Kurangi Waktu Tunggu dan Tingkatkan Kepuasan Pasien dengan E-Prescription (Resep Elektronik)

Ditinjau oleh dr. Juliana Ng • 08 Nov 2022

Bagikan

E-Resep Bantu Kurangi Waktu Tunggu dan Tingkatkan Kepuasan Pasien

Electronic prescription (e-prescription) atau resep elektronik yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen (SIM) rumah sakit atau klinik mulai banyak diterapkan oleh masing-masing fasilitas kesehatan. Tak hanya memudahkan dokter dan meningkatkan keamanan pasien, e-prescription juga dapat mengurangi waktu pasien menunggu obat.

 

Penelitian yang dilakukan di sebuah rumah sakit umum daerah (RSUD) yang membandingkan waktu tunggu pasien yang diberikan resep elektronik dan resep konvensional menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Rata-rata waktu tunggu pasien dengan sistem resep elektronik adalah 22,27 menit, sedangkan untuk resep konvensional selama 41,64 menit. Waktu tunggu resep konvensional diihitung mulai dari pasien menyerahkan resep ke instalasi farmasi hingga pasien menerima obat. 

 

Menurut peneliti, terdapat enam faktor yang mengkontribusi terhadap waktu tunggu farmasi, yaitu:

  1. Jenis resep, resep elektronik atau konvensional

  2. Jumlah dan kelengkapan resep, jumlah obat yang harus disiapkan dan kelengkapan isi resep

  3. Sumber daya manusia, petugas yang banyak meningkatkan kecepatan

  4. Ketersediaan obat, apakah obat tersedia dan apakah harus diganti dengan obat lainnya

  5. Sarana dan fasilitas yang menunjang, SIMRS atau SIM klinik yang mendukung

  6. Partisipasi pasien/keluarga, 

 

Studi lain dilakukan mengenai kualitas pelayanan farmasi berdasarkan waktu penyelesaiannya, ternyata pasien merasa puas apabila waktu tunggu kurang dari 13 menit. Resep elektronik mempersingkat waktu petugas farmasi dalam membaca resep dan mempersiapkan obat. Penyerahan obat yang tepat dan cepat kepada pasien dapat meningkatkan kepuasan pasien.

 

Peneliti lain melakukan studi mengenai upaya menurunkan waktu tunggu obat di sebuah rumah sakit swasta dan menemukan masalah rumah sakit tersebut adalah SIMRS yang out-of-date. SIMRS sudah digunakan selama 8 tahun tanpa diperbaharui dan tidak ada fitur yang mempermudah tenaga kesehatan termasuk dokter, perawat dan petugas farmasi. Masalah yang timbul akibat SIMRS yang kuno adalah kesalahan harga obat dan obat sering habis (stok tidak real-time).

 

SIMRS yang terintegrasi dengan baik dapat membantu petugas farmasi dan juga dokter dalam melakukan pelayanan kesehatan yang optimal. Sebagai contoh, ketika dokter menuliskan resep elektronik, dokter dapat diberi peringatan mengenai stok obat yang menipis, sehingga dokter dapat mengganti obat yang ingin diresepkan. Selain itu, kesalahan saat membaca tulisan tangan dokter pada resep konvensional dapat dihindari.

 

Jadi dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu obat yang dipersingkat dapat meningkatkan kepuasan pasien. Meskipun terdapat banyak faktor yang mempengaruhi waktu tunggu obat, SIMRS sendiri tidak dapat dapat menjadi solusi bila software-nya tidak pernah diperbaharui. SIMRS yang terintegrasi dengan inventaris obat dapat membantu tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pasien.

 

Solusi SIMRS yang Terintegrasi dengan E-Resep

Dengan memiliki SIMRS yang memiliki fitur manajemen inventaris obat akan memudahkan faskes untuk memantau persedian obat secara real-time, juga mengurasi risiko kesalahan penghitungan dan stok obat sehingga kerugian yang mungkin muncul akan terhindarkan.

Aido memberikan layanan sistem informasi manajemen untuk rumah sakit maupun klinik yang terintegrasi dengan rekam medis elektronik. Dengan sistem yang mudah dioperasikan serta memiliki fitur yang lengkap seperti (pendaftaran online, e-prescription, sistem antrean pasien, telemedisin, inventaris obat, pengantaran obat, pembayaran dan berbagai fitur lain dalam mempermudah pengelolaan fasilitas layanan kesehatan). Mulai transformasi digital faskes Anda sekarang, hubungi kami untuk menjadwalkan demo.

Tag :
Referensi
  1. Adrizal, et al. Analisis Pelayanan Resep Konvensional dan Elektronik serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di RSUD M. Natsir Solok Indonesia. Jurnal Sains & Farmasi Klinis. 6(3):195-199. Desember 2019.

  2. Rusdiana N, et al. Kualitas Pelayanan Farmasi Berdasarkan Waktu Penyelesaian Resep di Rumah Sakit. Pharmaciana. 5(2):169-176. Agustus 2015.

  3. Suryana D. Upaya Menurunkan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan dengan Analisis

  4. Lean Hospital di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Atma Jaya. Jurnal Administrasi Rumah Sakit. 4(2):110-121. Februari 2018.

Bagikan artikel ini