Nama dagang: Anesfar, Dormicum, Fortanest, Hipnoz, Midacum, Midazola-Hameln, Sezolam, Sedacum, Miloz
Midazolam merupakan salah satu contoh obat premedikasi, yaitu obat yang digunakan sebelum tindakan medis, seperti operasi. Obat ini digunakan secara luas sebagai terapi tambahan obat anestesi umum dengan membantu mempertahankan efek hipnosis, anticemas, dan relaks selama tindakan operasi. Tidak hanya saat operasi, midazolam juga dapat digunakan sebagai obat sedasi untuk beberapa tindakan diagnosis yang bersifat invasif. Midazolam juga memiliki waktu kerja obat yang cepat sehingga bisa dipakai untuk menangani kejang akut dan status epileptikus (kondisi serangan kejang/epilepsi berulang) saat penggunaan obat lain tidak memungkinkan.
Golongan : Benzodiazepine
Kategori : Psikotropika, kelas obat hipnotis dan sedatif
Manfaat : Premedikasi tindakan medis, efek sedasi
Bentuk : Injeksi (ampul), sirop oral, larutan intranasal
Dikonsumsi oleh : Anak dan dewasa
Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki insomnia psikosis, depresi berat, kerusakan otak organik, lansia, ibu hamil dan menyusui serta pasien dengan gangguan hati. Jangan gunakan obat ini pada pasien yang akan mengemudi atau mengoperasikan alat-alat berbahaya dalam rentang satu hingga enam jam setelah pemberian obat.
Midazolam dibuang melalui ginjal, karena itulah diperlukan pemantauan ketat jika Midazolam diberikan pada pasien yang memiliki fungsi ginjal yang rendah, seperti pada pasien dengan penyakit ginjal dan lansia. Pemantauan kadar midazolam bisa dilakukan dengan mengukur kandungan obat dalam darah.
Saat konsultasi, penting untuk menyampaikan jenis alergi yang Anda miliki untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan setelah penggunaan obat. Midazolam juga bisa berinteraksi dengan obat lainnya, karena itu jangan lupa memberi tahu dokter mengenai obat rutin yang sedang Anda konsumsi.
Midazolam dapat diberikan melalui beberapa cara, yaitu injeksi intravena, injeksi intramuskuler, oral (obat minum), dan intranasal spray (semprot hidung). Dosis akan sangat bergantung pada sediaan obat yang digunakan. Berikut ini contoh dosis yang biasanya digunakan.
Premedikasi sebelum tindakan operasi
Sebelum operasi, midazolam bisa diberikan melalui injeksi intramuskuler.
Berikan dosis 0,07–0,1 mg/kgBB pada pasien dewasa dan 0,15-0,2 mg/kgBB pada pasien anak
Premedikasi sebelum tindakan diagnosis/interventif
Sebelum dilakukan tindakan diagnosis yang membutuhkan penggunaan alat ke dalam tubuh, seperti endoskopi dan artroskopi, dilakukan pemberian mildazolam melalui injeksi intravena
Berikan 2,5–5 mg, lalu lanjutkan dengan 1 mg mildazolam bila diperlukan
Induksi anestesi
Dewasa: 10-15 mg mildazolam yang dikombinasi dengan golongan narkotik (0,03-0,3 mg/kgBB/jam) secara intravena
Anak: 0,15-0,2 mg/kgBB mildazolam yang dikombinasikan dengan ketamine secara intramuskuler
Proses sedasi dalam unit perawatan intensif
Berikan dosis muat sebesar 0,03-0,3 mg/kgBB/jam, lalu berikan dosis penunjang sebesar 0,03-0,2 mg/kgBB/jam lewat infus intravena
Penggunaan intranasal spray (semprot hidung)
Lebih sering digunakan pada pasien anak
Untuk anak usia 1-5 bulan, direkomendasikan untuk menggunakan dosis 0,2mg/kgBB
Untuk anak berusia enam bulan atau lebih, direkomendasikan untuk menggunakan dosis 0,2-0,3 mg/kgBB
Terdapat beberapa cara penggunaan midazolam, yaitu injeksi intravena, injeksi intramuskuler, semprot intranasal, ataupun melalui oral. Setelah diberikan midazolam, Anda akan melalui masa pemantauan untuk memastikan obat dapat bekerja dengan baik.
Simpan midazolam pada suhu 25oC, jangan bekukan obat ini. Jauhkan obat dari jangkauan anak dan hewan peliharaan untuk mencegah kejadian tertelan atau keracunan.
Penyimpanan midazolam akan dilakukan oleh tenaga medis ataupun petugas farmasi.
Beberapa kondisi yang tidak boleh mendapatkan midazolam, antara lain bayi prematur, miastenia gravis, hipotensi, glaukoma sudut tertutup, dan pasien dengan syok.
Efek samping yang sering terjadi pada pasien yang diberikan midazolam, meliputi batuk, cegukan, mual, dan muntah. Obat ini juga dapat menyebabkan amnesia anterograde, kebingungan, kerusakan kognitif dan psikomotor serta rasa kantuk hebat pada lansia. Efek pada kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) jarang terjadi, namun penggunaan obat secara intravena yang terlalu cepat dapat menyebabkan gejala hipotensi dan meningkatnya denyut jantung (takikardia) pada beberapa orang.
Penggunaan midazolam dengan dosis yang lebih tinggi bisa berpotensi menekan pusat pernapasan. Jika digunakan jangka panjang, maka pasien bisa mengalami kehilangan memori yang hanya bisa pulih sebagian jika obat dihentikan. Pemberian midazolam pada ibu hamil sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kelainan dan kecacatan pada bayi.
Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Anda mungkin juga tertarik