Leptospirosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini menyebar melalui urin dari hewan yang terinfeksi, masuk ke dalam air atau tanah serta dapat bertahan selama berbulan-bulan hingga tahunan. Adapun hewan-hewan yang dapat menjadi pembawa bagi bakteri ini antara lain ialah tikus, kuda, anjing, babi, hewan ternak, maupun hewan liar.
Manusia yang terinfeksi bakteri ini pada umumnya berkontak dengan air yang terkontaminasi kotoran hewan atau melalui tanah, air, maupun makanan yang terkontaminasi oleh urin dari hewan yang terinfeksi. Gejala yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini beragam, dari mulai tidak menimbulkan gejala apapun hingga kerusakan organ bahkan kematian.
Orang-orang yang berisiko mengalami leptospirosis antara lain ialah:
Petani
Pekerja tambang
Pekerja saluran pembuangan
Dokter hewan
Nelayan
Tentara
Peternak
Pekerja di tempat pemotongan hewan
Tanda dan gejala
Gejala pada umumnya muncul 2 hari hingga 4 minggu dari saat pasien kontak dengan media yang terkontaminasi. Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami leptospirosis tidak spesifik. Pada umumnya pasien mengeluhkan:1
Demam tinggi
Menggigil
Sakit kepala
Nyeri otot
Mual dan muntah
Nyeri perut
Diare
Badan menguning
Mata memerah
Penegakkan diagnosis
Untuk menentukan apakah seseorang mengalami infeksi leptospirosis atau tidak maka dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi dan komplikasi yang ditimbulkan akibat leptospirosis seperti anemia, gangguan fungsi ginjal, dan gangguan fungsi hati. Jika anda mengeluhkan sakit kepala hebat dan menunjukkan tanda-tanda peradangan selaput otak maka dokter dapat meminta untuk dilakukan pemeriksaan cairan otak.
Pemeriksaan serologi juga dapat dilakukan untuk mengetahui adanya antibodi leptospira di dalam tubuh. Jika anda menunjukkan gejala sesak napas maka dokter akan melakukan pemeriksaan sinar-X dada untuk mengetahui adanya komplikasi pada paru-paru yang disebabkan oleh leptospirosis.
Tatalaksana
Jika ditangani segera maka leptospirosis tidak akan menyebabkan komplikasi bagi penderitanya. Terapi yang dapat diberikan bagi pasien leptospirosis ialah antibiotik seperti doksisiklin atau penisilin. Untuk gejala-gejala yang menyertai maka dapat diberikan obat sesuai dengan keluhan pasien. pencegahan merupakan kunci utama agar terhindar dari penyakit ini.
hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak terinfeksi leptospira antara lain ialah:
Menghindari air yang terkontaminasi dengan cara tidak meminum air, berenang, memancing, atau berekreasi di air yang terkontaminasi
Menghindari hewan-hewan yang berpotensi menularkan leptospira seperti tikus
Memberikan vaksin anti-leptospira untuk hewan peliharaan dan hewan ternak
Menghindari gigitan maupun cairan tubuh dari hewan yang sakit
Menjaga kebersihan terutama saat bepergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk
Menggunakan desinfektan
Referensi:
1. CDC. Leptospirosis. Diunduh dari https://www.cdc.gov/leptospirosis/index.html diakses tanggal 30 November 2020
2. WebMD. What is leptospirosis. Diunduh dari https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-leptospirosis#1 diakses tanggal 30 November 2020