Obat

Midazolam

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 28 Dec 2021

Bagikan

Midazolam

Nama dagang: Anesfar, Dormicum, Fortanest, Hipnoz, Midacum, Midazola-Hameln, Sezolam, Sedacum, Miloz

Midazolam merupakan salah satu contoh obat premedikasi, yaitu obat yang digunakan sebelum tindakan medis, seperti operasi. Obat ini digunakan secara luas sebagai terapi tambahan obat anestesi umum dengan membantu mempertahankan efek hipnosis, anticemas, dan relaks selama tindakan operasi. Tidak hanya saat operasi, midazolam juga dapat digunakan sebagai obat sedasi untuk beberapa tindakan diagnosis yang bersifat invasif. Midazolam juga memiliki waktu kerja obat yang cepat sehingga bisa dipakai untuk menangani kejang akut dan status epileptikus (kondisi serangan kejang/epilepsi berulang) saat penggunaan obat lain tidak memungkinkan. 

 

Golongan : Benzodiazepine

Kategori : Psikotropika, kelas obat hipnotis dan sedatif

Manfaat : Premedikasi tindakan medis, efek sedasi

Bentuk : Injeksi (ampul), sirop oral, larutan intranasal

Dikonsumsi oleh Anak dan dewasa



Peringatan

Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki insomnia psikosis, depresi berat, kerusakan otak organik, lansia, ibu hamil dan menyusui serta pasien dengan gangguan hati. Jangan gunakan obat ini pada pasien yang akan mengemudi atau mengoperasikan alat-alat berbahaya dalam rentang satu hingga enam jam setelah pemberian obat.

Midazolam dibuang melalui ginjal, karena itulah diperlukan pemantauan ketat jika Midazolam diberikan pada pasien yang memiliki fungsi ginjal yang rendah, seperti pada  pasien dengan penyakit ginjal dan lansia. Pemantauan kadar midazolam bisa dilakukan dengan mengukur kandungan obat dalam darah.

Saat konsultasi, penting untuk menyampaikan jenis alergi yang Anda miliki untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan setelah penggunaan obat. Midazolam juga bisa berinteraksi dengan obat lainnya, karena itu jangan lupa memberi tahu dokter mengenai obat rutin yang sedang Anda konsumsi.

Dosis dan Aturan Pakai

Midazolam dapat diberikan melalui beberapa cara, yaitu injeksi intravena, injeksi intramuskuler, oral (obat minum), dan intranasal spray (semprot hidung). Dosis akan sangat bergantung pada sediaan obat yang digunakan. Berikut ini contoh dosis yang biasanya digunakan.

  • Premedikasi sebelum tindakan operasi

    • Sebelum operasi, midazolam bisa diberikan melalui injeksi intramuskuler. 

    • Berikan dosis 0,07–0,1 mg/kgBB pada pasien dewasa dan 0,15-0,2 mg/kgBB pada pasien anak

  • Premedikasi sebelum tindakan diagnosis/interventif

    • Sebelum dilakukan tindakan diagnosis yang membutuhkan penggunaan alat ke dalam tubuh, seperti endoskopi dan artroskopi, dilakukan pemberian mildazolam melalui injeksi intravena

    • Berikan 2,5–5 mg, lalu lanjutkan dengan 1 mg mildazolam bila diperlukan

  • Induksi anestesi

    • Dewasa: 10-15 mg mildazolam yang dikombinasi dengan golongan narkotik (0,03-0,3 mg/kgBB/jam) secara intravena 

    • Anak: 0,15-0,2 mg/kgBB mildazolam yang dikombinasikan dengan ketamine secara intramuskuler

  • Proses sedasi dalam unit perawatan intensif

    • Berikan dosis muat sebesar 0,03-0,3 mg/kgBB/jam, lalu berikan dosis penunjang sebesar 0,03-0,2 mg/kgBB/jam lewat infus intravena

  • Penggunaan intranasal spray (semprot hidung)

    • Lebih sering digunakan pada pasien anak

    • Untuk anak usia 1-5 bulan, direkomendasikan untuk menggunakan dosis 0,2mg/kgBB

    • Untuk anak berusia enam bulan atau lebih, direkomendasikan untuk menggunakan dosis 0,2-0,3 mg/kgBB

 

Cara Penggunaan

Terdapat beberapa cara penggunaan midazolam, yaitu injeksi intravena, injeksi intramuskuler, semprot intranasal, ataupun melalui oral. Setelah diberikan midazolam, Anda akan melalui masa pemantauan untuk memastikan obat dapat bekerja dengan baik.

Cara Penyimpanan

Simpan midazolam pada suhu 25oC, jangan bekukan obat ini. Jauhkan obat dari jangkauan anak dan hewan peliharaan untuk mencegah kejadian tertelan atau keracunan. 

Penyimpanan midazolam akan dilakukan oleh tenaga medis ataupun petugas farmasi.

Kontraindikasi

Beberapa kondisi yang tidak boleh mendapatkan midazolam, antara lain bayi prematur, miastenia gravis, hipotensi, glaukoma sudut tertutup, dan pasien dengan syok. 

Efek Samping

Efek samping yang sering terjadi pada pasien yang diberikan midazolam, meliputi batuk, cegukan, mual, dan muntah. Obat ini juga dapat menyebabkan amnesia anterograde, kebingungan, kerusakan kognitif dan psikomotor serta rasa kantuk hebat pada lansia. Efek pada kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) jarang terjadi, namun penggunaan obat secara intravena yang terlalu cepat dapat menyebabkan gejala hipotensi dan meningkatnya denyut jantung (takikardia) pada beberapa orang.

Penggunaan midazolam dengan dosis yang lebih tinggi bisa berpotensi menekan pusat pernapasan. Jika digunakan jangka panjang, maka pasien bisa mengalami kehilangan memori yang hanya bisa pulih sebagian jika obat dihentikan. Pemberian midazolam pada ibu hamil sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kelainan dan kecacatan pada bayi.

Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Tag :
Referensi
  • Lingamchetty TN, Hosseini SA, Saadabadi A. Midazolam. [Updated 2020 Jun 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. 
  • BPOM RI. Midazolam [Internet]. BPOM RI. 
  • IBM Watson Health. Midazolam (oral use) [Internet]. Unknown: Mayo Clinic. 2021 May 01.
Bagikan artikel ini