Tuberkulosis Paru

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 01 Jul 2021

Bagikan

Tuberkulosis Paru

Penyakit tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi yang dapat menyerang berbagai sistem organ tubuh, mulai dari kulit, tulang, paru-paru, kelenjar getah bening, hingga sistem saraf seperti otak. Namun, penyakit ini paling sering menyerang organ paru. Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia dengan kasus tuberkulosis terbanyak dan juga tertinggi di Asia Tenggara. 


Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan melalui droplet atau percikan ludah yang dapat keluar ketika seseorang bersin, batuk, atau melalui air liur dari orang yang telah terkontaminasi. Namun, tidak semua orang yang terinfeksi bakteri tersebut akan langsung mengalami penyakit TB atau menimbulkan gejala. Pada mayoritas orang, bakteri yang masuk ke dalam tubuh akan dihalau oleh sistem imun agar tidak menimbulkan gangguan atau kerusakan pada sistem organ.


Akan tetapi, jika sistem imun tubuh sedang melemah, maka bakteri yang ada dapat kembali aktif dan menyerang berbagai sistem organ tubuh. Maka dari itu, orang-orang dengan gangguan sistem imun sangat berpotensi mengalami penyakit TB, seperti pada pengidap HIV/AIDS, pecandu narkoba, perokok aktif, dan juga orang-orang dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. 


Gejala dan Tanda

Gejala dan tanda yang dialami oleh pengidap penyakit TB paru yang paling sering ditemukan adalah      batuk berdahak lebih dari 2 minggu, yang dapat disertai dengan darah. Selain itu, dapat ditemukan adanya demam yang tidak terlalu tinggi dengan durasi lebih dari 1 minggu. Pada beberapa orang, dapat muncul gejala sesak napas dan nyeri dada. Secara umum, penderita juga akan mengeluhkan lemas, nafsu makan berkurang, serta berat badan yang turun secara tidak wajar disertai keringat dingin pada malam hari. Penderita sering kali salah mengira penyakit yang dideritanya hanyalah batuk biasa sehingga perlu untuk mewaspadai TB pada batuk yang cukup lama.


Hal penting lain yang harus diketahui juga adalah riwayat kontak dengan penderita TB. Apabila Anda diketahui pernah melakukan kontak atau bahkan tinggal dekat dengan penderita TB, maka Anda harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.


Diagnosis

Penegakan diagnosis dari TB paru selain dari tanda dan gejala yang sudah disebutkan sebelumnya adalah dengan melalui serangkaian tes atau uji laboratorium. Uji yang digunakan umumnya berupa Tes Cepat Molekular (TCM) dengan menggunakan sputum atau dahak. Selain TCM, dapat pula dilakukan pemeriksaan bakteri dari sampel dahak yang diambil sebelumnya. Penderita TB juga dapat dilakukan pemeriksaan mantoux serta foto polos (rontgen) dada untuk mencari tanda-tanda TB.


Pencegahan dan Tata laksana

Pencegahan terhadap TB paru dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari droplet atau percikan ludah dari orang yang sakit TB paru. Penghindaran penularan TB paru dapat dilakukan dengan menggunakan masker apabila sakit, tidak membuang ludah sembarangan, dan menutup mulut saat batuk atau bersin. Selain itu, pastikan ventilasi rumah baik untuk menurunkan risiko TB paru. Perilaku tak sehat seperti merokok juga harus dikurangi. Pada anak-anak juga dianjurkan melakukan vaksinasi BCG pada usia 1-2 bulan.


Apabila anda sudah terdiagnosis TB paru, terapi yang diberikan berupa obat antituberkulosis (OAT), yang terdiri dari Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, dan Ethambutol. Keempat obat tersebut terkandung dalam obat Kombinasi Dosis Tetap (KDT) berupa tablet untuk mempermudah konsumsi dan meningkatkan kepatuhan berobat. Obat OAT ini harus dikonsumsi selama 6 bulan. Apabila Anda sedang mengonsumsi OAT, jangan menghentikan konsumsi obat tersebut tanpa berkonsultasi dengan dokter. Saat ini pemerintah sudah berupaya untuk memberikan OAT secara gratis di puskesmas-puskesmas sehingga tidak memberatkan biaya penderitanya.


Referensi

  1. Willy T. TBC (Tuberkulosis) [Internet]. Alodokter. 2020 [cited 23 November 2020]. Available from: https://www.alodokter.com/tuberkulosis 

  2. Aprilia F. Penyakit Tuberkulosis - Pengertian, Faktor Risiko, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahan, Kapan Harus ke Dokter? | Halodoc.com [Internet]. halodoc. 2020 [cited 23 November 2020]. Available from: https://www.halodoc.com/kesehatan/tuberkulosis

Bagikan artikel ini