Cegah Rabies dengan Vaksinasi Rabies

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 23 May 2021

Bagikan

Cegah Rabies dengan Vaksinasi Rabies

Vaksin rabies bisa mencegah penyakit rabies, namun tidak sepenuhnya mencegah. Rabies merupakan penyakit yang timbul akibat interaksi langsung, terutama melalui gigitan, dengan hewan yang terinfeksi rabies. Menyerang sistem saraf pusat, penyakit rabies memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi. Karena itulah, vaksinasi rabies diperlukan untuk melindungi kelompok berisiko tinggi dari penyakit rabies. Vaksin antirabies (VAR) bekerja dengan memicu tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap rabies.


Siapa yang memerlukan vaksin rabies?


Vaksin rabies diberikan sebelum atau setelah seseorang terpapar virus rabies. Pemberian vaksinasi sebelum terpapar atau pre-exposure dilakukan pada orang dengan risiko tinggi, yaitu:

  • Kelompok yang banyak berinteraksi dengan hewan, seperti dokter hewan, mahasiswa kedokteran hewan, dan orang-orang yang menangani hewan

  • Pekerja laboratorium rabies

  • Penjelajah gua

  • Orang yang terlibat dalam produksi vaksin rabies

  • Berencana melakukan perjalanan ke daerah dengan kejadian rabies yang tinggi dan akses pelayanan kesehatan yang terbatas


Selain itu, vaksin rabies juga diberikan apabila seseorang digigit hewan yang dicurigai memiliki rabies.


Pemberian vaksin rabies


Tenaga kesehatan akan memberikan vaksin rabies dalam bentuk suntikan melalui otot, umumnya otot pada lengan atas pada dewasa dan otot paha bagian atas pada anak-anak. 


Pada kelompok berisiko tinggi yang belum terpapar rabies, vaksin akan diberikan sebanyak tiga dosis dalam waktu satu bulan, yaitu pada hari pertama pemberian vaksin, seminggu setelah pemberian pertama,dan tiga atau empat minggu setelah dosis pertama. Dosis penguat dapat diberikan setahun setelahnya dan setiap 3-5 tahun sekali.


Pemberian vaksin pada orang yang dicurigai terpapar rabies bergantung pada riwayat vaksinasi rabies sebelumnya. Apabila belum pernah mendapat vaksin, orang tersebut akan diberikan empat dosis vaksin dalam waktu 21 hari. Pada orang yang telah divaksin, vaksinasi akan diberikan sebanyak dua dosis dalam waktu tiga hari.



Efek samping pemberian vaksin


Setelah pemberian vaksin rabies, efek samping dapat timbul dan sifatnya berbeda pada setiap orang. Berikut merupakan efek samping yang mungkin terjadi.

  • Rasa nyeri, kemerahan, bengkak, memar, dan gatal pada daerah bekas suntikan

  • Sakit kepala

  • Pusing

  • Mual

  • Demam

  • Rasa sakit pada perut atau otot

  • Diare


Selain itu, terdapat pula risiko efek samping berat, namun lebih jarang terjadi, di antaranya:

  • Penyakit pada sistem saraf pusat, seperti hilang kesadaran sementara, kejang,  sklerosis multipel, sindrom Guillain-Barre, dan mielitis

  • Reaksi alergi yang dapat berakibat fatal. Adapun gejala dari reaksi alergi yaitu munculnya ruam, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan, kesulitan bernapas, jantung berdebar-debar, dan merasa lemah.


Peringatan: Perhatikan hal-hal berikut


Sebelum vaksin rabies diberikan, beritahu tenaga kesehatan apabila memiliki kondisi kesehatan tertentu, yaitu penyakit yang sedang dialami, mengalami reaksi alergi setelah pemberian vaksin sebelumnya, riwayat alergi berat, gangguan sistem imun, gangguan perdarahan, riwayat kejang pribadi maupun keluarga, dan kondisi hamil atau menyusui.


Vaksinasi rabies mungkin akan ditunda pada orang yang sedang demam dan menderita penyakit akut. Pemberian vaksin untuk pencegahan sebaiknya tidak dilakukan pada hipersensitivitas dan gangguan sistem imun berat. Akan tetapi, vaksin akan tetap diberikan pada kondisi apapun jika seseorang dicurigai terpapar rabies.


Selain itu, katakan pula pada tenaga kesehatan apabila sedang mengonsumsi obat-obatan, termasuk obat bebas dan obat-obatan herbal.Sebaiknya, jangan mengonsumsi obat, vitamin, atau suplemen selain yang telah dibicarakan dengan dokter. 


Penggunaan obat-obatan tertentu bersamaan dengan vaksin rabies dapat menyebabkan interaksi yang tidak diinginkan, seperti penggunaan obat penekan sistem imun yang  dapat menurunkan efektivitas vaksin dan penggunaan obat-obatan antikoagulan dapat meningkatkan risiko perdarahan.

Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin Sesuai Jadwal  


Referensi:

  1. https://www.alodokter.com/rabies/vaksinasi

  2. https://www.sehatq.com/obat/vaksin-rabies

  3. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/rabies.html

  4. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/rabies-vaccine-intramuscular-route/precautions/drg-20069868

  5. https://www.nhs.uk/conditions/rabies/vaccination/

  6. https://www.vaccines.gov/diseases/rabies

Bagikan artikel ini