Nama Dagang: Farmabes
Diltiazem adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti gagal jantung yang berat, tekanan darah tinggi, serangan jantung, hingga gangguan irama jantung. Obat ini tidak bisa Anda beli secara bebas di apotek karena membutuhkan resep dokter.
Diltiazem relatif aman dikonsumsi berbagai usia. Anak-anak maupun lansia pun dapat mengonsumsi diltiazem bila memang memiliki indikasi yang sesuai, dengan catatan dosisnya sudah disesuaikan oleh dokter. Biasanya dosis yang diberikan akan lebih rendah untuk meminimalkan efek samping yang dirasakan.
Golongan : Penyekat Kanal Kalsium (Non-dihidropiridin)
Kategori : Obat keras
Manfaat : Gagal jantung, gangguan irama jantung (aritmia)
Bentuk : Tablet, injeksi
Dikonsumsi oleh : Anak-anak, dewasa
Beberapa orang mungkin merasa pusing setelah mengonsumsi diltiazem. Agar lebih aman, Anda sebaiknya tidak mengemudi atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian setelah mengonsumsi diltiazem.
Konsumsi diltiazem dengan dosis berlebihan dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung. BIla dibiarkan, denyut jantung Anda akan semakin berkurang yang dapat berujung pada kematian. Untuk mencegahnya, hindari mengonsumsi diltiazem sendiri tanpa petunjuk dokter.
Pada ibu hamil dan/atau menyusui, profil keamanan diltiazem masih belum bisa dibuktikan. Oleh sebab itu, Anda yang dalam kondisi hamil harus berkonsultasi untuk mencari obat lain yang lebih aman dikonsumsi selama masa hamil. BIla Anda memiliki kelainan pada ginjal atau hati, sampaikan juga kepada dokter Anda sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan obat.
Dosis dan Aturan Pakai
Dosis diltiazem yang lazim dipakai adalah sebagai berikut :
Diltiazem tablet
Untuk pasien serangan jantung, dapat diberikan diltiazem dengan dosis awal sebesar 30-60 mg, sebanyak 3-4 kali sehari. Untuk tekanan darah tinggi, diltiazem tablet dapat diberikan dengan dosis 90-180 mg sebanyak 2 kali sehari. Dosis maksimal yang bisa diberikan per hari adalah 360 mg.
Diltiazem injeksi
Diltiazem suntik biasanya dipakai untuk kelainan irama jantung yang tergolong gawat. Untuk satu kali suntik, dapat diberikan dosis sebesar 250mcg setiap kilogram berat badan. Suntikan harus dilakukan dalam waktu 2 menit dan bisa diulang 15 menit kemudian bila dibutuhkan.
Selama pemberian diltiazem melalui suntikan, dokter Anda akan mengawasi kondisi Anda. Dokter akan menilai kondisi umum, mengukur tekanan darah dan melakukan pemeriksaan rekam jantung berkala untuk memastikan tidak timbul efek samping yang berbahaya.
Apabila fase kritis berhasil dilalui, metode pemberian diltiazem dapat diubah menjadi melalui infus dengan kecepatan tetes infus 5-10 mcg/jam selama 24 jam berikutnya. Perawat biasanya akan mengatur tetes infus Anda sesuai kebutuhan.
Penghentian pengobatan diltiazem tidak boleh dilakukan sepenuhnya secara tiba-tiba. Dosis diltiazem harus dikurangi secara bertahap sebelum bisa benar-benar dihentikan pemakaiannya. Untuk lebih jelasnya, Anda harus berkonsultasi kepada dokter terkait cara menurunkan dosis obat yang tepat
Diltiazem dapat dikonsumsi sebelum ataupun setelah makan. Sedangkan untuk diltiazem dalam bentuk infus, larutan diltiazem akan diencerkan menggunakan cairan dekstrosa 5% atau cairan salin. Segala urusan terkait pencampuran obat akan menjadi tanggung jawab dokter dan perawat yang merawat Anda.
Diltiazem dalam bentuk tablet dapat diletakkan pada tempat yang jauh dari sinar matahari langsung. Hindari menaruh obat pada tempat dengan suhu dan kelembapan ruangan yang ekstrim. Untuk diltiazem dalam bentuk injeksi, kemasan obat dapat disimpan di lemari pendingin bersuhu antara 2-8 derajat Celcius. Kemasan suntik diltiazem tidak boleh diletakan di lemari es beku (freezer).
Sebelum mengonsumsi diltiazem, anda perlu memberitahu dokter Anda bila Anda sedang mengalami atau memiliki satu atau lebih dari riwayat penyakit di bawah ini:
Kelainan irama jantung, misalnya sindrom sick sinus dan blok jantung derajat 2 - 3,
Denyut nadi tidak kuatatau tensi turun drastis
Terdapat tanda gagal jantung berat (sesak memberat saat berbaring yang disertai bengkak di berbagai anggota tubuh)
Serangan jantung iskemik
Ibu hamil dan menyusui
Sedang mengonsumsi obat dari golongan Ivabradin atau penyekat beta secara intravena (seperti Metoprolol dan Atenolol)
Alergi terhadap diltiazem
Efek samping yang perlu diperhatikan bagi pengguna diltiazem adalah :
Detak jantung berkurang
Bengkak pada kaki
Tekanan darah menurun, dengan atau tanpa disertai penurunan kesadaran
Gangguan fungsi hati
Nyeri perut
Mual dan muntah
Sulit buang air besar
Gusi bengkak
Mata lebih sensitif terhadap cahaya
Ruam kulit (jarang)
Bila efek samping ini Anda rasakan dan sangat mengganggu aktivitas Anda, segera kabari dokter Anda untuk mendapatkan penatalaksanaan yang sesuai.
Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Referensi:
MIMS. Diltiazem[internet]. Website MIMS Indonesia. Unknown: 2020 [cited 2021 June 25].
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Diltiazem hidroklorida[internet] Website BPOM. Jakarta; 2015 [cited 2021 June 25].
Talreja O, Cassagnol M. Diltiazem [internet]. Statpearls. Treasure Island; 2020 [cited 2021 June 26].