bisa mengakibatkan mengantuk atau pusing sehingga Anda sebaiknya menghindari kegiatan yang memerlukan fokus. Misalnya adalah seperti mengoperasikan mesin dan mengendarai kendaraan.
Hubungi dokter apabila Anda mempunyai riwayat diabetes, cedera kepala, penyakit ginjal, kejang, hipertensi, dan penyakit liver.
Ciprofloxacin bisa menghambat efektivitas tertentu seperti vaksin tifoid, oleh karena itu segera beritahukan dokter apabila Anda memiliki rencana untuk melakukan vaksinasi.
Obat ciprofloxacin ini bisa mengakibatkan efek samping ringan yakni seperti vagina terasa gatal, sakit maag, keputihan, diare, mual dan muntah, sulit tidur, dan sakit kepala. Penggunaan obat ini juga bisa mengakibatkan efek samping seperti mata dan kulit yang berwarna, sakit kepala hebat, ruam kulit, jantung berdebar, sulit buang air besar, dan sakit maag hebat. Walau jarang terjadi, efek samping yang diakibatkan penggunaan ciprofloxacin bersifat serius dan tidak dapat dianggap sepele. Sehingga, sudah seharusnya ditangani dengan cepat dan tepat. Apabila Anda mengalami gejala seperti reaksi alergi obat berupa sesak napas, pembengkakan di bagian wajah, tungkai, dan lengan segera hubungi dokter. Selain itu, hentikan juga penggunaan obat ciprofloxacin ini bila Anda mengalami perubahan perilaku, adanya gejala hipoglikemia, serta gangguan saraf.
Dibawah ini adalah beberapa interaksi yang bisa terjadi apabila menggunakan ciprofloxacin bersamaan dengan obat lain.
Efek samping methotrexate, ropinirole, clozapine, warfarin, phenytoin, serta vitamin K yang meningkat.
Efek samping obat ini akan meningkat bila digunakan bersamaan ciclosporin dan probenecid.
Risiko epilepsi dan serangan jantung akan meningkat bila digunakan bersamaan teofilin.
Bila dikonsumsi bersama antibiotik makrolid, obat antiartimia, obat antipsikotik, dan cisapride maka akan meningkatkan risiko gangguan jantung.
Risiko serangan jantung dan epilepsi akan meningkat bila digunakan bersama teofilin.
Bila diberikan bersamaan dengan obat penenang akan meningkatkan risiko hipotensi.
Perlu Anda ketahiui bahwa untuk menggunakan obat ini, haruslah disesuaikan dengan respons tubuh terhadap pengobatan serta kondisi penderita. Dimana penggunaannya akan berdasarkan kondisi seperti berikut ini:
Antraks
Infeksi kulit dan infeksi saluran pernapasan
Penyakit tipes
Prostatitis
Otitis eksterna
Infeksi ginjal
Cystic fibrosis
Infeksi tulang dan sendi
Radang panggul
Cystitis
Infeksi perut
Diare
Meningitis
Infeksi mata
Servisitis dan uretritis
Sangat penting untuk Anda memastikan bahwa obat ini dikonsumsi dengan baik dan benar. Dimana obat dikonsumsi dengan aturan pakai pada kemasan atau berdasarkan resep dan anjuran dokter. Anda dapat menghentikan segera penggunaan obat ciprofloxacin bila mengalami gejala hipoglikemia, perubahan perilaku, reaksi alergi obat, dan juga gangguan saraf. Perlu diingat bahwa jangan menggunakan obat ciprofloxacin tanpa izin dokter.
Memiliki pertanyaan? Anda bisa berkonsultasi lewat video call langsung dengan dokter terkait di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.
Baca juga: Inilah Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
National Institute of Health (2018). MedlinePlus. Ciprofloxacin Opthalmic.
Durbin, K. Drugs.com (2018). Ciprofloxacin.
Electronic Medicine Compendium (2019). Ciprofloxacin 500 mg Film-coated Tablets.
MIMS Indonesia (2019). Ciprofloxacin.
WebMD (2018). Ciprofloxacin Oral.
WebMD (2018). Ciprofloxacin Vial.
Unger, C. & Al-Jashaamir, L.S. (2016). Ciprofloxacin Exposure Leading to Fatal Hepatotocity: An Unusual Correlation. The American Journal of Case Reports, doi: 10.12659/AJCR.899080.
Adefurin, et al. (2011). Ciprofloxacin Safety in Paediatrics: A Systematic Review. Archives of Disease in Childhood, 96(9), pp. 874-880.
Antimicrobe. Ciprofloxacin.
BPOM RI (2019). Cek Produk BPOM. Ciprofloxacin.