Nama Dagang: Cytotec, Gastrul, Invitec, Noprostol
Misoprostol merupakan obat dengan struktur kimiawi yang mirip dengan prostaglandin (analog prostaglandin). Obat ini diberikan untuk mengatasi iritasi pada saluran cerna, seperti tukak lambung dan tukak duodenum. Misoprostol juga dapat diberikan sebagai terapi tambahan selama konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Pasien akan diberikan misoprostol apabila memiliki risiko tinggi mengalami iritasi saluran cerna akibat OAINS, misalnya lansia. Misoprostol umumnya dikonsumsi empat kali sehari saat makan.
Golongan : Analog prostaglandin
Kategori : Obat keras
Manfaat : Mencegah terjadinya iritasi saluran pencernaan akibat konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (misalnya pada pengobatan radang sendi).
Bentuk : Tablet
Dikonsumsi oleh : Dewasa
Pemberian misoprostol pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau kecacatan pada janin. Obat ini juga dilaporkan dapat menyebabkan robeknya rahim saat kehamilan yang dapat berujung pada perdarahan hebat. Perdarahan ini pada akhirnya bisa menyebabkan kematian. Jika terjadi kehamilan saat sedang mengonsumsi misoprostol, konsumsi obat ini harus segera dihentikan.
Penggunaan misoprostol juga harus dihindari pada wanita usia subur, kecuali pada pasien yang berisiko tinggi mengalami iritasi saluran cerna akibat terapi OAINS. Misoprostol hanya boleh diberikan jika pasien menggunakan kontrasepsi yang efektif, serta telah mengetahui risiko penggunaan misoprostol pada kehamilan. Misoprostol tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak.
Pemberian misoprostol juga harus dilakukan dengan hati-hati pada orang dengan gangguan pembuluh darah otak dan jantung.
Informasikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan untuk mengontrol perdarahan pasca persalinan, misalnya oksitosin.
Penggunaan untuk tukak lambung, tukak duodenum, atau tukak akibat OAINS: 800 mcg sehari, dibagi menjadi 2-4 dosis per hari. Misoprostol harus dikonsumsi selama minimal 4 minggu dan dapat dilanjutkan hingga 8 minggu jika diperlukan.
Pencegahan tukak/iritasi saluran cerna akibat OAINS: 200 mcg, 2-4 kali sehari, dikonsumsi bersama OAINS.
Umumnya, pengaturan dosis khusus pada orang dengan gangguan fungsi ginjal tidak diperlukan. Meskipun demikian, dosis dapat diturunkan jika dosis sebesar 200 mcg tidak dapat ditoleransi. Sampaikan kondisi-kondisi medis yang sedang Anda alami agar dokter dapat memberikan dosis misoprostol yang paling tepat untuk Anda.
Jika kehamilan terjadi saat sedang menjalani terapi dengan misoprostol, hentikan konsumsi obat dan segera beritahukan kepada dokter untuk penyesuaian regimen terapi Anda.
Tablet misoprostol umumnya dikonsumsi 4 kali sehari dengan cara ditelan. Konsumsi misoprostol dilakukan bersamaan dengan makanan. Dosis pertama dapat dikonsumsi saat sarapan pagi. Sementara itu, dosis terakhir dikonsumsi sebelum tidur di malam hari.
Jika Anda lupa mengonsumsi obat di waktu yang seharusnya, segera gunakan obat saat Anda teringat bahwa Anda belum mengonsumsi obat. Jika waktu Anda teringat sudah lebih dekat dengan waktu penggunaan dosis selanjutnya, lewatkan dosis yang terlupakan tadi. Gunakan obat di waktu penggunaan dosis berikutnya seperti biasanya. Jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat
Letakkan obat di tempat yang kering pada suhu ruangan maksimal 25oC, jangan letakkan obat di tempat yang lembap. Lindungi obat dari paparan cahaya langsung dan panas yang berlebihan. Simpan obat di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak. Pastikan kemasan obat tetap rapat saat penyimpanan. Buang obat yang telah kedaluwarsa atau tidak dibutuhkan lagi.
Misoprostol tidak boleh diberikan kepada ibu hamil atau orang yang sedang merencanakan kehamilan. Selain itu, misoprostol tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki riwayat alergi terhadap prostaglandin.
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh misoprostol, antara lain:
Diare
Nyeri perut, kembung, mual, dan muntah
Perdarahan vagina yang abnormal
Nyeri saat menstruasi
Gangguan siklus menstruasi
Nyeri kepala
Efek samping berupa diare biasanya dapat sembuh dengan sendirinya setelah 8 hari mengonsumsi misoprostol. Efek samping ini juga bisa dikurangi dengan menghindari konsumsi obat maag golongan antasida yang mengandung magnesium. Meskipun begitu, beberapa orang mungkin mengalami efek samping yang parah sehingga pemberian misoprostol perlu dihentikan.
Untuk mencegah terjadinya efek samping lainnya yang tidak diinginkan, konsumsilah obat sesuai dengan dosis dan petunjuk dari dokter. Segera komunikasikan dengan dokter jika Anda mengalami efek samping yang buruk setelah mengonsumsi obat ini. Dokter mungkin akan menghentikan pemberian misoprostol atau menurunkan dosis yang diberikan.
Cukup sekian informasi mengenai obat yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Anda mungkin juga tertarik