Meningitis merupakan infeksi berupa pembengkakan pada meninges, membran pelapis otak dan persarafan tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, dan virus. Akan tetapi, penyebab utama dari meningitis adalah bakteri Neisseria meningitidis di mana prevalensi terbesar terjadi pada benua Afrika.
Transmisi N. meningitidis terjadi melalui saluran pernapasan berupa droplets atau sekresi saluran pernapasan. Merokok, bersin, batuk, dan kontak erat dengan pasien dapat meningkatkan risiko penularan. Setelah masuk, bakteri tinggal di saluran pernapasan, seperti tenggorokan, dan apabila infeksi berlanjut sampai sistem imun melemah membuat bakteri dapat masuk ke sirkulasi darah yang membawa bakteri ke otak.
Rata-rata masa inkubasi bakteri adalah 4 hari, tetapi berkisar antara 2 sampai 10 hari. Gejala paling umum adalah kaku leher, demam tinggi, kebingungan, pusing, dan muntah. Pada anak dapat terlihat gambaran pembengkakan fontanelles, celah antara tulang kranial bayi, yang khas akibat meningitis. Selain itu, gejala lain yang dapat menunjukkan keparahan pada infeksi meningitis adalah septicemia, infeksi sirkulasi darah, dengan karakteristik bercak pada kulit dan kolaps sirkulasi.
Vaksinasi untuk pencegahan meningitis telah tersedia selama lebih dari 40 tahun. Seiring berkembangnya waktu, perkembangan vaksin terus terjadi menyesuaikan dengan strain patogen. Terdapat tiga jenis vaksin meningitis:
Merupakan jenis vaksin yang digunakan saat terjadinya wabah, biasanya di Afrika. Vaksin jenis ini tidak efektif untuk anak berumur di bawah 2 tahun dan memberikan 3 tahun proteksi.
Merupakan jenis vaksin yang digunakan untuk pencegahan meningitis, seperti imunisasi rutin dan kampanye pencegahan. Vaksin berikut memberikan proteksi yang lebih lama dibandingkan vaksin lain, yaitu selama 5 tahun atau lebih. Vaksin konjugat mampu digunakan untuk anak 1 tahun.
Vaksin berikut merupakan vaksin yang biasa digunakan sebagai imunisasi dan vaksin untuk infeksi N. meningitidis kelompok B. Vaksin ini direkomendasikan untuk bayi umur 8 minggu sampai 12 bulan.
Vaksinasi meningitis disarankan untuk diberikan pada saat:
Anak berumur 11 sampai 12 tahun dengan memberikan vaksin booster umur 16 tahun.
Anak umur 13 sampai 18 tahun apabila anak belum divaksinasi sama sekali.
Dosis vaksinasi yang diberikan akan disesuaikan dengan umur anak, kondisi klinis, dan mereka vaksin. Beberapa vaksin dapat diberikan lebih dahulu, tepatnya saat anak berumur 8 minggu.
Selain anak, beberapa kelompok orang dewasa juga dapat diberikan vaksin meningitis. Kelompok orang dewasa tersebut yaitu:
Memiliki gangguan sistem imun yang bernama defisiensi komponen komplemen
Mengonsumsi obat supresi komplemen imun
Menderita HIV
Bekerja sebagai mikrobiologis yang rutin terekspos dengan N. meningitidis
Sering berkeliling dunia ke tempat dengan prevalensi meningitis tinggi
Oleh karena kondisi klinis, beberapa kelompok orang tidak disarankan untuk vaksinasi meningitis atau menunggu beberapa saat sebelum vaksinasi dilakukan. Kondisi tersebut adalah:
Kamu memiliki reaksi alergi parah: untuk menghindari reaksi alergi tersebut disarankan untuk memberitahukan mengenai alergi yang dimiliki atau memeriksa komposisi vaksin.
Sedang hamil atau menyusui: wanita hamil atau menyusui yang mendapat vaksinasi meningitis dapat meningkatkan risiko terkena meningitis. Meski begitu, konsultasi dokter disarankan untuk mengetahui rekomendasi lebih pasti.
Sedang sakit parah: vaksinasi lebih baik dilakukan saat kondisi tubuh sehat atau pulih dari penyakit.
Sebagian besar orang tidak mengalami efek samping vaksin setelah vaksinasi. Akan tetapi, terdapat beberapa efek samping yang mungkin dirasakan setelah vaksinasi, seperti demam ringan yang akan menghilang setelah beberapa hari.
Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.
Baca Juga: Hati-hati Cacat Seumur Hidup! Pelajari Penyakit Meningitis dan Cara Mencegahnya
Referensi:
https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/mening/public/index.html
https://kidshealth.org/en/parents/meningitis-vaccine.html
https://www.who.int/health-topics/meningitis#tab=tab_1
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/meningococcal-meningitis
Anda mungkin juga tertarik