Nama Dagang: Ostriol, Calcitriol
Calcitriol adalah vitamin D3 sintetis yang merupakan bentuk aktif dari vitamin D. Manusia umumnya mendapatkan asupan vitamin D secara cukup melalui paparan sinar matahari dan makanan yang difortifikasi, seperti produk olahan susu dan suplemen. Vitamin D hanya bisa digunakan tubuh setelah diubah menjadi bentuk aktif oleh hati dan ginjal. Karena itulah, calcitriol seringkali dikonsumsi oleh pasien dengan gangguan ginjal yang tidak dapat membuat bentuk aktif vitamin D dalam jumlah yang cukup. Selain itu, calcitriol juga digunakan untuk mengobati kelenjar paratiroid yang sangat aktif (hiperparatiroidisme), kekurangan kalsium pada pasien dengan kelenjar paratiroid yang kurang aktif (hipoparatiroidisme), dan juga penyakit tulang metabolik, di antaranya osteoporosis, osteodistrofi ginjal, dan rakitis.
Golongan : Obat metabolisme tulang, analog vitamin D
Kategori : Obat keras, kategori C bagi ibu hamil
Manfaat : Mengatasi kekurangan vitamin D
Bentuk : Kapsul, injeksi intravena
Dikonsumsi oleh : Penderita gangguan ginjal, hiperparatiroidisme, hipokalsemia, dan penderita penyakit tulang metabolik
Sebelum menggunakan calcitriol, informasikan pada dokter mengenai riwayat kesehatan Anda, terutama penyakit jantung (seperti irama jantung tak beraturan atau penyakit arteri koroner), gangguan ginjal, dan batu ginjal.
Apabila akan melakukan tindakan medis tertentu, beritahukan kalau Anda sedang mengonsumsi calcitriol. Tindakan bedah atau kondisi yang memerlukan beristirahat di tempat tidur dalam waktu lama dapat meningkatkan efek samping obat. Konsumsi calcitriol juga dapat memengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Keamanan calcitriol pada janin masih belum diketahui. Oleh karena itu, konsultasikan pada dokter apabila Anda sedang hamil atau berencana hamil sebelum mengonsumsi calcitriol. Calcitriol terdapat pada ASI sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu menyusui. Jangan berikan calcitriol pada anak-anak tanpa instruksi dari dokter.
Terdapat pola makan tertentu yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi calcitriol. Anda perlu banyak minum air untuk mencegah dehidrasi dan menghindari konsumsi alkohol. Selain itu, pastikan pola makan yang Anda jalani memenuhi kebutuhan kalsium tubuh. Diet yang disarankan dapat Anda bicarakan dengan dokter atau ahli gizi. Sebisa mungkin, jangan mengubah asupan kalsium dan vitamin D dalam pola makan Anda tanpa memberitahu dokter terlebih dahulu.
Obat-obatan tertentu dapat berinteraksi dengan calcitriol. Karena itulah, beritahu pada dokter mengenai obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk obat bebas, suplemen, dan obat-obatan herbal. Sebaiknya, hindari konsumsi suplemen vitamin dan mineral, kecuali jika dianjurkan oleh dokter.
Calcitriol tersedia dalam bentuk sediaan kapsul (0,25 μg dan 0,5 μg), sirup (1 μg/ml), dan larutan injeksi (1 μg/ml).
Dosis penggunaan calcitriol berbeda tergantung pada penyakit dan pertimbangan lainnya. Dosis yang dibutuhkan pada beberapa kondisi dengan sediaan kapsul, yaitu:
Osteoporosis setelah menopause: 0,25 μg, 2 kali sehari
Osteodistrofi ginjal: 0,25 μg per hari (dosis awal)
Hipoparatiroidisme: 0,25-0,75 μg per hari (untuk bayi dan anak usia 1-5 tahun)
Rakitis : 0,25 μg per hari, dikonsumsi pagi hari (dosis awal)
Dosis diberikan berdasarkan kondisi kesehatan dan respons Anda terhadap pengobatan. Dokter mungkin akan memulai dari dosis rendah dan ditingkatkan perlahan-lahan untuk mencari dosis yang paling sesuai. Ikuti anjuran dokter dan gunakan secara teratur untuk mendapatkan hasil terbaik. Agar tidak lupa, konsumsi obat pada waktu yang sama setiap harinya.
Calcitriol dapat diberikan melalui infus (intravena) atau mulut (oral). Pemberian secara intravena dilakukan dengan cara injeksi ke dalam pembuluh darah vena. Injeksi akan dilakukan oleh dokter atau perawat. Jika Anda perlu menggunakan calcitriol injeksi dalam jangka panjang, dokter atau perawat akan mengajari cara melakukannya sendiri. Jangan menggunakan obat apabila terdapat perubahan warna atau endapan partikel.
Calcitriol oral dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan. Pemberian bersama makanan dapat mengurangi ketidaknyamanan pada saluran cerna. Apabila Anda menggunakan obat dalam bentuk cairan, gunakan sendok atau alat pengukur dosis yang diberikan, bukan menggunakan sendok makan.
Beberapa obat-obatan terkait empedu, seperti kolestiramin dan orlistat, dapat mengurangi penyerapan vitamin D. Apabila Anda harus mengonsumsi calcitriol dengan obat-obatan tersebut, berilah jarak waktu antara konsumsi keduanya, setidaknya 2 jam atau lebih. Anda bisa menggunakan calcitriol sebelum tidur jika mengonsumsi obat empedu. Konsultasikan mengenai penjadwalan obat dengan dokter atau apoteker.
Jika Anda lupa mengonsumsi calcitriol, segera konsumsi setelah ingat. Namun, apabila terlalu dekat dengan jadwal selanjutnya, jangan konsumsi obat. Sebaiknya, Anda tetap konsumsi obat sesuai dengan jadwal berikutnya dan hindari menggandakan dosis.
Simpan obat pada suhu ruangan dan hindari kondisi lembab, panas, dan paparan sinar matahari secara langsung, Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak. Jangan mengonsumsi obat melebihi tanggal kadaluarsa yang tertera.
Anda sebaiknya tidak mengonsumsi calcitriol apabila memiliki kadar kalsium yang tinggi dalam darah (hiperkalsemia), kelainan penyimpanan kalsium tubuh, serta kadar vitamin D yang tinggi dalam tubuh. Selain itu, hindari penggunaan calcitriol apabila memiliki riwayat alergi terhadap calcitriol atau bentuk lain dari vitamin D. Jika Anda perlu menggunakan calcitriol, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau apoteker.
Penggunaan calcitriol dapat memunculkan efek samping, di antaranya sakit kepala, mengantuk, mual, muntah, mulut kering, timbul rasa logam di lidah, konstipasi, sakit perut, gangguan pencernaan, penurunan nafsu makan, berat badan berkurang, nyeri otot, sensasi kebas atau kesemutan pada tangan dan kaki, dan rasa nyeri pada daerah injeksi.
Segera hentikan penggunaan calcitriol dan hubungi dokter jika Anda mengalami efek semping berat, yaitu:
Dehidrasi yang ditandai dengan merasa haus dan kepanasan, kesulitan buang air kecil, berkeringat banyak, serta kulit yang terasa hangat dan kering
Kadar kalsium meningkat yang dapat menimbulkan gejala mual, muntah, konstipasi, meningkatnya rasa haus dan berkemih, kelelahan otot, nyeri pada tulang, bingung, dan merasa lelah
Kadar kalsium rendah yang menyebabkan kontraksi otot dan munculnya rasa kebas atau kesemutan di sekitar mulut, jari tangan, dan jari kaki
Gejala Umum
sakit kepala
mengantuk
mual
muntah
mulut kering
timbul rasa logam
konstipasi
sakit perut
gangguan pencernaan
penurunan nafsu makan
berat badan berkurang
nyeri otot
sensasi kebas
kesemutan pada tangan dan kaki
rasa nyeri pada daerah injeksi.
buang air kecil berkurang
nyeri pada tulang
bingung
lelah
Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Referensi:
Calcitriol. Drugs.com; [cited 2021 Jun 20].
Calcitriol. WebMD; [cited 2021 Jun 20].
Calcitriol-intravenous. MIMS Indonesia; [cited 2021 Jun 20].
Ostriol. MIMS Indonesia; [cited 2021 Jun 20].
Calcitriol. RxList; [cited 2021 Jun 20].
Anda mungkin juga tertarik