Hiperplasia prostat jinak adalah suatu kondisi dimana kelenjar prostat mengalami pembengkakan. Dikatakan jinak karena pembengkakan ini bukanlah suatu kanker yang bersifat ganas, namun demikian hiperplasia prostat jinak dapat terjadi bersamaan dengan kanker prostat dan memiliki gejala yang mirip.
Oleh sebab itu jika anda mengalami gejala-gejala yang mirip dengan gejala akibat pembengkakan prostat maka sebaiknya anda segera berkonsultasi kepada dokter.
Gejala yang muncul pada hiperplasia prostat jinak terjadi karena gangguan aliran keluar urin. Ketika kelenjar prostat membesar maka akan menekan bagian urethra (suatu bagian dari sistem perkemihan pria). Dinding kantung kemih akan menebal.
Suatu ketika kandung kemih dapat melemah dan tidak mampu mengosongkan isinya dengan sempurna sehingga akan ada sisa urin di dalam kantung kemih. Keluhan yang umum dirasakan oleh pasien antara lain ialah:
Merasa tidak nyaman pada bagian bawah perut karena kantung kemih yang masih terisi meskipun sudah berkemih
Tidak dapat menahan untuk berkemih
Tersendat-sendat selama berkemih
Aliran urin tidak memancar
Harus mengedan dulu agar dapat mengeluarkan urin
Sering berkemih terutama pada malam hari
Pada kondisi yang berat pasien bisa tidak dapat berkemih sama sekali dengan perut yang membengkak dan terasa sangat nyeri
Untuk dapat menegakkan diagnosa pembesaran prostat maka dokter akan menanyakan beberapa hal terkait gejala gangguan kemih yang dialami untuk menentukan derajat keparahan penyakit. Pertanyaan yang diajukan dapat mengacu pada International Prostate Symptom Score (IPSS) yang berisi 8 butir pertanyaan.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan memasukkan jari melalui anus untuk menilai konsistensi prostat yang membesar. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa pembesaran prostat antara lain ialah ultrasonografi transrektal, Urine flow study (Uroflowmetri), Intravenous pyelogram (IVP), pemeriksaan antigen spesifik prostat (Prostate specific antigen), maupun sistoskopi.
Pasien yang mengalami keluhan ringan dengan skor IPSS ≤7 akan disarankan untuk mengurangi minum malam hari dan kopi untuk mencegah agar pasien tidak sering berkemih. Pasien akan diminta untuk kontrol rutin setiap 3 bulan, dan apabila keluhan memberat makan akan dipertimbangkan untuk diberikan obat atau tindakan operasi.
Obat yang umum diberikan pada pasien dengan pembesaran prostat jinak adalah obat-obat penyekat reseptor alfa.
Obat ini tidak mengurangi ukuran prostat yang membesar, namun dapat merelaksasi otot prostat dan kantung kemih sehingga mengurangi gejala.
Efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat ini antara lain ialah pusing, lemas, dan gangguan ejakulasi. Obat golongan lain ialah golongan penghambat 5-alfa reduktase. Obat ini dapat menyebabkn kelenjar prostat mengecil, meningkatkan aliran urin, dan menurunkan risiko komplikasi akibat pembesaran prostat.
Efek samping yang dapat terjadi karena mengonsumsi obat ini antara lain gangguan fungsi ereksi dan penurunan libido. Dokter dapat menggunakan kombinasi kedua golongan obat ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun jika pasien tidak memberikan respon terhadap kedua obat ini maka dapat dilakukan operasi. Jika anda mengalami gangguan berkemih maka segeralah ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan guna menegakkan diagnosa dan memberikan terapi yang sesuai.
Referensi:
1.Mayo Clinic. Benign prostatic hyperplasia (BPH). Diunduh dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/benign-prostatic-hyperplasia/symptoms-causes/syc-20370087 diakses tanggal 1 Desember 2020
2.Urology Care Foundation. Benign prostatic hyperplasia. Diunduh dari https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/b/benign-prostatic-hyperplasia-(bph)#Prescription_Drugs diakses tanggal 1 Desember 2020
3.Astellas. Benign Prostate Hyperplasia. Diunduh dari https://www.astellas.com/id/en/health-information/benign-prostate-hyperlasia-bph diakses tanggal 1 desember 2020
4.Calculate by QxMD. International Prostate Symptom Score. Diunduh dari https://qxmd.com/calculate/calculator_338/international-prostate-symptom-score-ipss diakses tanggal 1 Desember 2020
Anda mungkin juga tertarik