Dalam sektor kesehatan, kontinuitas operasional Rumah Sakit bukan hanya menjadi sebuah prioritas, akan tetapi sebagai keharusan. Dalam menghadapi berbagai krisis yang bisa saja terjadi seperti bencana alam, atau ancaman yang lainnya.
Pimpinan dalam Rumah Sakit pun harus bisa menjadi orang yang paling mengerti bagaimana cara untuk Rumah Sakit yang dipimpin terus berjalan sebagaimana mestinya. Salah satu cara agar dapat terus konsisten, pimpinan Rumah Sakit harus mengerti strategi Business Continuity Management (BCM).
Business Continuity Management (BCM) merupakan sebuah kunci untuk memastikan Rumah Sakit dapat tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan konsisten. Dalam artikel ini akan menguraikan betapa pentingnya BCM dan bagaimana cara untuk mengidentifikasi tantangan dalam mengelola keberlanjutan operasional Rumah Sakit.
Business continuity management (BCM) atau dikenal sebagai manajemen kontinuitas bisnis merupakan pendekatan manajemen yang menyeluruh dalam sebuah perusahaan. Didalamnya perusahaan mengidentifikasi proses dan nilai-nilai kunci yang penting dana kritis bagi organisasi, mengembangkan langkah-langkah untuk melindungi dari risiko atau memastikan keandalannya seoptimal mungkin.
Menurut ISO 22301 manajemen kontinuitas bisnis (BCM) merupakan cara yang efektif untuk menjabarkan proses-proses bisnis yang terjadi serta mengidentifikasikan potensi-potensi yang mengancam perusahaan, dan dapat melakukan tindakan preventif agar dapat diantisipasi.
Untuk mempermudah bagaimana penyusunan strateginya perusahaan dapat mengacu pada ISO 22301. ISO 22301 adalah sebuah standar Sistem Manajemen Kontinuitas Bisnis dimana tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perusahaan Anda terlindungi dari resiko-resiko yang dapat mengganggu perusahaan Anda atau bencana yang tidak terduga.
Pada dasarnya Business Continuity Management (BCM) atau manajemen kontinuitas bisnis di Rumah Sakit merupakan sebuah proses yang esensial pada Rumah Sakit untuk memastikan bahwa setiap fungsi bekerja dengan baik dan dapat merencanakan tindakan preventif ketika ada gangguan yang mengancam operasional Rumah Sakit. Berikut merupakan langkah-langkah yang dapat diambil Rumah Sakit dalam mengimplemetasikan BCM:
Rumah sakit harus mengidentifikasi fungsi dan layanan yang perlu terus beroperasi selama gangguan. Ini dapat mencakup perawatan pasien, layanan darurat, dan fungsi pendukung penting seperti IT, keuangan, dan manajemen supply chain.
Rumah sakit harus menilai risiko yang mereka hadapi dan memprioritaskan risiko berdasarkan kemungkinan dan potensi dampaknya terhadap fungsi dan layanan penting yang diidentifikasi pada langkah pertama.
Berdasarkan hasil penilaian risiko, Rumah Sakit harus mengembangkan rencana keberlangsungan bisnis yang mencakup prosedur untuk merespons gangguan. Rencana tersebut harus menguraikan bagaimana Rumah Sakit akan terus memberikan layanan penting, bagaimana Rumah Sakit akan berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan, dan bagaimana Rumah Sakit akan pulih dari gangguan.
Rumah sakit harus menguji rencana keberlangsungan bisnis mereka melalui latihan simulasi dan latihan untuk mengidentifikasi kelemahan dan area yang perlu diperbaiki.
Rumah sakit harus meninjau dan memperbarui rencana keberlangsungan bisnis mereka secara teratur untuk memastikan rencana tersebut tetap relevan dan efektif. Hal ini harus mencakup pembaruan rencana berdasarkan perubahan apa pun dalam operasi Rumah Sakit, perubahan risiko yang dihadapi, dan pelajaran yang dipetik dari pengujian.
Mengimplementasikan BCM di Rumah Sakit akan membantu dalam proses keberlanjutan operasional Rumah Sakit dan akan membantu meminimalisir dampak yang diberikan oleh ancaman-ancaman yang terjadi.
Dalam membangun sebuah sistem BCM ini diperlukan beberapa langkah, termasuk:
Identifikasi fungsi dan layanan penting yang disediakan Rumah Sakit Anda, dan prioritaskan hal-hal pentingnya.
Identifikasi risiko dan ancaman yang dapat mengganggu operasional Rumah Sakit Anda, seperti bencana alam, serangan siber, atau gangguan supply chain.
Berdasarkan risiko dan fungsi penting yang telah diidentifikasi, kembangkan strategi pemulihan yang menguraikan langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi gangguan. Strategi ini harus mempertimbangkan cara memulihkan proses dan layanan Rumah Sakit utama Anda, serta cara meminimalkan dampak terhadap operasional Rumah Sakit.
Kembangkan prosedur untuk merespons keadaan darurat, termasuk rencana evakuasi dan protokol komunikasi.
Membentuk tim yang bertanggung jawab untuk mengelola dan melaksanakan strategi ini, dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencana tersebut.
Kembangkan dokumen rencana terperinci yang menguraikan strategi dan prosedur pemulihan, dan terapkan rencana tersebut di seluruh Rumah Sakit.
Secara teratur menguji rencana tersebut melalui latihan simulasi dan latihan untuk mengidentifikasi kelemahan atau kesenjangan dalam rencana tersebut. Mengevaluasi efektivitas rencana dan membuat revisi yang diperlukan.
Tinjau dan perbarui rencana secara teratur untuk memastikan rencana tersebut tetap relevan dan efektif. Hal ini harus mencakup pembaruan rencana berdasarkan perubahan dalam operasi organisasi, perubahan risiko yang dihadapi, dan pelajaran yang dipetik dari pengujian dan insiden di dunia nyata.
Business Continuity Management (BCM) atau manajemen kontinuitas bisnis yang efektif akan sangat penting bagi Rumah Sakit untuk terus memberikan perawatan pasien yang berkualitas tinggi, menjaga kepercayaan pemangku kepentingan, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan selama terjadi gangguan. Dengan berinvestasi pada program BCM yang kuat, Rumah Sakit dapat lebih siap menghadapi potensi gangguan dan menjadi lebih kuat setelahnya.
Anda mungkin juga tertarik