Obat

Amikacin

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 01 Nov 2021

Bagikan

Amikacin

 

Nama Dagang: Alostil; Amikacin; Amiosin; Amyofarc; Glybotic; Mikaject; Mikasin; Simikan; Verdix

 

Amikacin adalah obat antibiotik, digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Amikacin bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi pada penyakit. Amikacin umumnya digunakan untuk penyakit-penyakit seperti infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang, infeksi pada darah, perut, persendian, paru-paru, tulang, kulit, dan saluran kemih. Amikacin termasuk dalam antibiotik golongan aminoglikosida dan diberikan secara suntik.

 

Golongan : Obat antibiotik golongan aminoglikosida

Kategori : Obat resep

Manfaat : Mengatasi infeksi bakteri

Bentuk : Suntik (injeksi intramuskular dan intravena/infus)

Dikonsumsi oleh : Anak-anak dan dewasa

 

Peringatan

Penggunaan amikacin dilakukan melalui suntik, baik suntik intramuskular (injeksi ke dalam otot) ataupun melalui infus (injeksi ke dalam vena). Maka dari itu, penggunaan amikacin harus dilakukan dalam perawatan yang ketat dan juga diawasi oleh tim dokter. Apabila diperlukan penggunaan lebih dari 14 hari, maka terapi harus diawasi dengan baik. Selain itu, terdapat peringatan dalam penggunaan amikacin seperti berikut:

  • Terdapat risiko gangguan pada sistem saraf (neurotoksik), pada sistem pendengaran (ototoksik), dan pada ginjal (nefrotoksik). Gangguan-gangguan ini berisiko meningkat bila amikacin digunakan bersamaan dengan obat-obatan dengan efek samping yang sama dan juga menggunakan diuretik.

  • Risiko gagal nafas dan gangguan pada persarafan otot bila dipakai dengan obat-obatan yang menghambat persarafan otot lainnya.

  • Apabila Anda memiliki penyakit vertigo, telinga berdengung, kehilangan pendengaran, gangguan keseimbangan, Parkinson, kadar kalsium darah rendah, dehidrasi, fibrosis sistik, asma, penyakit ginjal, dan myasthenia gravis, maka penggunaan obat ini harus dikonsultasikan dulu kepada dokter karena dapat berisiko memperburuk kondisi Anda.

  • Pastikan beritahu kepada dokter bila Anda memiliki alergi terhadap obat ini ataupun obat dengan golongan serupa seperti kanamisin ataupun alergi terhadap obat-obatan golongan sulfa.

  • Informasikan kepada dokter bila Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan lainnya, termasuk obat herbal dan suplemen, khususnya obat-obatan seperti diuretik ataupun antibiotik aminoglikosida lainnya. 

  • Apabila Anda hendak melakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin hidup, seperti vaksin tifoid, maka beritahukan kepada dokter, karena efektivitas vaksin dapat berkurang.

  • Apabila Anda akan menjalani tindakan operasi, maka beritahukan kepada dokter Anda bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan amikacin.

  • Amikacin termasuk dalam obat kategori D dalam kehamilan, sehingga terbukti memiliki dampak terhadap janin bila dikonsumsi selama kehamilan. Maka dari itu, penggunannya tidak dianjurkan, kecuali bila dokter mempertimbangkan manfaatnya lebih besar dari risikonya. Dampaknya pada ASI tidak diketahui sehingga tidak dianjurkan digunakan pada ibu menyusui.

  • Penggunaan pada bayi preamatur, bayi baru lahir, anak-anak, dan orang lanjut usia juga harus dilakukan dengan hati-hati.

Penggunaan amikacin harus disesuaikan dengan anjuran dan perintah dokter, serta terus dalam pengawasan dokter.

Dosis dan Aturan Pakai 

Penggunaan amikacin dilakukan dengan bentuk obat suntik baik penyuntikan ke otot (intramuskular) ataupun ke pembuluh darah (intravena/infus) dalam pengawasan dokter. Obat yang disuntikan dapat memiliki kekuatan 50 mg/mL atau 250 mg/mL. Dosis penggunaan obat amikacin dapat disesuaikan dengan penyakitnya, namun secara umum, dibagi menjadi penggunaan pada infeksi bakteri serta pada kondisi infeksi saluran kemih tanpa komplikasi. Dalam penggunannya, dokter harus mengawasi dengan ketat karena dosis optimal amikacin yang sempit dan perlu disesuaikan secara berkala.

Infeksi Bakteri

  • Bagi orang dewasa, digunakan dosis 15 mg/kgBB/hari baik intravena maupun intramuskular dengan durasi 30-60 menit, dapat diberikan sebanyak dua kali (setiap 12 jam) atau tiga kali (setiap 8 jam) dalam satu hari.

  • Bayi baru lahir, menggunakan dosis awal 10 mg/kgBB, dilanjutkan dengan 7,5 mg/kgBB setiap 12 jam. 

  • Pada anak dengan usia 1-12 tahun, digunakan dosis 15-20 mg/kgBB dapat diberikan sekali sehari atau dibagi dalam dua dosis.

  • Pada infeksi paru-paru (pneumonia), dosis dewasa yang digunakan dapat mencapai 20 mg/kgBB/hari

Infeksi Saluran Kemih

  • Pada orang dewasa, diberikan dosis 7,5 mg/kgBB dibagi dalam dua atau dapat juga diberikan dosis 250 mg sebanyak dua kali sehari.

Cara Menggunakan Obat

Penggunaan amikacin dilakukan dengan cara suntik, sehingga harus diberikan oleh dokter atau tenaga medis. Obat dapat disuntikkan ke dalam otot intramuskular ataupun melalui infus. Selama prosedur, konsultasikan kepada dokter bila merasakan adanya keluhan atau rasa tidak nyaman. Pastikan juga agar Anda rutin minum air untuk menjaga kesehatan ginjal untuk memertahankan fungsi ginjal yang baik dan dapat menurunkan risiko efek samping yang muncul.

Selama pemberian amikacin, dokter akan rutin memantau kondisi Anda untuk memastikan tidak ada efek samping atau reaksi yang muncul. Beritahukan kepada dokter apabila ada gejala atau efek samping yang dirasakan. Amikacin harus diberikan secara rutin dan sesuai dengan instruksi dokter. Amikacin juga tetap diberikan hingga infeksi benar-benar tuntas, tidak hanya saat gejala yang dirasakan sudah membaik. Hal ini untuk mencegah adanya kekambuhan dari penyakit infeksi yang dialami.

Cara Penyimpanan

Amikacin umumnya disimpan dalam bentuk cairan yang kemudian nantinya perlu dilarutkan dengan menggunakan cairan infus. Dalam bentuk awalnya, maka amikacin dapat disimpan di tempat yang kering dan sejuk, dengan suhu dibawah 25 derajat Celsius. Bila cairan amikacin sudah dilarutkan, maka cairan hanya dapat disimpan hingga 24 jam. Pastikan penyimpanan amikacin jauh dari jangkauan anak-anak untuk menghindari penyalahgunaan atau kecelakaan yang tidak diinginkan.

Kontraindikasi

  • Memiliki riwayat alergi atau reaksi terhadap penggunaan amikacin atau antibiotik kelas aminoglikosida lainnya, serta juga bila terdapat riwayat alergi pada obat golongan sulfa.

  • Apabila Anda memiliki atau mengidap penyakit Myasthenia gravis, parkinson, serta gangguan saraf dan pendengaran lainnya.

  • Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan lain yang memiliki efek samping pada gangguan pendengaran, gangguan saraf, dan gangguan ginjal seperti bacitracin, cisplatin, amphotericin B, ciclosporin, cefaloridine, viomycin, vancomycin, tacrolimus, dan lainnya.

  • Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan diuretik seperti furosemide karena dapat meningkatkan risiko gangguan pada ginjal.

Efek Samping

Efek samping yang ada pada penggunaan amikacin beragam mulai dari gejala yang ringan hingga berat. Gejala yang sering muncul dan penting untuk dilaporkan meliputi:

  • Gangguan telinga: gangguan keseimbangan (rasa pusing berputar), kehilangan pendengaran, tellinga berdengung

  • Gangguan sistem saraf: sakit kepala, rasa baal, tremor

  • Gangguan ginjal: gagal ginjal, jumlah urin yang sedikit

Sementara itu, efek samping lain yang dapat terjadi meskipun lebih jarang adalah gejala seperti:

  • Mual

  • Muntah

  • Nyeri sendi

  • Nyeri perut atau kram perut

  • Kejang

  • Diare

  • Tinja berdarah

  • Ruam-ruam gatal pada kulit

  • Reaksi alergi berat: sesak nafas

 

Tagging (Gejala Umum)

  • Mual

  • Muntah

  • Nyeri

  • Diare

  • Sakit kepala

  • Tuli 

Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

 

Referensi:

Amikacin. MIMS

Amikacin. Drugs

Amikacin. Medscape

 

Amikacin. Pom go

Tag :
Bagikan artikel ini