Obat

Estriol

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 28 Dec 2021

Bagikan

Estriol

Nama dagang: Ovestin

Pada awalnya, Estriol merupakan salah satu jenis hormon estrogen yang paling banyak diproduksi selama kehamilan dan utamanya dihasilkan oleh plasenta. Sama seperti obat golongan estrogen lainnya, estriol juga digunakan dalam terapi sulih (pengganti) hormon. Konsumsi estriol dapat membantu untuk meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh yang sempat menurun, terutama pada wanita pascamenopause. 

 

Golongan Obat keras, diberikan dengan resep dokter

Kategori Estrogen, sebagai terapi sulih hormon

Manfaat Mengatasi gejala akibat defisiensi estrogen

Bentuk :  Krim, tablet, dan supositoria

Dikonsumsi oleh : Dewasa

 

Menopause, yaitu berhentinya siklus datang bulan secara alami, merupakan peristiwa yang pasti dialami oleh kaum wanita. Kejadian ini juga dapat mengakibatkan penurunan kadar estrogen yang signifikan sehingga wanita pascamenopause akan mengalami beberapa gejala khas, seperti hot flushes, rasa kering dan gatal pada vagina, gejala osteoporosis, dan lain sebagainya. Karena itulah, pemberian estriol sebagai terapi pengganti estrogen diharapkan dapat membantu mengurangi gejala-gejala tersebut.

Peringatan

Seperti pada terapi estrogen sintetis lainnya, perlu diperhatikan bahwa penggunaan estriol jangka panjang dapat meningkatkan resiko penyakit kanker (terkait dengan peningkatan kadar estrogen), contohnya kanker payudara, kanker endometrium dan kanker ovarium. Selain itu, perlu diwaspadai bahwa konsumsi jangka panjang juga dapat menyebabkan kambuhnya penyakit endometriosis, meningkatkan resiko penyakit kandung kemih, dan sumbatan (thrombosis) pada pembuluh darah.

Untuk Anda yang memiliki penyakit komorbid, seperti asma, hipertensi, ginjal, epilepsi, melanoma, dan systemic lupus erythematosus (SLE) juga sebaiknya berhati-hati terhadap penggunaan obat estriol karena bisa saja meningkatkan perburukan kondisi pada penyakit tersebut.

Jangan lupa untuk menyampaikan obat-obat yang sedang anda konsumsi karena bisa saja obat tersebut akan mengganggu penggunaan estriol ataupun sebaliknya. Contoh obat-obatan yang bisa berinteraksi dengan estriol adalah obat pengencer darah (aspirin), obat anti-asma kortikosteroid, obat-obatan epilepsi, serta obat anti-jamur dan anti-bakteri.

Seperti golongan estrogen yang lain, penggunaan estriol juga dapat memengaruhi sistem jantung dan pembuluh darah. Hentikan pengobatan apabila mengalami gejala sumbatan pembuluh darah, seperti bengkak dan nyeri pada kaki, rasa nyeri dada yang tiba-tiba, dan timbul sesak napas.

Dosis dan Aturan Pakai

Ada beberapa bentuk obat estriol yang biasa beredar di pasaran, yaitu krim, supositoria, dan juga tablet. Berikut ini aturan pakai dan dosis yang dapat digunakan:

  • Krim Vagina

    • Jika Anda mengalami keluhan pada vagina (terasa kering dan lain sebagainya), maka gunakan krim sehari sekali selama satu minggu. Tetap lakukan konsultasi ke dokter karena mungkin saja dilakukan penyesuaian dosis, tergantung kondisi anda

    • Pengobatan dengan estriol biasanya akan dihentikan selama 4 minggu setelah 2-3 bulan pengobatan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan pengobatan dan memilih terapi yang akan dipilih selanjutnya.

  • SupositoriaVagina (Ovula)

    • Gunakan ovula satu hari sekali dalam seminggu. Selanjutnya dosis obat akan dikurangi, yaitu dua kali selama seminggu. Tetap lakukan konsultasi ke dokter Anda karena bisa jadi dilakukan penyesuaian dosis

  • Tablet

    • Umumnya dokter akan memberikan dosis 4-8 mg perhari yang akan dikonsumsi selama 5-7 hari. Satu sampai tiga minggu berikutnya dosis mungkin akan dikurangi menjadi 1-2 mg perhari. Dosis mungkin mengalami penyesuaian, hubungi dokter agar dosis yang digunakan sesuai. 

 

Cara Penggunaan Obat

  • Penggunaan Krim Vagina

    • Penggunaan krim sebaiknya dilakukan ketika Anda ingin beristirahat atau pada malam hari. Gunakan aplikator krim untuk membantu anda menggunakan obat jenis ini.

    • Hubungkan kemasan krim dengan aplikator yang tersedia, lalu tekan kemasan hingga krim mengisi aplikator 

    • Masukan aplikator ke dalam vagina dan tekan perlahan hingga aplikator kosong

    • Keluarkan aplikator lalu bersihkan dengan air hangat dan sabun

  • Penggunaan SupositoriaVagina (Ovula)

    • Ada dua cara memakai obat supositoriavagina, yaitu dengan tangan langsung atau menggunakan aplikator. Langkah penggunaan aplikator hampir mirip dengan aplikator krim, hanya bentuk sediaannya yang berbeda

 

Cara Penyimpanan

Jangan keluarkan obat dari kemasan aslinya dan pastikan kemasan tertutup rapat. Simpan dalam suhu ruang, hindari adanya paparan sinar berlebihan dan jauhkan dari lingkungan dengan kelembaban tinggi. 

Hindari obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, seperti konsumsi obat yang dapat menimbulkan keracunan.

Kontraindikasi

Dilarang untuk menggunakan obat ini bagi Anda dengan riwayat atau mengalami peningkatan resiko kanker yang terkait dengan kadar hormon estrogen, seperti kanker payudara, kanker endometrium, dan kanker ovarium. Orang yang sedang mengalami perdarahan vagina yang abnormal, sumbatan pada pembuluh vena dalam (deep vein thrombosis), stroke, dan gangguan pembekuan darah juga tidak diperbolehkan memakai obat estriol.

Selain itu, para ibu hamil dan menyusui tidak boleh memakai obat ini karena dikhawatirkan bisa mengganggu tumbuh kembang anak. Anda juga akan dilarang menggunakan obat ini apabila memiliki alergi terhadap estriol atau komponen lain dari obat.

Efek Samping

Penggunaan estriol juga dapat memicu beberapa efek samping, tetapi bisa jadi Anda tidak mengalami hal tersebut. Efek samping yang mungkin terjadi berupa rasa gatal dan iritasi pada vagina, ada pembengkakan pada payudara, keputihan, mual, pembengkakan pada kaki, dan gejala-gejala yang mirip dengan flu. Umumnya gejala-gejala tersebut dapat menghilang dalam seminggu pertama pengobatan

Meski demikian, penggunaan estriol jangka panjang juga dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius. Contoh efek samping yang lebih berat dapat berupa terbentuknya tumor ganas atau jinak yang terkait dengan hormon (endometrium, payudara, dan ovarium), serangan jantung, stroke, dan perdarahan pada vagina. Segera konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami efek samping tersebut. 

Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Tag :
Referensi
  • Unknown. Ovestin Ovula [Internet]. Unknown: MIMS. 2021 Mar 01. 
  • Unknown. Ovestin Cream [Internet]. Unknown: MIMS. 2021 Mar 01. 
  • Unknown. Ovestin tablets [Internet]. Unknown: MIMS. 2021 Mar 01. 
  • BPOM RI. Estrogen untuk terapi sulih hormone [Internet]. Unknown: BPOM RI.
Bagikan artikel ini