Keamanan Personel dan Pengendalian Infeksi: Pentingnya PPE dan IPC di Rumah Sakit

Ditinjau oleh dr. Juliana Ng • 16 Jul 2023

Bagikan

Pentingnya PPE dan IPC di Rumah Sakit dalam Pengendalian Infeksi

Personal protective equipment (PPE) atau Alat Pelindung Diri (APD) adalah salah satu komponen dari Infection Prevention and Control (IPC) atau Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang sangat penting dalam dunia kesehatan, terutama di rumah sakit. Rumah sakit merupakan lingkungan yang penuh dengan risiko infeksi, baik bagi pasien maupun tenaga medis yang bekerja di sana. Untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain, penggunaan APD dan penerapan praktik pengendalian infeksi (PPI) menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas mengenai pentingnya APD dalam menjaga keamanan personel dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

 

APD merujuk pada perlengkapan yang digunakan untuk melindungi tenaga medis dari risiko infeksi dan cedera saat merawat pasien. Penggunaan APD yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko penularan infeksi dari pasien ke tenaga medis dan sebaliknya. APD bertujuan untuk melindungi kulit dan membran mukosa dari risiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.

 

Misalnya, dalam penanganan pasien dengan penyakit menular seperti tuberkulosis atau infeksi pernapasan seperti COVID-19, penggunaan masker respirator atau masker medis dapat mengurangi risiko penularan melalui udara. Sarung tangan dan jas APD melindungi tenaga medis dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau zat berbahaya lainnya. Penggunaan APD yang tepat juga dapat mencegah kontaminasi silang antara pasien dan mengurangi risiko penyebaran infeksi di pada pasien yang rentan.

 

Selain itu, melatih tenaga medis mengenai pemilihan, penggunaan, dan pembuangan APD dengan benar juga sangat penting. Mereka perlu memahami cara menggunakan APD dengan benar untuk memaksimalkan perlindungan dan mencegah kesalahan yang dapat mengurangi efektivitas APD.



Pentingnya PPI dalam Pengendalian Infeksi

Penerapan praktik pengendalian infeksi (PPI) juga menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan tenaga medis dan pengendalian infeksi di rumah sakit. PPI mencakup serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi di antara pasien, tenaga medis, dan lingkungan rumah sakit.

 

Praktiknya meliputi kebersihan tangan yang baik, sterilisasi peralatan medis, pengendalian penyebaran infeksi melalui udara, pengelolaan limbah medis, dan isolasi pasien yang terinfeksi. Kebersihan tangan yang baik adalah langkah paling dasar dan sangat efektif dalam mencegah penyebaran infeksi. Tenaga medis harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer secara teratur, terutama sebelum dan setelah melakukan prosedur medis.

 

Sterilisasi peralatan medis juga menjadi penting dalam mengendalikan infeksi di rumah sakit. Peralatan medis yang digunakan dalam prosedur invasif harus dibersihkan dan disterilkan dengan benar untuk mencegah penyebaran infeksi. Selain itu, pengendalian penyebaran melalui udara, seperti penggunaan ruangan dengan tekanan negatif untuk pasien dengan penyakit menular, juga merupakan bagian dari PPI yang penting.

 

APD adalah Komponen dari PPI

Terdapat 11 komponen utama saat melakukan penerapan praktik pengendalian infeksi, komponennya adalah:

  1. Kebersihan tangan

  2. Alat Pelindung Diri (APD)

  3. Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien

  4. Pengendalian Lingkungan

  5. Pengelolaan Limbah

  6. Penatalaksanaan Linen

  7. Perlindungan Kesehatan Petugas

  8. Penempatan Pasien

  9. Kebersihan Pernapasan/Etika Batuk dan Bersin

  10. Praktik Menyuntik yang Aman

  11. Praktik Lumbal Pungsi yang Aman

 

Pada artikel ini kita akan berfokus kepada APD.

 

APD (Alat Pelindung Diri) atau PPE (Personal protective equipment) adalah pakaian khusus atau peralatan yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk melindungi diri mereka dari bahaya fisik, kimia, dan biologis. APD terdiri dari berbagai jenis seperti sarung tangan, masker, goggle, face shield (perisai wajah), gaun pelindung, sepatu pelindung (sepatu boot), dan topi pelindung.

 

Tujuan penggunaan APD adalah untuk melindungi kulit, membran mukosa, dan pakaian petugas dari risiko paparan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, atau partikel infeksius dari pasien. Indikasi penggunaan APD adalah saat melakukan tindakan yang berpotensi mengenai tubuh atau membran mukosa atau ketika terdapat kemungkinan pasien terkontaminasi.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan APD adalah tidak menggantung masker di leher, tidak menggunakan sarung tangan saat menulis atau menyentuh permukaan lingkungan, dan memastikan bahwa APD dipasang dengan benar dan erat pada tubuh.

 

Jenis-jenis APD meliputi:

Sarung tangan: Terdapat tiga jenis sarung tangan yaitu bedah, pemeriksaan, dan rumah tangga. Sarung tangan bedah digunakan saat melakukan tindakan invasif atau pembedahan. Sarung tangan pemeriksaan digunakan untuk melindungi petugas kesehatan saat melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin. Sarung tangan rumah tangga digunakan saat memproses peralatan, menangani bahan terkontaminasi, atau membersihkan permukaan yang terkontaminasi.

 

Masker: Terdapat tiga jenis masker yaitu bedah, respiratorik, dan rumah tangga. Masker bedah digunakan saat melakukan tindakan bedah atau mencegah penularan melalui droplet. Masker respiratorik digunakan untuk mencegah penularan melalui udara. Masker rumah tangga digunakan di bagian gizi atau dapur.

 

Gaun pelindung: Gaun pelindung digunakan untuk melindungi pakaian petugas dari paparan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, atau pada tindakan steril. Terdapat beberapa jenis gaun pelindung seperti tidak kedap air, kedap air, steril, dan non steril.

 

Goggle dan perisai wajah: Goggle dan perisai wajah digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi, dan eksresi.

 

Sepatu pelindung: Sepatu pelindung digunakan untuk melindungi kaki petugas dari tumpahan atau percikan darah atau cairan tubuh lainnya, serta mencegah tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan. Sepatu pelindung harus menutup seluruh permukaan kaki.

 

Topi pelindung: Topi pelindung digunakan untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas ke alat-alat/daerah steril atau membran mukosa pasien, serta melindungi kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan tubuh pasien.

 

Cara Melepaskan APD

Pada saat melepas APD, langkah-langkah yang harus diikuti adalah melepas sarung tangan terlebih dahulu, kemudian goggle, perisai wajah, gaun pelindung, masker, dan sepatu pelindung. Setelah melepas APD, harus dilakukan kebersihan tangan.

 

Penggunaan APD harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ditetapkan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk pasien infeksius dan pengunjung. Pengunjung juga disarankan untuk tidak berlama-lama di lingkungan infeksius.

 

Dengan penggunaan APD yang tepat, petugas kesehatan dapat melindungi diri mereka dari risiko paparan dan penularan infeksi, serta menjaga kebersihan lingkungan di rumah sakit.



Bagaimana APD Melindungi Tenaga Medis?

APD memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi tenaga medis dari berbagai risiko infeksi di lingkungan rumah sakit. Berikut ini adalah beberapa cara APD bekerja untuk melindungi tenaga medis:

Melindungi Saluran Pernapasan

APD seperti masker respirator dan masker medis melindungi saluran pernapasan tenaga medis dari paparan partikel udara (water droplet) yang mengandung patogen penyakit. Masker respirator, seperti masker N95, dirancang untuk menyaring partikel udara berukuran sangat kecil, termasuk virus, sehingga mencegah masuknya mikroorganisme berbahaya ke saluran pernapasan tenaga medis.

Mencegah Kontak Langsung dengan Cairan Tubuh

Sarung tangan dan jas APD adalah APD yang efektif dalam mencegah kontak langsung dengan cairan tubuh, termasuk darah, lendir, nanah atau cairan lainnya yang mungkin mengandung patogen penyakit. Sarung tangan melindungi tangan dan mengurangi risiko kontaminasi saat melakukan prosedur medis atau menangani bahan berbahaya. Jas APD, yang biasanya tahan air, memberikan perlindungan tambahan terhadap kontak langsung dengan cairan tubuh.

Mencegah Kontaminasi Silang

APD juga berperan penting dalam mencegah kontaminasi silang antara pasien. Dengan menggunakan APD yang sesuai, tenaga medis mencegah paparan langsung dengan bahan-bahan infeksius, serta mengurangi risiko membawa mikroorganisme dari satu pasien ke pasien lainnya. Misalnya, penggunaan sarung tangan yang diganti setiap kali berpindah pasien membantu mencegah penyebaran infeksi antar pasien.

Melindungi dari Bahan Kimia Berbahaya

Selain melindungi dari risiko infeksi, APD juga dapat melindungi tenaga medis dari bahan kimia berbahaya. Sepatu pelindung, pelindung mata (goggle), dan pelindung wajah (face shield) efektif dalam melindungi droplet yang mengandung patogen, serta percikan bahan kimia atau zat berbahaya yang dapat menyebabkan cedera atau iritasi pada kulit atau mata.

Meningkatkan Keamanan dan Kepuasan Tenaga Medis

Penggunaan APD yang memadai memberikan tenaga medis rasa keamanan dan perlindungan. Ini dapat meningkatkan kualitas kerja dan kepuasan tenaga medis saat bekerja, karena mereka tahu bahwa mereka dilindungi dengan baik dari risiko infeksi dan cedera yang mungkin terjadi selama bekerja di lingkungan rumah sakit.

 

Pentingnya Kesadaran dan Pelatihan

Seluruh tenaga medis di rumah sakit harus memiliki kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya praktik pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dalam menjaga keamanan dan pengendalian infeksi. Mereka perlu mendapatkan pelatihan yang memadai. Pelatihan ini harus menjadi bagian dari kurikulum pendidikan medis dan dilakukan secara berkala untuk memastikan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis tetap diperbarui.

 

Selain tenaga medis, pasien dan pengunjung juga perlu diberi edukasi mengenai pentingnya pengendalian infeksi. Mereka harus diberitahu mengenai pentingnya mengikuti instruksi dan aturan yang ada di rumah sakit, seperti mencuci tangan sebelum dan setelah kunjungan, menggunakan masker jika diperlukan, dan membatasi kunjungan jika sedang sakit.

 

Pelatihan yang harus dikerjakan berupa pelatihan mencuci tangan, penggunaan APD dan pencegahan infeksi spesifik bagi tenaga medis yang terpapar dengan pasien, serta pelatihan pengelolaan limbah medis dan praktik sterilisasi dan desinfeksi bagi petugas yang menangani limbah medis.

 

Kesimpulan

PPI merupakan aspek yang sangat penting di rumah sakit. Penggunaan APD yang tepat dan penerapan PPI yang baik dapat melindungi tenaga medis dari risiko infeksi dan meminimalkan penyebaran infeksi di antara pasien. Kesadaran, pelatihan, dan edukasi yang terus-menerus tentang pentingnya PPI harus menjadi fokus utama dalam meningkatkan keamanan tenaga medis dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari risiko infeksi di rumah sakit.

 

Penting bagi semua pihak terkait untuk memastikan bahwa PPI diterapkan dengan konsisten dan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, guna melindungi kesehatan dan keselamatan semua individu yang terlibat dalam perawatan pasien.

 

Tak hanya rumah sakit saja, tetapi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti klinik dan laboratorium juga perlu menerapkan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi untuk melindungi tenaga medis dan pasien selama berada di FKTP.

Bagikan artikel ini