Rumus dan Cara Menghitung BOR (Bed Occupancy Rate)

Ditinjau oleh dr. Juliana Ng • 30 Apr 2025

Bagikan

Rumus dan Cara Menghitung BOR (Bed Occupancy Rate)

BOR (Bed Occupancy Rate) adalah indikator penting manajemen rumah sakit yang mengukur tingkat pemanfaatan tempat tidur rawat inap. Pelajari rumus cara perhitungan BOR, komponen penting, studi kasus, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan interpretasi hasilnya untuk meningkatkan efisiensi rumah sakit.

Rumah sakit, sebagai organisasi yang kompleks, memerlukan serangkaian indikator kinerja untuk memastikan bahwa pelayanan yang diberikan tidak hanya efektif tetapi juga efisien. Penggunaan indikator kinerja ini menjadi fondasi bagi manajemen dalam membuat keputusan yang strategis dan operasional. Dengan adanya data yang terukur, rumah sakit dapat lebih memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, pemahaman dan pemanfaatan indikator kinerja merupakan aspek krusial dalam pengelolaan rumah sakit yang profesional.

Salah satu indikator kinerja utama yang memegang peranan penting dalam manajemen rumah sakit adalah Bed Occupancy Rate (BOR). Indikator ini secara sederhana mengukur tingkat pemanfaatan tempat tidur rawat inap yang tersedia dalam suatu periode waktu tertentu. BOR menjadi penting karena memberikan gambaran tentang seberapa efisien rumah sakit menggunakan sumber daya tempat tidurnya. 

Tingkat BOR yang optimal mengindikasikan bahwa rumah sakit mampu melayani pasien yang membutuhkan perawatan rawat inap secara efektif, sekaligus menghindari pemborosan sumber daya akibat tempat tidur yang tidak terpakai. Lebih jauh lagi, BOR dapat menjadi tolok ukur potensi pengembangan rumah sakit di masa depan, misalnya, apakah perlu penambahan fasilitas atau justru optimalisasi yang sudah ada. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai rumus dan cara menghitung BOR, mengulas mengapa indikator ini begitu penting, mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, serta bagaimana cara menginterpretasikan hasil perhitungannya.

Memahami Konsep Dasar Bed Occupancy Rate (BOR)

Untuk memahami lebih lanjut mengenai BOR, penting untuk meninjau definisi dari berbagai sumber terpercaya. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) pada tahun 2005, BOR didefinisikan sebagai persentase pemakaian tempat tidur pada suatu satuan waktu tertentu. Definisi ini menekankan bahwa BOR adalah ukuran relatif yang menggambarkan seberapa banyak tempat tidur yang terisi dibandingkan dengan total tempat tidur yang tersedia dalam periode waktu yang ditentukan. 

Sementara itu, Huffman pada tahun 1994 mendefinisikan BOR sebagai rasio antara jumlah hari pelayanan pasien dengan jumlah tempat tidur yang dikalikan dengan jumlah hari dalam periode yang sama. Definisi ini lebih menekankan pada komponen-komponen yang terlibat dalam perhitungan BOR. 

Dari perspektif industri, AIDO, sebuah platform manajemen rumah sakit, mendefinisikan BOR sebagai persentase tingkat penggunaan tempat tidur pada satuan waktu di bangsal Unit Rawat Inap. Kesamaan dari berbagai definisi ini menggarisbawahi peran fundamental BOR sebagai ukuran utilisasi tempat tidur dalam periode waktu tertentu, yang menjadi landasan penting dalam manajemen layanan kesehatan. BOR bukan hanya sekadar angka, melainkan sebuah tolok ukur krusial yang memiliki berbagai implikasi dalam manajemen rumah sakit. 

Pertama, BOR secara langsung menggambarkan tingkat pemanfaatan sumber daya utama rumah sakit, yaitu tempat tidur. Dengan mengetahui tingkat BOR, manajemen dapat mengevaluasi apakah investasi pada fasilitas tempat tidur telah dimanfaatkan secara optimal. 

Kedua, informasi mengenai BOR sangat membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan strategis terkait kapasitas rumah sakit. Misalnya, jika BOR secara konsisten tinggi, ini mungkin mengindikasikan kebutuhan untuk menambah jumlah tempat tidur atau memperluas fasilitas. Sebaliknya, jika BOR rendah, rumah sakit perlu mengevaluasi penyebabnya dan mencari cara untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya yang ada. 

Ketiga, BOR merupakan salah satu parameter penting dalam Grafik Barber Johnson, sebuah alat analisis visual yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi rumah sakit dari sudut pandang ekonomi dan medis. Dalam grafik ini, BOR dianalisis bersama dengan indikator lain seperti Average Length of Stay (AVLOS), Turn Over Interval (TOI), dan Bed Turn Over (BTO) untuk memberikan gambaran yang lebih holistik tentang kinerja rumah sakit. 

Keempat, berbagai penelitian menunjukkan adanya korelasi antara BOR dengan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Tingkat BOR yang optimal dapat mencerminkan pelayanan yang baik dan responsif terhadap kebutuhan pasien, sehingga pada akhirnya berkontribusi pada kepuasan pasien.  

 

Rumus dan Komponen Penting dalam Perhitungan BOR

Perhitungan BOR didasarkan pada rumus standar yang berlaku secara umum di industri kesehatan. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode)) x 100%  

Selain rumus standar ini, terdapat juga formula alternatif yang pada dasarnya memiliki konsep yang sama. Salah satunya adalah:

BOR = (Total inpatient service days in a period / Total bed count days in the period) x 100%  

AIDO juga menggunakan formula yang serupa, yaitu:

BOR = [hari perawatan / (jumlah tempat tidur x periode tersebut)] x 100% atau dapat disingkat menjadi BOR = f / (a x h)  

Meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam penulisan notasi, inti dari semua formula ini adalah perbandingan antara jumlah hari pasien dirawat dengan total hari tempat tidur yang tersedia, yang kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase.

Untuk memahami rumus BOR secara lebih mendalam, penting untuk mengenali dan memahami setiap komponen yang terlibat dalam perhitungan:

  • Jumlah Hari Perawatan Rumah Sakit (Total Inpatient Service Days): Komponen ini merupakan total akumulasi hari rawat seluruh pasien yang tercatat selama periode waktu tertentu. Cara menghitungnya adalah dengan menjumlahkan lama rawat inap setiap pasien yang keluar (baik hidup maupun meninggal) selama periode yang dianalisis. Metode lain untuk menghitungnya, terutama untuk periode harian, adalah dengan menjumlahkan jumlah pasien yang masih dirawat pada pukul 24.00 ditambah dengan jumlah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama. Untuk mendapatkan total hari perawatan dalam periode yang lebih panjang (misalnya, bulanan atau tahunan), jumlah hari perawatan harian ini kemudian diakumulasikan. Istilah lain yang sering digunakan untuk komponen ini adalah "Jumlah Hari Rawat" atau "hari perawatan". Komponen ini pada dasarnya merefleksikan total permintaan terhadap layanan rawat inap, yang diukur dari total durasi pasien menggunakan tempat tidur. Perbedaan dalam metode perhitungan menggarisbawahi pentingnya praktik pengumpulan data yang konsisten untuk memastikan akurasi perhitungan BOR.  

  • Jumlah Tempat Tidur yang Tersedia (Total Bed Count): Komponen ini mengacu pada jumlah total tempat tidur yang tersedia dan siap digunakan di rumah sakit selama periode waktu perhitungan. Penting untuk dicatat bahwa jumlah tempat tidur ini dapat mengalami perubahan karena berbagai alasan, seperti adanya renovasi atau penyesuaian kapasitas. Dalam beberapa kasus, seperti yang disebutkan oleh Trustmedis, tempat tidur bayi dan tempat tidur tambahan yang disediakan karena kondisi darurat atau bencana dapat dihitung secara terpisah. Komponen ini merepresentasikan kapasitas atau ketersediaan tempat tidur rawat inap di rumah sakit. Kesadaran bahwa jumlah ini dapat berfluktuasi penting untuk mendapatkan perhitungan BOR yang akurat.  

  • Periode Waktu Perhitungan (Period): Komponen terakhir ini adalah jangka waktu di mana BOR dianalisis. Periode ini dapat bervariasi, mulai dari harian, bulanan, hingga tahunan, tergantung pada kebutuhan analisis. Saat melakukan perhitungan, perlu diperhatikan jumlah hari dalam periode tersebut. Misalnya, untuk perhitungan bulanan, jumlah hari akan berbeda tergantung pada bulannya (30 hari untuk Juni, 31 hari untuk Juli, dan seterusnya), dan untuk perhitungan tahunan, jumlah hari biasanya adalah 365 atau 366 untuk tahun kabisat. Pemilihan periode waktu perhitungan akan mempengaruhi nilai BOR yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk melakukan perbandingan yang bermakna dari waktu ke waktu, periode perhitungan yang konsisten harus digunakan.  

Langkah Demi Langkah: Cara Praktis Menghitung BOR

Menghitung BOR sebenarnya cukup sederhana jika kita memahami rumus dan komponen-komponennya. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang dapat diikuti:

  1. Tentukan periode waktu perhitungan. Misalnya, kita ingin menghitung BOR untuk satu bulan, katakanlah bulan Maret.  

  2. Hitung jumlah hari perawatan seluruh pasien selama periode tersebut. Untuk melakukan ini, kita perlu mencatat berapa lama setiap pasien dirawat selama bulan Maret, kemudian menjumlahkannya.  

  3. Tentukan jumlah tempat tidur yang tersedia selama periode tersebut. Ini adalah jumlah total tempat tidur rawat inap yang dioperasikan di rumah sakit selama bulan Maret. Jika ada perubahan jumlah tempat tidur selama periode tersebut (misalnya, karena penambahan atau pengurangan), kita perlu memperhitungkannya (akan dibahas lebih lanjut dalam studi kasus).  

  4. Kalikan jumlah tempat tidur dengan jumlah hari dalam periode tersebut untuk mendapatkan total hari tempat tidur tersedia. Jika kita menghitung untuk bulan Maret yang memiliki 31 hari dan rumah sakit memiliki 100 tempat tidur, maka total hari tempat tidur tersedia adalah 100 x 31 = 3100 hari.  

  5. Bagi jumlah hari perawatan (dari langkah 2) dengan total hari tempat tidur tersedia (dari langkah 4).

  6. Kalikan hasilnya dengan 100% untuk mendapatkan nilai BOR dalam persentase.  

 

Studi Kasus dan Contoh Perhitungan BOR dalam Berbagai Skenario

Untuk memberikan pemahaman yang lebih konkret, mari kita telaah beberapa contoh perhitungan BOR dalam berbagai skenario:

  • Contoh 1: Perhitungan BOR Bulanan di Rumah Sakit dengan Kapasitas Tetap. Misalkan Rumah Sakit "Sehat" memiliki kapasitas 100 tempat tidur rawat inap. Selama bulan Januari (31 hari), tercatat total 2500 hari perawatan pasien. Maka, perhitungan BOR untuk bulan Januari adalah sebagai berikut:

    BOR = (2500 / (100 x 31)) x 100% BOR = (2500 / 3100) x 100% BOR ≈ 0.8065 x 100% BOR ≈ 80.65%

    Contoh ini menunjukkan perhitungan BOR dasar ketika jumlah tempat tidur tetap selama periode perhitungan. Tingkat BOR sebesar 80.65% mengindikasikan bahwa sekitar 80.65% dari total hari tempat tidur yang tersedia di RS "Sehat" terisi oleh pasien selama bulan Januari.

  • Contoh 2: Perhitungan BOR dengan Perubahan Jumlah Tempat Tidur. Ambil contoh Rumah Sakit "Sembuh". Pada 15 hari pertama bulan Februari (total 28 hari), rumah sakit ini memiliki 50 tempat tidur. Kemudian, pada hari ke-16, rumah sakit menambah 10 tempat tidur lagi, sehingga menjadi 60 tempat tidur untuk 13 hari berikutnya. Total jumlah hari perawatan pasien selama bulan Februari adalah 1200 hari. Untuk menghitung BOR dalam kasus ini, kita perlu menghitung total hari tempat tidur tersedia dengan mempertimbangkan perubahan kapasitas:

    Total hari tempat tidur tersedia = (Jumlah tempat tidur periode 1 x Jumlah hari periode 1) + (Jumlah tempat tidur periode 2 x Jumlah hari periode 2) Total hari tempat tidur tersedia = (50 x 15) + (60 x 13) Total hari tempat tidur tersedia = 750 + 780 Total hari tempat tidur tersedia = 1530 hari

    Sekarang kita dapat menghitung BOR:

    BOR = (1200 / 1530) x 100% BOR ≈ 0.7843 x 100% BOR ≈ 78.43%

    Skenario ini menggambarkan bagaimana perubahan kapasitas tempat tidur selama periode perhitungan harus diperhitungkan untuk mendapatkan nilai BOR yang akurat.  

  • Contoh 3: Perbandingan BOR Antar Bangsal atau Unit. Manajemen rumah sakit seringkali tertarik untuk membandingkan tingkat pemanfaatan tempat tidur antar bangsal atau unit yang berbeda. Berikut adalah contoh data untuk tiga bangsal di sebuah rumah sakit selama bulan Maret (31 hari):

Nama Bangsal

Jumlah Tempat Tidur

Jumlah Hari Perawatan

BOR (%)

Bangsal A

30

700

75.27

Bangsal B

40

950

76.61

Bangsal C

25

680

87.61

 

Perhitungan untuk setiap bangsal adalah sebagai berikut:

 

*   **Bangsal A:** BOR = (700 / (30 x 31)) x 100% = (700 / 930) x 100% ≈ 75.27%

*   **Bangsal B:** BOR = (950 / (40 x 31)) x 100% = (950 / 1240) x 100% ≈ 76.61%

*   **Bangsal C:** BOR = (680 / (25 x 31)) x 100% = (680 / 775) x 100% ≈ 87.61%

 

Perbandingan BOR antar bangsal ini dapat memberikan wawasan berharga mengenai variasi dalam pemanfaatan tempat tidur dan membantu manajemen dalam mengidentifikasi area yang mungkin memerlukan perhatian lebih atau penyesuaian sumber daya.

 

Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Tingkat BOR Rumah Sakit

Tingkat BOR suatu rumah sakit tidaklah statis, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam rumah sakit (internal) maupun dari luar (eksternal). Memahami faktor-faktor ini penting bagi manajemen untuk melakukan analisis yang tepat dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Faktor Internal:

Jenis Layanan yang Ditawarkan: Rumah sakit yang menawarkan layanan spesialisasi tertentu mungkin memiliki tingkat BOR yang berbeda dibandingkan dengan rumah sakit umum. Ketersediaan layanan rawat jalan yang komprehensif juga dapat mempengaruhi kebutuhan akan rawat inap. Misalnya, rumah sakit dengan layanan rawat jalan yang kuat mungkin memiliki tingkat BOR yang lebih rendah karena banyak pasien dapat ditangani tanpa perlu dirawat inap.  

Efisiensi Operasional Rumah Sakit: Proses admisi dan discharge pasien yang cepat dan efisien dapat secara signifikan meningkatkan BOR. Manajemen jadwal operasi yang optimal dan penggunaan ruang perawatan yang efektif juga berperan penting. Penundaan yang tidak perlu dalam proses penerimaan atau pemulangan pasien dapat menyebabkan tempat tidur tidak terisi secara optimal.  

Ketersediaan Sumber Daya Manusia dan Fasilitas: Jumlah dan kompetensi tenaga medis dan paramedis, serta ketersediaan fasilitas penunjang medis seperti laboratorium dan radiologi, sangat mempengaruhi kemampuan rumah sakit untuk melayani pasien. Kekurangan staf atau fasilitas yang tidak memadai dapat menyebabkan rendahnya BOR karena rumah sakit tidak dapat menerima atau merawat pasien secara maksimal.  

 

Faktor Eksternal:

Musim Penyakit dan Tren Kesehatan Masyarakat: Peningkatan kasus penyakit tertentu yang bersifat musiman, seperti influenza atau demam berdarah saat musim hujan, dapat menyebabkan lonjakan kebutuhan rawat inap dan meningkatkan BOR. Perubahan tren kesehatan masyarakat dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi jenis dan frekuensi penyakit yang memerlukan rawat inap.  

Demografi dan Kebutuhan Pasien di Wilayah Tersebut: Jumlah penduduk, usia, tingkat kesehatan masyarakat, serta karakteristik sosio-ekonomi di sekitar rumah sakit akan mempengaruhi potensi jumlah pasien yang membutuhkan layanan rawat inap. Aksesibilitas ke rumah sakit dan preferensi masyarakat terhadap layanan kesehatan juga merupakan faktor penting.  

Kebijakan Kesehatan dan Regulasi Pemerintah: Kebijakan terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), regulasi tentang standar pelayanan dan rujukan pasien, serta perubahan status rumah sakit (misalnya, dari swasta menjadi publik) dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat BOR. Misalnya, kuota pasien JKN dapat membatasi jumlah pasien yang dapat dirawat inap, meskipun permintaan mungkin tinggi.  

 

Interpretasi Hasil Perhitungan BOR: Apa Maknanya?

Setelah menghitung BOR, langkah selanjutnya yang krusial adalah menginterpretasikan hasilnya. Interpretasi yang tepat akan membantu manajemen rumah sakit dalam memahami kinerja mereka dan mengambil tindakan yang sesuai.

Rentang Nilai BOR yang Ideal Menurut Standar: Terdapat beberapa standar yang digunakan sebagai acuan untuk menilai apakah tingkat BOR suatu rumah sakit sudah optimal. Departemen Kesehatan RI menetapkan rentang ideal BOR antara 60% hingga 85%. Sementara itu, standar Barber Johnson merekomendasikan rentang 70% hingga 80%. Beberapa sumber lain bahkan menyebutkan rentang ideal yang lebih tinggi, yaitu 85% hingga 90%. Perbedaan rentang ideal ini menunjukkan bahwa patokan yang tepat mungkin bervariasi tergantung pada konteks dan tujuan analisis rumah sakit.  

Implikasi Nilai BOR yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah:

BOR terlalu tinggi (di atas 85-90%): Tingkat BOR yang secara konsisten tinggi mengindikasikan pemanfaatan tempat tidur yang sangat tinggi. Meskipun pada satu sisi ini menunjukkan bahwa rumah sakit melayani banyak pasien, namun di sisi lain dapat menimbulkan beberapa masalah. Beban kerja staf medis dan paramedis dapat meningkat secara signifikan, yang berpotensi mempengaruhi kualitas pelayanan. Selain itu, rumah sakit mungkin terpaksa menolak pasien baru atau menunda pelayanan yang tidak bersifat gawat darurat karena keterbatasan tempat tidur. Tingkat hunian yang terlalu tinggi juga dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi nosokomial. Ibarat pasar yang terlalu ramai, rumah sakit dengan BOR sangat tinggi mungkin kehilangan kenyamanan dan efisiensi dalam memberikan pelayanan.  

BOR terlalu rendah (di bawah 60-70%): Tingkat BOR yang rendah secara konsisten menunjukkan bahwa rumah sakit kurang memanfaatkan fasilitas perawatan yang tersedia. Hal ini mengindikasikan adanya inefisiensi dalam penggunaan sumber daya, terutama investasi pada fasilitas tempat tidur. Selain itu, BOR yang rendah juga dapat berdampak negatif pada pendapatan rumah sakit karena semakin sedikit pasien yang dirawat inap. Seperti halnya pelabuhan yang sepi tanpa kapal, rumah sakit dengan BOR rendah mungkin menghadapi tantangan finansial dan operasional.  

BOR dalam rentang ideal: Tingkat BOR yang berada dalam rentang ideal menunjukkan adanya keseimbangan yang baik antara pemanfaatan dan ketersediaan tempat tidur. Rumah sakit dapat melayani pasien yang membutuhkan perawatan tanpa harus menolak pasien atau mengorbankan kualitas pelayanan. Selain itu, BOR yang optimal juga memberikan fleksibilitas bagi rumah sakit untuk menangani lonjakan pasien yang tidak terduga, misalnya pada saat terjadi wabah penyakit.  

 

BOR sebagai Alat Bantu Manajemen yang Esensial

Rumus dan cara menghitung Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan pengetahuan dasar yang esensial bagi setiap profesional di bidang manajemen rumah sakit. BOR bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari efisiensi, kualitas, dan potensi sebuah institusi pelayanan kesehatan. Dengan memahami rumus standar dan komponen-komponennya, rumah sakit dapat menghitung BOR secara akurat untuk berbagai periode waktu dan unit layanan. Analisis terhadap nilai BOR, terutama jika dibandingkan dengan standar ideal dan tren dari waktu ke waktu, memberikan wawasan yang berharga bagi manajemen. 

Tingkat BOR yang optimal menunjukkan keseimbangan antara kemampuan rumah sakit dalam melayani pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya. Sebaliknya, nilai BOR yang terlalu tinggi atau terlalu rendah mengindikasikan adanya tantangan atau peluang yang perlu ditindaklanjuti. Pemantauan dan analisis BOR secara berkala membantu manajemen dalam mengidentifikasi peluang perbaikan operasional, perencanaan kapasitas yang lebih baik, dan pada akhirnya, pengambilan keputusan yang lebih tepat. Ibarat nahkoda yang memantau kompas, manajemen rumah sakit perlu mengawasi BOR untuk memastikan arah yang tepat dalam pengelolaan sumber daya dan pencapaian tujuan organisasi.

 

Hubungi AIDO untuk Bantuan Lebih Lanjut

 

AIDO hadir sebagai solusi digitalisasi sistem informasi manajemen rumah sakit dan klinik Anda, termasuk integrasi yang mulus dengan sistem SatuSehat. Jika Anda memerlukan bantuan lebih lanjut dalam perhitungan, analisis, atau interpretasi Bed Occupancy Rate (BOR) serta digitalisasi sistem informasi manajemen secara menyeluruh, jangan ragu untuk menghubungi tim ahli kami di AIDO. Kami siap memberikan konsultasi dan solusi terbaik untuk meningkatkan efisiensi, kualitas layanan, dan kepatuhan terhadap regulasi kesehatan Anda.

 

Tag :
Bagikan artikel ini