Obat

Lamivudin

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 03 Jun 2021

Bagikan

Lamivudin

Nama Dagang: 3TC-HBV, Heplav


Lamivudine adalah obat yang termasuk ke dalam golongan antiretroviral (ARV). Obat ini bekerja menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase yang berperan dalam perkembangan virus Lamivudin digunakan dalam pengobatan infeksi virus HIV dan hepatitis B kronik. 


Golongan : Obat antivirus

Kategori : Obat Resep

Manfaat : Mengatasi infeksi virus hepatitis B dan HIV

Bentuk : Tablet

Dikonsumsi oleh : Anak-anak dan Dewasa


Lamivudin tersedia dalam bentuk obat minum yang biasanya dikombinasikan dengan obat ARV lain dalam terapi HIV atau dapat menjadi obat tunggal (nama dagang Duviral, Heplav, dan Hiviral) dalam terapi hepatitis B kronik. 

Lamivudin digunakan dengan dosis 150 mg dua kali sehari untuk HIV, sedangkan untuk hepatitis B kronik 100 mg satu kali sehari.


Peringatan


Beritahu dokter Anda bila terdapat riwayat perbesaran hati, hepatitis, dan penyakit hati lainnya. Pemberian lamivudin pada anak dengan riwayat atau risiko peradangan pankreas perlu mendapatkan perhatian khusus. 


Lamivudin tergolong dalam kategori C dalam klasifikasi obat untuk kehamilan dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Oleh karena itu, penggunaan lamivudin selama kehamilan harus mempertimbangkan dampak pada janin dan hanya digunakan bila benar-benar diperlukan. 


Penggunaan lamivudin sebagai terapi penyakit perlu mengikuti panduan dokter secara teratur. Penghentian pengobatan lamivudin pada kasus hepatitis B dapat menyebabkan hepatitis B kembali aktif. Penggunaan obat ini yang dikombinasikan dengan ARV lain juga dapat menyebabkan sindrom rekonstitusi imun. 

Kontraindikasi


Lamivudin tidak disarankan untuk digunakan pada pasien dengan alergi terhadap lamivudin. Selain itu, ibu menyusui sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.


Efek Samping


Penggunaan lamivudin dapat menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari yang cukup umum hingga lebih jarang ditemui. Efek samping yang umum (>10%) antara lain:

  • Batuk

  • Diare

  • Lelah dan merasa sakit

  • Nyeri kepala dan nyeri tulang-otot

  • Mual muntah

  • Pankreatitis (jarang, bila terjadi hentikan pengobatan)

  • Neuropati perifer


Efek samping yang lebih jarang ditemui (1-10%) antara lain:

  • Nyeri dan kram perut

  • Penurunan nafsu makan

  • Nyeri sendi

  • Pusing

  • Depresi

  • Insomnia

  • Ruam-ruam dan trombositopenia

  • Dispepsia

  • Menggigil


Efek samping lamivudin yang cukup fatal adalah terjadinya asidosis laktat dan perbesaran hati dengan perlemakan hati. Selalu konsultasikan ke dokter Anda apabila memiliki gejala yang mengarah ke efek samping lamivudin agar dapat ditangani dengan tepat.


Pemantauan Pengobatan


Pasien yang menjalani terapi dengan  lamivudin memerlukan pemantauan rutin terhadap parameter-parameter berikut:

  • Enzim amilase, bilirubin, dan enzim hati setiap 3 bulan

  • Parameter darah

  • Kadar CD4, viral load HIV, dan DNA HBV sesuai dengan penyakit yang dialami

  • Tanda dan gejala peradangan pankreas dan hati

  • Antibodi anti-HIV

Setelah terapi dihentikan, pemantauan terhadap parameter fungsi hati tetap perlu dilakukan hingga beberapa bulan setelahnya.


Referensi:

  1. Lamivudine. MIMS Indonesia. Available from: https://www.mims.com/indonesia/drug/info/     lamivudin?mtype=generic  

  2. Lamivudine (Rx). Medscape. Available from: https://reference.medscape.com/drug/epivir-hbv-     lamivudin-342621  

  3. Lamivudine Pregnancy and Breastfeeding Warnings. Drugs.com. available from: https://www.drugs.com/pregnancy/     lamivudin.html  

  4. Lamivudin. Pusat Informasi Obat Nasional BPOM. Tersedia di : http://pionas.pom.go.id/monografi/lamivudin

Bagikan artikel ini