Nama Dagang: Plasmahep, HepaGam, HyperHep, Hepabig, Hepatect
Immunoglobulin hepatitis B merupakan antibodi, yaitu protein yang berperan dalam kekebalan tubuh, terhadap virus hepatitis B. Dengan demikian, pemberian obat ini akan membuat seseorang menjadi kebal terhadap virus hepatitis B. Obat ini dibuat dari darah yang diambil dari orang yang telah memiliki kekebalan terhadap virus hepatitis B.
Secara umum, obat ini dipakai untuk pasien-pasien yang membutuhkan kekebalan terhadap virus hepatitis B (misalnya pasien yang baru menjalani cangkok (transplantasi) hati). Imunoglobulin hepatitis B juga dapat diberikan pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B untuk mencegah penularan virus dari ibu ke bayi.
Golongan : Imunoglobulin
Kategori : Vaksin
Manfaat : Pencegahan infeksi hepatitis B pada kelompok rentan
Bentuk : Injeksi
Dikonsumsi oleh : Bayi, anak-anak, dewasa
Terdapat beberapa kondisi yang perlu diwaspadai jika Anda berencana menggunakan imunoglobulin hepatitis B. Kondisi-kondisi tersebut meliputi :
Riwayat kadar antibodi rendah bawaan (turunan dalam keluarga)
Gangguan fungsi jantung
Riwayat tirah baring (bedrest) dalam waktu lama
Riwayat penggumpalan darah
Riwayat luka yang sulit sembuh
Riwayat serangan jantung (penyakit jantung koroner)
Sedang terinfeksi virus hepatitis B
Riwayat konsumsi kontrasepsi hormonal hingga saat ini
Apabila Anda memiliki satu dari kondisi di atas, Anda harus memberitahukan dokter Anda sehingga dokter dapat mempertimbangkan pemberian imunoglobulin dengan lebih matang. Selain itu, pasien berusia ekstrem (anak-anak dan lanjut usia), ibu hamil, dan ibu menyusui yang berencana menggunakan imunoglobulin hepatitis B juga harus berkonsultasi dahulu ke dokter.
Setelah penyuntikan imunoglobulin hepatitis B, Anda tidak boleh mendapatkan vaksin lain yang mengandung kuman hidup selama 3 bulan ke depan. Vaksin yang mengandung kuman hidup di antaranya adalah vaksin cacar, rubella, tifoid, mumps, rotavirus, dan influenza.
Pemberian imunoglobulin hepatitis B dapat dilakukan melalui penyuntikan ke pembuluh vena (suntik intravena) atau penyuntikan ke lapisan bawah kulit (suntik subkutan). Dosis yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
Untuk pasien yang baru menjalani cangkok (transplantasi) hati
Sebelum operasi, dapat diberikan dosis awal sebesar 20.000 IU secara infus intravena. Selanjutnya, obat dapat diberikan setiap hari selama 7 hari setelah operasi. Setelah itu, frekuensi penyuntikkan obat dapat diturunkan secara perlahan. Imunoglobulin juga dapat disuntikan ke lapisan bawah kulit dengan dosis 500-1000 IU, 1-2 kali seminggu.
Untuk bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B
Imunoglobulin hepatitis B dapat diberikan melalui infus intravena ataupun penyuntikan ke dalam otot. Dosis yang digunakan adalah 30-100 IU per kilogram berat badan bayi. Pemberian suntikan dapat dilakukan 12-24 jam sesudah bayi lahir. Selanjutnya, bayi tersebut dapat mendapatkan vaksin hepatitis B sesuai jadwal imunisasi dasar.
Untuk pencegahan penyakit hepatitis B pada orang yang terpapar virus hepatitis B
Hepatitis B dapat menular melalui cairan kelamin, darah, atau melalui tali pusat (dari ibu ke janin). Apabila Anda terpapar cairan atau darah yang terinfeksi hepatitis B, maka imunoglobulin hepatitis B harus diberikan melalui suntikan ke dalam otot ataupun suntikan pembuluh vena. Semakin lama Anda menunda pemberian imunoglobulin, semakin tinggi risiko Anda tertular virus hepatitis B.
Dosis yang biasa diberikan adalah 500 IU. Waktu optimal untuk penyuntikan adalah 48-72 jam pertama setelah paparan. Dosis tambahan (booster) dapat diberikan sekali, yang biasanya diberikan 24 jam pasca penyuntikan pertama.
Setelah penyuntikan, idealnya dokter akan memeriksa kadar antibodi hepatitis B (disebut anti-Hbs) yang terbentuk dalam tubuh Anda setiap 2-4 minggu selama 6 bulan.
Seluruh hal terkait penghitungan dosis dan penyuntikan adalah tugas dari tenaga medis yang merawat Anda. Untuk itu, Anda tidak perlu mencemaskan hal itu.
Penyimpanan imunoglobulin hepatitis B membutuhkan penanganan yang sedikit berbeda dibanding obat pada umumnya. Untuk mempertahankan kandungan antibodi di dalamnya, botol wadah imunoglobulin harus disimpan dalam suhu yang dingin, yaitu antara 2 – 8°C. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di suhu yang terlalu dingin atau suhu beku. Lokasi penyimpanan juga tidak boleh terkena paparan cahaya langsung.
Imunoglobulin hepatitis B tidak dapat diberikan jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap imunoglobulin tersebut.
Efek samping yang perlu diperhatikan dari pemberian immunoglobulin hepatitis B antara lain:
Muntah
Nyeri ulu hati
Tidak enak badan
Pegal otot
Sakit kepala
Nyeri di lokasi penyuntikan
Penurunan tekanan darah
Pada kasus tertentu, dapat terjadi reaksi anafilaksis (alergi berat) yang ditandai dengan sesak nafas, bengkak di wajah, dan muntah. Segera hubungi dokter Anda bila hal ini terjadi.
Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
MIMS. Hepatitis B Immunoglobulin [internet]. Website MIMS Indonesia. Unknown: 2021 [cited 2021 July 3]. Available from : https://www.mims.com/philippines/drug/info/hepatitis%20b%20immunoglobulin?mtype=generic
Multum C [internet]. Website Drugs.com. Dallas ; 2020 [cited 2021 July 3]. Available https://www.drugs.com/mtm/hepatitis-b-immune-globulin.html