Nama Dagang: Candipar, Cryptal, Diflucan, FCZ, Fluconazole, Flucoral, Fludis, Fluxar, Govazol, Kifluzol, Quazol, Zemyc
Fluconazole adalah sebuah obat antijamur golongan azole. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati kandidiasis (pada vagina, orofaring, dan esofagus), infeksi saluran pencernaan, dan infeksi sistemik lainnya.
Golongan : Antijamur
Kategori : Obat keras
Manfaat : Menghambat pertumbuhan jamur Candida dan Cryptococcus
Bentuk : Tablet, kapsul, suntik
Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak
Fluconazole bekerja dengan menghambat pembentukan salah satu zat pembentuk dinding sel jamur. Dengan demikian, sel jamur akan menjadi lebih rentan untuk pecah dan menyebabkan kehancuran sel.
Pastikan Anda memberitahu dokter apabila Anda mengalami salah satu atau lebih dari hal berikut:
Riwayat alergi terhadap fluconazole
Gangguan irama jantung atau gangguan jantung lainnya
Disfungsi hati atau ginjal
Memiliki gangguan penyerapan gula
Fluconazole dapat memiliki berbagai jenis interaksi dengan obat lain apabila dikonsumsi dalam waktu yang sama. Oleh karena itu, pastikan Anda memberi tahu dokter Anda mengenai obat, suplemen, maupun obat herbal lain yang sedang Anda konsumsi.
Fluconazole termasuk dalam kategori kehamilan D menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat sehingga obat ini tidak boleh diberikan pada ibu yang sedang hamil dan menyusui.
Dosis pada setiap pasien berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.
Sebagai obat kandidiasis orofaring (sediaan oral):
Dosis awal 200–400 mg pada hari pertama sebagai dosis tunggal dan diikuti dengan 100–200 mg sekali sehari untuk selama 7–21 hari. Pasien dengan sistem imun yang lemah akan membutuhkan periode pengobatan yang lebih panjang.
Sebagai obat kandidiasis esofagus (sediaan oral):
Dosis awal 200–400 mg pada hari pertama sebagai dosis tunggal dan diikuti dengan 100–200 mg sekali sehari untuk selama 14–30 hari. Pasien dengan sistem imun yang lemah akan membutuhkan periode pengobatan yang lebih panjang.
Sebagai obat kandidiasis penis dan vagina (sediaan oral):
Berikan fluconazole dengan dosis 150 mg sebagai dosis tunggal.
Untuk kandidiasis vagina berulang (4 kali atau lebih dalam setahun), dapat diberikan fluconazol sebanyak 150 mg setiap tiga hari untuk dengan selang 3 hari, yakni hari ke-1, ke-4, dan ke-7. Kemudian, diikuti dengan pemberian 150 mg seminggu sekali untuk dosis pemeliharaan selama 6 bulan.
Sebagai obat meningitis cryptococcus:
Dosis awal 400 mg pada hari pertama sebagai dosis tunggal dan diikuti dengan 200–400 mg sekali sehari selama 6–8 minggu.
Sebagai obat panu (tinea versicolor):
Dosis dapat diberikan sebanyak 300–400 mg sekali seminggu atau 50 mg sekali sehari.
Sebagai obat infeksi jamur kulit (dermatophytosis):
Dosis dapat diberikan sebanyak 150 mg sekali seminggu atau 50 mg sekali sehari. Pemberian obat harus disesuaikan dengan tempat terjadinya infeksi jamur kulit.
Sebagai obat kandidiasis orofaring oral:
Usia 0–14 hari: Dosis awal 6 mg/kgBB dan diikuti dengan 3 mg/kgBB setiap 72 jam dengan dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 72 jam.
Usia 15–28 hari: Dosis awal 6 mg/kgBB dan diikuti dengan 3 mg/kgBB setiap 48 jam dengan dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 48 jam.
Usia 28 hari–11 tahun: Dosis awal 6 mg/kgBB dan diikuti dengan 3 mg/kgBB sekali sehari.
Sebagai obat kandidiasis esofagus oral:
Usia 0–14 hari: Dosis awal 6 mg/kgBB diikuti dengan 3 mg/kgBB setiap 72 jam dengan dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 72 jam.
Usia 15–28 hari: Dosis awal 6 mg/kgBB diikuti dengan 3 mg/kgBB setiap 72 jam dengan dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 48 jam.
Usia 28 hari – 11 tahun: Dosis awal 6 mg/kgBB diikuti dengan 3 mg/kgBB sekali sehari.
Sebagai obat meningitis cryptococcus oral:
Usia ≥4 minggu–11 tahun: 6–12 mg/kgBB sekali sehari.
Gunakan fluconazole sesuai dengan anjuran dokter dan instruksi yang terdapat pada label. Jangan gunakan obat ini kurang atau lebih dari yang diarahkan oleh dokter.
Fluconazole dapat dikonsumsi dengan atau tanpa obat lain. Usahakan untuk mengonsumsi obat tersebut pada jam yang sama setiap harinya.
Apabila Anda mendapatkan fluconazole sediaan sirup, pastikan Anda mengocok botolnya agar larutan tercampur dengan baik. Gunakan sendok atau takaran yang sudah tersedia untuk mengukur dosis yang akan Anda konsumsi.
Obat ini harus digunakan secara rutin agar dapat bekerja dengan efektif. Jangan hentikan pengobatan tanpa instruksi dokter, walaupun Anda sudah merasa lebih baik.
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan serta jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi dan jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai cara aman membuang produk Anda.
Fluconazole tidak boleh diberikan pada individu yang memiliki alergi terhadap obat tersebut.
Fluconazole ini diketahui dapat memberikan efek cacat bawaan pada janin apabila sang ibu mengonsumsi obat ini pada trimester ketiga. Oleh karena itu, disarankan bagi ibu yang sedang hamil, menyusui, dan berencana untuk hamil untuk mengonsumsi obat antijamur lainnya.
Obat ini juga tidak boleh digunakan bersama dengan beberapa obat lain, seperti astemizole, cisapride, quinidine, terfenadine, pimzide, eritromisin.
Penggunaan fluconazole dapat menimbulkan efek samping pada sistem organ berikut:
Sistem darah dan limfatik: anemia, penurunan sel darah putih
Kondisi umum: merasa lelah, lemah, dan demam
Saluran pencernaan: diare, mual, muntah, nyeri perut, konstipasi
Sistem saraf: pusing, letih, tremor, sakit kepala
Kulit: eksim, ruam kemerahan, bintil kulit, gatal
Di antara efek samping tersebut, efek samping yang paling signifikan dari penggunaan fluconazole adalah gangguan irama jantung (ditandai dengan jantung berdebar atau denyut tidak teratur) dan reaksi alergi. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mengetahui tanda-tanda efek samping fluconazole dan segera cari pertolongan pertama bila terjadi kondisi tersebut.
Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.