Obat

Amiodarone

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 01 Nov 2021

Bagikan

Amiodarone

Nama Dagang: Azoran; Cordarone; Cortifib; Kendaron; Lamda; Rexidron; Tiaryt

 

Amiodarone adalah obat antiaritmia yang digunakan untuk mengatasi gangguan irama jantung. Amiodarone umumnya digunakan untuk gangguan irama yang berbahaya seperti takikardia ventrikular atau fibrilasi ventrikular. Amiodarone juga umumnya digunakan setelah obat-obatan antiaritmia lainnya tidak berhasil mengatasi gejala pasien. Amiodarone bekerja dengan menghentikan sinyal-sinyal berlebih di jantung agar irama jantung dapat kembali normal.

 

Golongan : Antiaritmia

Kategori : Obat resep

Manfaat : Mengatasi gangguan irama jantung

Bentuk : Tablet dan suntik

Dikonsumsi oleh : Anak-anak dan dewasa

 

Peringatan

Penggunaan amiodarone harus dilakukan dengan hati-hati. Umumnya, amiodarone digunakan hanya untuk gangguan irama jantung yang berat atau bahkan mengancam nyawa. Pada penggunaan dengan cara infus pada rawat inap, penggunanya harus dipantau setidaknya satu minggu dalam perawatan. Selain itu, ada pertimbangan-pertimbangan lain yang harus diketahui sebelum mengkonsumsi amiodarone, yaitu:

  • Beritahukan kepada dokter terlebih dahulu bila Anda memiliki riwayat penyakit jantung, seperti gagal jantung atau riwayat gangguan irama jantung lainnya yang berbahaya seperti blok AV dan denyut jantung menurun (bradikardia). Selain itu, bila Anda memiliki risiko serangan jantung (misal kadar kolesterol tinggi) dan ditemukan pembesaran jantung maka pemberian juga harus dilakukan hati-hati, terutama bila memberikan dalam bentuk infus.

  • Beritahukan kepada dokter bila Anda menggunakan alat pacu jantung.

  • Pemberian obat ini dapat berbahaya bila Anda memiliki riwayat alergi obat amiodarone dan iodium. Pastikan Anda memberi tahu dokter bila ada alergi tersebut.

  • Pastikan dokter tahu bila Anda memiliki keluhan asma, gangguan hati, darah tinggi, hipotensi (tekanan darah rendah), dan gangguan elektrolit. Bila Anda mengalami gangguan tiroid dengan gejala seperti penurunan berat badan drastis, kelelahan berlebih, kulit kering, rambut rontok, waktu datang bulan tak menentu, atau hingga ada benjolan pada leher (gondokan), maka segera beritahukan kepada dokter.

  • Apabila selama pengobatan Anda tiba-tiba mengalami nyeri dada, nadi berdegup kencang, kesulitan bernafas, gangguan penglihatan, nyeri perut, muntah, urin berwarna gelap, kulit kuning, atau batuk darah, maka segera panggil dokter untuk penanganan.

  • Beritahukan kepada dokter bila Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan lain, termasuk obat herbal.

  • Penggunaan obat ini perlu juga dipantau dengan kontrol rutin ke dokter. Dalam kontrol, Anda dapat melalui pemeriksaan rekam jantung, fungsi hati, dan kadar elektrolit secara berkala.

  • Bila sedang dalam perawatan dengan amiodarone, Anda dapat menghindari aktivitas di luar rumah khususnya bila terkena sinar matahari. Anda juga sebisa mungkin menghindari kegiatan yang membutuhkan konsentrasi atau fokus seperti menyetir karena seringkali muncul pusing.

  • Apabila Anda akan melalui tindak operasi, maka pastikan Anda beritahu dokter yang ada bahwa Anda sedang menjalani terapi amiodarone.

  • Beritahukan kepada dokter bila Anda mengalami gejala alergi setelah berobat dengan menggunakan amiodarone.

  • Amiodarone termasuk dalam obat kategori D untuk kehamilan sehingga telah diketahui adanya dampak yang negatif pada pertumbuhan janin. Maka dari itu, penggunaan amiodarone sangat tidak dianjurkan bagi wanita hamil. Amiodarone juga dapat diserap pada ASI sehingga tidak dapat diberikan kepada ibu menyusui. Penggunaannya hanya dipertimbangkan bila manfaat yang diberikan lebih besar dari risiko yang ada.

Dosis dan Aturan Pakai 

Dosis penggunaan amiodarone disesuaikan dengan keadaan yang menjadi indikasi penggunaan amiodarone ini. Setiap keadaan menggunakan sediaan dan dosis yang berbeda.

Aritmia supraventrikular atau ventrikular

  • Pada dewasa, diberikan secara infus dengan dosis 5 mg/kgBB selama 20-120 menit dan dapat diulang hingga 1.200 mg (sekitar 15 mg/kgBB) per 24 jam. Kecepatan infus disesuaikan dengan keadaan pasien. Pada kasus gawat darurat, dapat diberikan dosis 150-300 mg dengan suntik lambat lebih dari 3 menit dan diulang 15 menit setelah dosis pertama.

  • Bila menggunakan obat tablet, dapat digunakan dosis awal 200 mg tiga kali sehari selama satu minggu kemudian dikurangi menjadi 200 mg dua kali sehari selama satu minggu. Dosis tetap yang digunakan kurang dari 200 mg dan disesuaikan dengan respon pengobatan.

  • Pada lanjut usia, dosis diberikan dengan dosis paling minimal yang bermanfaat.

Takikardia ventrikular tak bernadi atau fibrilasi ventrikular

  • Pada dewasa, saat resusitasi atau penanganan gawat darurat dimana kejut jantung tidak berhasil, dapat diberikan dosis 300 mg atau 5 mg/kgBB melalui suntik cepat. Dosis tambahan 150 mg (2,5 mg/kgBB) dapat diberikan bila keadaan gangguan jantung tersebut masih ada.

Cara Menggunakan Obat

Penggunaan obat amiodarone harus disesuaikan dengan instruksi dokter dan informasi yang ada pada kemasan. Bila menggunakan bentuk suntik atau infus, maka pemberian suntik harus dilakukan oleh tenaga kesehatan dan selalu dalam pengawasan dokter. Bila obat yang diminum berupa tablet, tablet dapat diminum baik sebelum atau sesudah makan. Namun, bila ada gangguan pencernaan, sebaiknya obat diminum bersama dengan makan. Apabila Anda terlewat dosis minum amiodarone, sebaiknya minum saja sesuai dosis selanjutnya. Jangan menggAndakan dosis obat apabila terlewat. Penggunaan obat dapat mencapai 3 minggu agar irama jantung kembali normal sehingga meski gejala sudah tidak ada, obat tetap diminum hingga pulih.  

Cara Penyimpanan

Obat amiodarone dapat disimpan dalam tempat yang kering dan sejuk dengan suhu sekitar 20-25 derajat celcius. Hindari tempat yang lembab atau terkena sinar matahari.

Kontraindikasi

Beberapa kontraindikasi yang harus dihindari dalam penggunaan amiodarone meliputi denyut nadi lambat, adanya hambatan hantaran listrik jantung, adanya tAnda-tAnda syok akibat gagal jantung, adanya gangguan tiroid, reaksi alergi terhadap iodium, dan riwayat operasi lasik. Pada penggunaan infus, maka juga dikontraindikasikan pada keadaan tekanan darah rendah, gagal jantung, kerusakan jantung, ibu menyusui, dan bersamaan dengan pengobatan obat-obatan lain yang mengganggu irama jantung.

Efek Samping

Efek samping umum yang dapat ditemukan pada penggunaan amiodarone meliputi:

  • Mual dan muntah

  • Konstipasi

  • Pusing

  • Nafsu makan hilang

  • Demam

  • Tekanan darah rendah (hipotensi)

  • Penglihatan kabur

  • Gangguan pencernaan

Selain itu, Anda harus menemui dokter jika mendapatkan reaksi alergi obat seperti rasa gatal hingga gejala mengancam nyawa seperti sesak, ataupun adanya efek samping serius lain seperti:

  • Batuk atau sakit saat bernafas

  • Pusing yang sangat berat seperti ingin pingsan

  • Kesemutan atau rasa baal di jari-jari kaki dan tangan

  • Demam tinggi

  • Denyut jantung tidak teratur

  • Kulit lebih sensitif pada matahari

Tagging (Gejala Umum)

  • Mual

  • Muntah

  • Demam

  • Pusing

  • Penglihatan kabur

  • Konstipasi

Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

 

Referensi:

Amiodaron. Pom go

Amiodarone. MIMS

 

Amiodarone. Drugs

Tag :
Bagikan artikel ini