Nama dagang: Etambutol, Arsitam, Bacbutol, Corsabutol, Kalbutol, Metham
Etambutol merupakan salah satu jenis obat yang digunakan dalam terapi lini pertama penyakit infeksi tuberkulosis. Untuk pengobatan tuberkulosis, obat ini akan digunakan bersama obat lini pertama lainnya, yaitu rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan streptomisin. Demi memudahkan kepatuhan pengobatan, sekarang ini sudah tersedia sediaan berbentuk obat kombinasi dosis tetap (KDT) yang merupakan gabungan antara Etambutol dengan ketiga obat antituberkulosis utama lainnya.
Golongan : Obat keras, diberikan dengan resep dokter
Kategori : Obat antituberkulosis (bakteriostatik)
Manfaat : Membunuh bakteri penyebab antituberkulosis
Bentuk : Tablet
Dikonsumsi oleh : Dewasa dan Anak (usia lebih dari 6 tahun)
Tidak hanya untuk pengobatan tuberkulosis, Etambutol juga dapat digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi Mycobacterium Avium Complex (MAC). Umumnya MAC jarang menimbulkan penyakit, namun bakteri ini akan menyebabkan infeksi serius apabila menyerang orang yang menderita AIDS dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Etambutol termasuk obat yang memiliki resiko toksisitas tinggi terhadap beberapa organ tubuh, seperti organ penglihatan, pendengaran, hati, dan lain sebagainya. Segera laporkan ke dokter apabila anda mengalami gangguan indera penglihatan, seperti pandangan memburam, nyeri pada mata, atau buta warna merah-hijau setelah mengonsumsi obat ini. Konsultasikan juga kepada dokter apabila Anda seorang lanjut usia, sedang hamil, atau memiliki gangguan fungsi ginjal karena kondisi-kondisi tersebut akan memerlukan penyesuaian dosis pemberian etambutol.
Pemberian etambutol pada anak-anak, terutama yang berusia di bawah 6 tahun sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan akan mengganggu indera penglihatan mereka.
Jangan lupa untuk meminum obat ini dengan teratur. Jika gejala yang anda alami tidak mengalami perbaikan atau bahkan menjadi lebih parah dalam waktu 2-3 minggu, segera lakukan konsultasi ke dokter.
Dosis pengobatan tuberkulosis:
Dewasa
Dosis yang biasa digunakan pada pasien dewasa adalah 100 mg hingga 400 mg sehari sekali, atau 15 mg/kgBB dalam sekali minum (dosis tunggal)
Anak
Penggunaan etambutol hanya diperbolehkan bagi anak yang telah berusia lebih dari 6 tahun. Dosis yang digunakan 15 mg/kgBB sehari sekali.
Pemilihan etambutol bagi anak dan bayi bisa saja dilakukan dengan melihat pertimbangan dokter
Seperti obat antituberkulosis lainnya, konsumsi etambutol harus kita lakukan secara teratur sekali sehari. Konsumsi obat yang tidak teratur bisa meningkatan potensi bakteri mengalami resistensi obat sehingga dapat menurunkan tingkat keberhasilan pengobatan. Segera lanjutkan pengobatan anda apabila sempat melewati dosis sebelumnya. Sebaiknya laporkan juga ke dokter apabila anda sudah lama melewati dosis rutin pengobatan antituberkulosis.
Etambutol bisa saja menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut, karena itu sebaiknya kita mengonsumsi obat ini bersama dengan makan untuk mengurangi sensasi tersebut.
Simpan obat ini di dalam kemasan aslinya, pastikan kemasan tertutup rapat. Hindari meletakan obat pada tempat yang lembab ataupun yang mendapat paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan untuk mencegah resiko tertelan dan keracunan.
Etambutol tidak boleh diberikan bagi orang yang memiliki riwayat alergi terhadap etambutol ataupun zat lain yang terkandung dalam obat. Obat ini juga tidak dapat diberikan bagi pasien peradangan saraf mata (neuritis optik) dan gangguan visual lain, karena sifatnya yang toksik terhadap indera penglihatan.
Sejauh ini etambutol dilarang untuk digunakan pada anak berusia di bawah 6 tahun. Meski demikian, ada juga yang menyebutkan bahwa obat ini bisa diberikan dengan pertimbangan dari dokter pada anak di bawah 6 tahun yang mengalami resistensi bakteri.
Efek samping dari etambutol yang paling sering terjadi adalah gangguan pada kemampuan penglihatan. Beberapa contoh gangguan penglihatan yang bisa terjadi akibat konsumsi obat ini adalah penurunan ketajaman mata, pandangan buram, dan buta warna. Selain itu, obat ini juga dapat menyebabkan rasa mual, muntah, hilang nafsu makan, neuropati perifer (rasa kesemutan atau kebas di tangan/kaki), toksisitas pada hati, kebingungan, dan disorientasi. Segera konsultasi ke dokter apabila efek samping yang terjadi terlalu berat atau tidak menghilang setelah beberapa lama pengobatan.
Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.