Eugenol adalah zat yang ditemukan pada berbagai tanaman, seperti daun kemangi, kayu manis, dan pala. Namun, istilah eugenol sering merujuk kepada “minyak cengkeh” dikarenakan senyawa ini banyak terkandung dalam minyak cengkeh.
Minyak cengkeh banyak digunakan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dan digunakan untuk melawan infeksi dan meredakan nyeri sehingga digunakan untuk bius lokal. Di bidang kedokteran gigi, minyak cengkeh digunakan untuk mengisi gigi berlubang bersama dengan seng oksida (ZnO) dan sering dicampur dalam pasta gigi atau obat kumur untuk mengurangi plak gigi dan sakit gigi. Namun, manfaat minyak cengkeh sebenarnya belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Minyak cengkeh yang digunakan pada kulit atau gusi cenderung aman. Namun, jika timbul iritasi, bengkak, kemerahan, dan rasa terbakar, segera hentikan pemakaian. Hal ini dapat menandakan pemakaian minyak cengkeh yang terlalu banyak atau Anda sensitif terhadap minyak cengkeh. Apabila pemakaian dilanjutkan, dapat timbul sariawan.
Pada pasien yang memiliki alergi terhadap minyak cengkeh, dapat terjadi reaksi alergi pada kulit (dermatitis kontak alergi) yang memiliki gejala seperti ruam, gatal, kemerahan, dan bengkak. Walau jarang, pada individu yang lebih sensitif juga dapat timbul reaksi alergi serius yang berbahaya.
Pada dosis rendah, minyak cengkeh bersifat cukup aman. Namun, penggunaannya dalam dosis tinggi dapat beracun dan berbahaya sehingga dapat merusak gigi dan menghambat penyembuhan luka. Oleh karena itu, penting untuk tidak menggunakan minyak cengkeh melebihi dosis yang dianjurkan dokter.
Efek yang dapat timbul ketika terjadi overdosis minyak cengkeh:
Mual
Dada berdebar-debar
Pusing
Batuk darah
Diare
Kejang
Koma
Selain itu, minyak cengkeh dapat menghambat pembekuan darah sehingga tidak boleh dikonsumsi pada orang yang memiliki gangguan pembekuan darah, sedang meminum obat pengencer darah, ataupun mengkonsumsi obat lain yang bisa memperlambat pembekuan darah. Penggunaan minyak cengkeh juga harus dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter gigi sebelum melakukan prosedur medis untuk menghindari perdarahan berlebih.
Minyak cengkeh sendiri tidak boleh ditelan karena dapat menyebabkan kerusakan hati, lambung, dan kerongkongan. Apabila dihirup secara berlebihan, minyak cengkeh juga dapat menimbulkan berbagai gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, dan sesak napas. Menghirup minyak cengkeh dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena infeksi pernapasan.
Penggunaan minyak cengkeh pada anak-anak tidak disarankan karena dapat menimbulkan efek samping berat, seperti kejang dan kerusakan hati. Pengaruhnya ketika hamil atau menyusui belum diketahui, namun tidak disarankan untuk mengkonsumsi secara berlebihan.
Minyak cengkeh juga mengandung zat yang dapat mempengaruhi kadar gula darah pada penyandang diabetes. Perhatikan munculnya gejala hipoglikemia (gula darah rendah), seperti gemetar, lemas, pusing, dan dada berdebar. Jika Anda memiliki diabetes dan mengkonsumsi minyak cengkeh, dokter akan memantau kadar gula darah Anda dengan ketat.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar informasi kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Referensi
1. Pavithra B. Eugenol—a review. J Pharm Sci & Res. 2014;6(3):153-4.
2. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. LiverTox: clinical and research information on drug-induced liver injury. [Internet]. Bethesda; 2019 Oct 28 [cited 2020 Nov 26].
3. Sarrami N, Pemberton MN, Thornhill MH, Theaker ED. Adverse reactions associated with the use of eugenol in dentistry. British Dental Journal. 2002 Sep 14;193(5):257-9.