Nama Dagang: Cedantron, Ceteron, Dansefion, Dantroxal, Emetron, Emistop, Entron, Fozran, Frazon, Fudanton, Glotron, Insetron, Invomit, Kliran, Lametic, Mitno, Narfoz, Odanostin, Odanostin Forte, ODR, Onda-Z, Ondane, Ondansetron, Ondarin, Ondavell, Ondesco, Onetic, Setrion, Sydnatron, Tronadex, Trovensis, Vomceran, Vometraz, Vometron, Zantron, Zofran.
Ondansetron merupakan obat yang mampu mengatasi keluhan mual dan muntah pasca-kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Sebagai obat yang berasal dari kelas antagonis reseptor serotonin 5-HT3, ondasetron menghambat aksi substansi penyebab mual dan muntah.
Golongan : Antiemetik/antimuntah (antagonis reseptor serotonin 5-HT3)
Kategori : Obat keras
Manfaat : Mencegah dan menangani keluhan mual dan muntah
Bentuk : Tablet, sirup, injeksi, suppositoria
Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak berusia >6 bulan
Sebelum mengonsumsi ondansetron, kondisi berikut harus disampaikan pada dokter untuk dijadikan pertimbangan dalam pemberian terapi.
Alergi terhadap ondansetron, alosetron, dolasetron, granisetron, palonosetron atau obat lain yang mengandung bahan yang serupa.
Sedang mengonsumsi apomorfin
Riwayat mengalami sindrom pemanjangan interval-QT atau gangguan irama jantung serta gagal jantung.
Rendahnya kadar magnesium atau kalium dalam darah
Penyakit hati
Hamil, sedang merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui
Dosis pemberian ondansetron sangat bergantung pada tujuan pengobatan dan bentuk sediaannya.
Untuk mencegah mual dan muntah setelah kemoterapi, berdasarkan tingkat emetogenik (efek mual/muntah)
Tingkat emetogenik sedang
Dewasa: 8 mg pada 30 menit hingga 2 jam sebelum kemoterapi diikuti 8 mg pada 8 atau 12 jam setelah terapi.
Anak usia 4-11 tahun: 4 mg pada 30 menit sebelum kemoterapi yang akan diulangi pada 4 dan 8 jam setelah dosis awal
Anak usia 12-17 tahun: sama dengan dosis dewasa
Tingkat emetogenik berat
Dewasa: 24 mg sebagai dosis tunggal.
Anak usia 4-11 tahun: 4 mg pada 30 menit sebelum kemoterapi yang akan diulangi pada 4 dan 8 jam setelah dosis awal
Anak usia 12-17 tahun: sama dengan dosis dewasa
Untuk mengatasi mual dan muntah pasca operasi
Dewasa: 16 mg pada 1 jam sebelum induksi anestesi, atau 8 mg pada 1 jam sebelum anestesi diikuti dengan 2 dosis lanjutan sebesar 8 mg dengan interval 8 jam.
Anak/berat badan ≥40 kg: 4 mg pada 1 jam sebelum anestesi diikuti dengan 4 mg lanjutan setelah 12 jam.
Untuk pencegahan muntah pasca terapi radiasi
Iradiasi badan total: 8 mg pada 1-2 jam sebelum fraksi harian radioterapi
Pemberian fraksi dosis tunggal yang tinggi pada perut: 8 mg pada 1-2 jam sebelum iradiasi.
Pemberian fraksi harian ke perut: 8 mg pada 1-2 jam sebelum iradiasi serta diikuti dengan dosis pada 8 jam yang diulang setiap hari selama menjalani radioterapi
Untuk mengatasi mual dan muntah pasca operasi dengan sediaan obat parenteral
Dewasa: 4 mg melalui injeksi intravena secara lambat atau melalui injeksi intramuskular sebagai dosis tunggal saat induksi anestesi
Anak berusia ≥1 bulan dengan berat badan ≤40 kg: 0,1 mg/kgBB melalui intravena secara lambat sebagai dosis tunggal pada induksi anestesi dengan dosis maksimal 4 mg/dosis.
Sebagai pencegahan mual dan muntah yang terkait dengan terapi radiasi
Dewasa: 8 mg melalui injeksi intravena secara lambat atau injeksi intramuskular sebelum terapi.
Lansia ≥75 tahun: dosis awal maksimal diberikan melalui infus intravena selama 15 menit dan dapat diikuti dengan 2 dosis lanjutan sebesar 8 mg dengan interval 4 jam.
Untuk mencegah emesis tertunda atau mual muntah yang terkait dengan kemoterapi kanker atau radioterapi: sediaan suppositoria dengan dosis 16 mg diberikan 1-2 jam sebelum terapi sekali sehari hingga 5 hari setelah pengobatan melalui dubur.
Ondansetron tersedia dalam bentuk tablet, tablet lepas cepat, solusio, dan film yang dikonsumsi per oral. Dosis pertama biasanya dikonsumsi pada 30 menit sebelum kemoterapi dimulai, 1-2 jam sebelum radioterapi, atau 1 jam sebelum operasi. Sediaan film sebaiknya tidak dikunyah. Jika menggunakan tablet lepas cepat, keluarkan tablet dari kemasan tepat sebelum dikonsumsi sesuai jadwal aturan pakai. Tablet dibuka dari kemasannya menggunakan tangan yang kering. Tablet dikonsumsi dengan cara meletakkannya secara lembut di atas lidah hingga larut dalam beberapa detik sehingga dapat ditelan bersama air liur.
Ondansetron disimpan pada kemasan dengan kondisi tertutup rapat dan jauh dari jangkauan anak-anak. Sediaan tablet dan tablet lepas cepat sebaiknya disimpan dalam suhu ruang, terhindar dari terik cahaya langsung. Sediaan obat berupa larutan disimpan dalam botol secara tegak pada suhu kamar dan jauh dari panas dan kelembapan berlebih.
Konsumsi ondansetron harus dihindari bila Anda memiliki riwayat alergi pada ondansetron dan gangguan irama jantung akibat sindrom perpanjangan interval-QT.
Ondansetron dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti nyeri kepala, sembelit, kelemahan, kelelahan, demam, dan rasa kantuk. Selain itu, terdapat beberapa efek samping serius yang memerlukan penangana segera, seperti penglihatan kabur, ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan pada wajah, mata, bibir, lidah, tenggorokan, tangan, kaki, dan pergelangan kaki, suara serak, kesulitan bernapas atau menelan, nyeri dada, sesak napas, pusing, gangguan irama jantung, agitasi, halusinasi, demam, keringat berlebih, kebingungan, diare, mual, muntah, kehilangan koordinasi, otot kaku, kejang, serta kehilangan kesadaran.
Tagging (Gejala Umum)
Mual, muntah
Pascakemoterapi
Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Ondansetron. MIMS Indonesia. Available from: Ondansetron: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS Indonesia
Ondansetron. Medline Plus. Available from: Ondansetron: MedlinePlus Drug Information
Ondansetron. PIONAS BPOM. Available from: ONDANSETRON | PIO Nas (pom.go.id)