Sebagian Orang Amerika Tidak Mempercayai AI bisa Memberikan Nasihat Medis

Ditinjau oleh • 30 May 2024

Bagikan

Sebagian Orang Amerika Tidak Mempercayai AI bisa Memberikan Nasihat Medis

Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menunjukan beberapa potensi yang mungkin dapat merevolusikan berbagai sektor termasuk kesehatan. AI dapat digunakan di berbagai aplikasi medis, mulai dari analisis X-ray hingga penemuan obat-obatan baru. Meskipun demikian, Kepercayaan masyarakat terhadap AI dalam memberikan nasihat medis masih sangat rendah. Survei terbaru yang dilakukan oleh Salesforce mengungkapkan bahwa 69% masyarakat Amerika menolak ide AI menggantikan dokter untuk mendiagnosis penyakit. Fenomena ini mengungkapkan sejumlah kekhawatiran yang harus diatasi oleh industri kesehatan untuk memastikan adopsi yang lebih luas dan efektif dari teknologi ini.

 

Ketidakpercayaan adalah hal yang wajar, karena masyarakat masih memiliki keraguan mendasar terhadap kehandalan yang dimiliki AI dalam menangani sesuatu yang krusial seperti kesehatan. Survei yang dilakukan Salesforce menunjukan bahwa meskipun ada dukungan terhadap AI untuk tugas-tugas seperti administratif, kepercayaan AI dalam mendiagnosis medis masih sangatlah rendah.

 

Beberapa alasan kenapa AI masih sangatlah minim mendapatkan kepercayaan adalah masyarakat masih memiliki ketergantungan pada pengalaman dan keahlian dokter manusia, kekhawatiran tentang potensi kesalahan yang dimiliki AI, selain itu masyarakat masih minim pengetahuan mengenai cara kerja AI.

 

Kekhawatiran ini masih dalam batas wajar karena dalam mendiagnosis sebuah penyakit sekecil apapun kesalahannya akan berdampak besar pada kesehatan hidup seseorang dan berakibat sangat fatal. Oleh karena itu, penilaian dokter manusia lebih dipercaya dan dokter manusia dapat memberikan penilaian yang lebih komprehensif dan personal. Selain itu, privasi dan keamanan data juga kesehatan yang digunakan oleh sistem AI juga menambah ketidakpercayaan dan dikhawatirkan menjadi target dari serangan siber.

 

Pada survei Salesforce ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam penerimaan teknologi AI antara generasi yang lebih muda dan yang lebih tua. Generasi Z misalnya lebih terbuka seperti penggunaan Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR) dalam pelayanan kesehatan. Sedangkan generasi yang lebih tua masih lebih skeptis terhadap penggunaan teknologi ini. 

 

Dengan populasi global yang semakin menua dan kekurangan tenaga medis, teknologi AI dianggap sebagai solusi potensial untuk mengatasi beberapa tantangan terbesar dalam sektor kesehatan. Para ahli, seperti Atul Gupta dari Philips, menekankan bahwa AI dan teknologi terkait sangat dibutuhkan untuk mendukung tenaga medis dalam menghadapi peningkatan beban kerja dan kekurangan tenaga medis.

Ketidakpercayaan Masyarakat Terhadap AI: Sebab dan Implikasinya 

Ketergantungan pada Pengalaman dan Keahlian Manusia

Salah satu alasan utama ketidak percayaan dari masyarakat adalah ketergantungan pada pengalaman dan keahlian manusia. Dokter memiliki kemampuan untuk memahami nuansa kompleks dalam diagnosis dan perawatan pasien, AI masih dianggap belum mampu untuk sepenuhnya menggantikannya. Masyarakat juga cenderung merasa lebih nyaman dan aman dengan penilaian yang diberikan oleh dokter yang berpengalaman dibandingkan dengan sistem AI.

Kekhawatiran tentang Kesalahan

Kekhawatiran tentang potensi kesalahan dalam melakukan diagnosis yang dilakukan oleh AI juga menjadi faktor yang penting. Dalam konteks kesehatan, dimana keputusan yang diambil bisa berdampak besar pada hidup seseorang, kesalahan sekecil apapun bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, masyarakat lebih percaya terhadap dokter daripada teknologi AI yang belum tentu penilaiannya tepat tanpa kesalahan. 

Kurangnya pemahaman tentang Teknologi AI

Kurangnya masyarakat tentang cara kerja AI dan bagaimana keputusan yang dibuat oleh sistem ini menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpercayaan. Banyak orang tidak yakin bagaimana AI membuat diagnosis atau bagaimana AI dapat melindungi data kesehatan mereka dari serangan siber.

Kehilangan Sentuhan Manusia

Biasanya pengobatan melibatkan aspek emosional dan interpersonal yang penting. Pasien mungkin akan merasa lebih didengarkan dan dihargai ketika berinteraksi dengan dokter manusia dibandingkan dengan AI yang tidak memiliki kemampuan empati.

Isu Privasi dan Keamanan Data

Kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data kesehatan yang digunakan oleh sistem AI. Kepercayaan masyarakat terhadap AI bisa tergerus jika ada ketidakpastian tentang bagaimana data mereka digunakan dan dilindungi. Namun dikutip dari artikel dari aido, ternyata AI juga memiliki potensi untuk melindungi sistem dari serangan siber.

Perbedaan Penerimaan Teknologi di Generasi

Survei yang dilakukan oleh Salesforce juga menunjukan adanya perbedaan signifikan terhadap penerimaan teknologi AI antara generasi yang lebih muda dan yang lebih tua. Generasi Z misalnya masih terbuka dan mengharapkan penggunaan teknologi seperti AI, AR, dan VR. Sedangkan generasi yang lebih tua lebih skeptis terhadap teknologi ini.

Tekanan pada Sistem Kesehatan Akibat Populasi yang Menua

Dengan populasi global yang semakin menua, teknologi AI menjadi semakin penting untuk mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks. Para ahli, seperti Atul Gupta dari Philips, menekankan bahwa AI dan teknologi yang terkait sangatlah dibutuhkan untuk mendukung tenaga medis dalam menghadapi peningkatan beban kerja dan kurangnya tenaga medis.

Implikasi dan Langkah ke Depan

Dilansir dari fastcompany.com Atul Gupta menyatakan bahwa teknologi ini penting untuk dapat mempertahankan ekosistem perawatan kesehatan di dunia dimana persentase populasi global yang berusia 65 tahun keatas diperkirakan akan meningkat dari 10% di tahun 2022 menjadi 16% di tahun 2050. 

 

Maka dari itu kedepannya penting bagi industri kesehatan untuk fokus pada edukasi publik dan transparansi dalam penggunaan AI. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat AI dan memasukan bahwa teknologi ini dapat digunakan dengan cara yang aman dan terpercaya. Kepercayaan ini dapat meningkat dengan pendekatan yang bertahap seperti dimulai dengan penerapan AI untuk tugas-tugas administratif sebelum menggunakannya untuk diagnosis medis yang lebih kompleks.

 

Para ahli juga menekankan bahawa AI harus dilihat sebagai alat pendukung bagi tenaga medis, bukan sebagai pengganti. Dengan mengurangi beban administratif dan membantu dalam pengambilan keputusan klinis yang kompleks, AI bisa membantu mengurangi burnout di kalangan dokter dan tenaga medis lainnya.

 

Dengan strategi pendekatan yang bijaksana dan terukur, AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan di masa depan, sambil memastikan bahwa kepercayaan dan keselamatan pasien tetap menjadi prioritas utama.

Kesimpulan

Meskipun terdapat beberapa tantangan yang cukup signifikan dalam hal kepercayaan dan adopsi AI dalam bidang kesehatan, manfaat dan potensialnya cukup besar dan tidak dapat diabaikan. Edukasi publik, transparansi, dan pendekatan bertahap adalah kunci untuk meningkatkan penerimaan AI. Selain itu, pengembagan AI perlu regulasi yang tepat juga dsupanya teknologi memainkan peran yang revolusioner, efektif dan tentunya aman.

 

Bagikan artikel ini