Penyakit

Tinnitus

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 04 Aug 2021

Bagikan

Tinnitus

Tinnitus adalah sensasi atau persepsi bunyi seperti berdenging, mendengung, berkicau, berdesis, bersiul, atau suara lainnya yang dirasakan di kepala atau telinga. Sensasi tersebut dapat berlangsung hilang timbul atau bisa terdengar terus menerus. Tinnitus bersifat subjektif, dimana kebisingan bunyi yang didengarkan bervariasi antara satu orang dengan yang lain.

Tinnitus bukan merupakan penyakit, melainkan hanya sebuah gejala dari berbagai kemungkinan penyakit yang mendasarinya. Kemungkinan penyebab tinnitus adalah paparan suara keras dalam waktu yang lama, kelainan pada organ telinga, sumbatan pada liang telinga, infeksi, tumor, gangguan pembuluh darah, efek samping obat-obatan, proses penuaan, dan kondisi medis lainnya.


Gejala

Gejala tinnitus adalah sensasi bunyi seperti berdenging, mendengung, berkicau, berdesis, bersiul, atau suara lainnya di kepala atau telinga. Pada sebagian besar kasus, bunyi yang terdengar dapat menyerupai bunyi jangkrik, angin, tetesan air, uap, gesek baja, lampu neon, suara mesin, dan lain sebagainya. Sensasi tinnitus dapat hilang timbul atau terus menerus serta dapat dirasakan hanya pada salah satu atau kedua telinga.

Beberapa gejala penyerta yang dapat dijumpai pada tinnitus adalah insomnia, kesulitan berkonsentrasi, dan menjadi sulit membedakan suara. Periksakan diri ke dokter apabila mengalami hal-hal berikut ini:

  • Mengalami gejala apa saja pada tinnitus, bisa jadi tinnitus tersebut disebabkan karena kondisi medis seperti hipertensi, hipotiroid, atau efek samping obat-obatan

  • Sensasi bunyi disertai dengan nyeri atau cairan yang keluar dari telinga, bisa jadi tanda adanya infeksi telinga

  • Sensasi bunyi disertai dengan pusing berputar, hal tersebut bisa menjadi tanda penyakit Meniere atau kelainan saraf.


Diagnosis

Pada penegakan diagnosis penyebab tinnitus, dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait gejala yang dialami oleh pasien serta faktor risiko yang dapat menyebabkan tinnitus. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik dimulai dari pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan menyeluruh, dan pemeriksaan yang difokuskan pada telinga dan sistem saraf.

Pada liang telinga harus dilihat apakah ada cairan yang keluar, benda asing, atau serumen. Selain itu, perlu dilihat gendang telinga untuk mencari tanda infeksi atau tumor. Tes pendengaran juga perlu dilakukan.

Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan tes audiometri untuk mengetahui fungsi pendengaran. Pemeriksaan dengan x-ray atau MRI umumnya tidak dilakukan kecuali ada dugaan kerusakan pada organ dalam telinga.


Tata laksana

Tinnitus ditangani berdasarkan penyakit yang mendasarinya. Apabila tinnitus menetap meskipun penyakit dasarnya telah diobati atau disebabkan karena paparan bunyi yang keras, dokter akan merekomendasikan untuk menggunakan beberapa alat untuk membantu mengurangi bunyi bising yang tidak diinginkan. Terkadang tinnitus dapat hilang dengan sendirinya tanpa intervensi apapun. Namun tidak semua tinnitus dapat dihilangkan atau dikurangi.

Pembedahan menjadi pilihan terapi pada beberapa kasus seperti tumor, kista, atau otosklerosis. Terapi konseling dan suportif dapat dilakukan jika pasien dirasa tidak mampu mengatasi tinnitus.

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar informasi kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.



Sumber:

  1. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-tinnitus-basics 

  2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430809/ 

  3. Han BI, Lee HW, Kim TY, Lim JS, Shin KS. Tinnitus: characteristics, causes, mechanisms, and treatments. J Clin Neurol. 2009;5(1):11–9.

Bagikan artikel ini