Cara Menghilangkan Bekas Jerawat

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 01 Apr 2021

Bagikan

Jerawat merupakan suatu masalah kulit umum yang sering terjadi. Bahkan 90% dari remaja mengalami jerawat dan menetap pada 12-14% remaja. Jerawat yang terjadi sering kali meninggalkan bekas. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosial maupun psikologis bagi remaja.

Tetapi bekas jerawat bukan tidak mungkin untuk dihilangkan. Saat ini sudah banyak ditemukan obat ataupun prosedur untuk menghilangkan jerawat. Pemilihan obat atau prosedur yang tepat merupakan salah satu kunci dalam menghilangkan bekas jerawat. 

Apa itu bekas  jerawat?

Bekas jerawat merupakan bekas yang timbul akibat luka yang terjadi karena proses inflamasi di kulit. Bekas jerawat dapat terjadi dimana saja karena hampir semua kulit manusia memiliki kelenjar minyak. Namun bekas jerawat yang paling banyak terjadi berada di wajah, punggung, dan dada. Bekas jerawat memiliki beragam derajat keparahan dimana yang paling parah merupakan bekas jerawat yang permanen. 

Mengapa bekas jerawat dapat terbentuk?

Bekas jerawat didahului oleh terjadinya jerawat. Jerawat dapat dipicu oleh berbagai faktor, yakni produksi minyak berlebih, perubahan kualitas minyak wajah, berkembang biaknya bakteri Propionibacterium acnes pada kulit dan aktivitas hormon androgen.

Hal-hal tersebut dapat memicu tertutupnya pori-pori dan terbentuklah jerawat. Selanjutnya jerawat dapat ruptur atau pecah yang mengaktivasi proses penyembuhan luka yang dimulai dari peradangan. 

Penyembuhan luka merupakan proses kompleks yang melibatkan berbagai macam senyawa kimia, sel-sel kulit, matriks kulit, sel-sel darah, saraf, dan lain-lain. Bekas jerawat terjadi karena adanya kerusakan pada kulit selama kulit mengalami penyembuhan. 

Jenis-jenis bekas jerawat

Sebelum mengobati bekas jerawat, jenis bekas jerawat harus diketahui untuk memilih pengobatan yang tepat. Jenis bekas jerawat yang berbeda memiliki pengobatan yang berbeda pula. Sederhananya, terdapat 2 jenis bekas jerawat, yakni menurun (berlobang) atau meningkat. Jenis bekas jerawat yang menurun disebut sebagai atrofik sedangkan yang meningkat disebut dengan hipertrofik.

Bekas jerawat atrofik dibedakan sesuai bentuk menurunnya, yakni icepick jika lebar lubang di kulit kecil (< 2mm) namun dalam, rolling jika lebar 4-5 mm dengan pinggir bulat, dan boxcar jika bentuk lubang oval dengan pinggir yang menurun tajam.

Terdapat juga jenis bekas jerawat berupa dark spot atau perubahan warna menjadi ungu, merah, atau coklat. Namun bekas jerawat ini dapat hilang sendiri setelah beberapa bulan.


Terapi bekas jerawat

Kebanyakn terapi bekas jerawat diperuntukkan untuk mengurangi  bekas jerawat. Sebelum melakukan terapi bekas jerawat, direkomendasikan untuk memeriksakan bekas jerawat ke dokter. Berikut ini beberapa terapi untuk bekas jerawat jenis atrofik:

Peeling kimia (Chemical peeling)

Peeling kimia merupakan terapi menggunakan kimia untuk menghancurkan lapisan luar kulit yang rusak. Terapi ini dapat mempercepat proses perbaikan kulit. Namun hasil terapi ini tergantung terhadap jenis atrofik.

Perbaikan dicapai dengan menggunakan asam alpha-hydroxy dirumah, seperti asam glikolat, asam piruvat, asam salisilat, dan asam trikloroasetat (TCA). Jenis atrofik icepick hanya mengalami perbaikan sedikit sedangkan jenis box scar dapat mengalami perbaikan 50-90% jika ditambah dengan TCA.

Dermabrasion dan microdermabrasion

Kedua teknik ini dapat menghilangkan lapisan epidermis kulit secara penuh. Keduanya merusak kulit untuk mempromosikan penutupan kulit (reepitelisasi). Keduanya memiliki prinsip yang sama namun alat yang digunakan berbeda. 

Laser treatment 

Treatment laser kulit diperuntukkan untuk jerawat atrofik jenis rolling an boxcar. Laser dapat menghasilkan 50-80% perbaikan. Perbaikan ini tergantung karakteristik luka yang diobati.

Jika ingin menggunakan laser, beberapa hal harus diperhatikan seperti tidak boleh terdapat tanda-tanda infeksi virus herpes dalam 6 bulan, setidaknya bekas jerawat sudah 1 tahun, dan sudah berhenti minum obat isotretinoin setidaknya 1 tahun. Kekurangan laser berupa efek samping yang banyak ditimbulkan, contohnya infeksi bakteri, virus herpes, jamur. 

Terapi yang dapat dilakukan untuk bekas jerawat hipertrofik

Gel silikon

Gel silikon adalah salah satu terapi yang paling efektif untuk mengobati  bekas jerawat hipertrofik. Hal ini kemungkinan dikarenakan gel silikon dapat meningkatkan hidrasi, melindungi luka, dan meningkatkan sistem imun. 

Terapi steroid intralesi

Injeksi steroid pada bekas jerawat hipertrofik merupakan salah satu pengobatan yang sering digunakan. Keuntungan menggunakan terapi ini adalah dapat mengurangi volume, tebal dan tekstur bekas jerawat. Selain itu terapi steroid dapat membantu mengurangi keluhan gatal pada bekas jerawat. 


Referensi

  1. Fabbrocini G, Annunziata MC, D'Arco V, et al. Acne scars: pathogenesis, classification and treatment. Dermatol Res Pract. 2010;2010:893080.
  2. Mayo Clinic Staff. Acne [Internet]. Minnesota: Mayo Clinic; 2020. [Cited 6 Feb 2021]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/diagnosis-treatment/drc-20368048
  3. Kraft J, Freiman A. Management of acne. CMAJ. 2011;183(7):E430-E435. doi:10.1503/cmaj.090374
Bagikan artikel ini