Penyakit

Infertilitas

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 04 Jun 2021

Bagikan

Infertilitas

Infertilitas adalah suatu kondisi dimana kehamilan tidak terjadi pada pasangan yang sudah melakukan hubungan seksual secara rutin dan tanpa pengaman dalam kurun waktu 1 tahun. Setiap pasangan suami istri yang tidak kunjung mendapatkan keturunan pasti mengalami cemas, tidak sedikit suami yang menyalahkan istrinya karena tidak dapat hamil. Namun hal yang perlu diketahui adalah infertilitas tidak hanya disebabkan oleh faktor dari istri.


Faktor dari suami maupun kombinasi keduanya dapat menyebabkan gagalnya terjadi kahamilan. Bagi pasangan suami istri dengan usia istri kurang dari 35 tahun segeralah periksaan diri ke dokter kandungan jika tidak kunjung mendapatkan keturunan pada tahun pertama pernikahan. Namun jika usia istri lebih dari 35 tahun, dalam kurun waktu 6 bulan setelah hubungan seksual yang rutin dan tanpa pengamanan tidak menghasilkan kehamilan, maka segeralah berkonsultasi kepada dokter.


Infertilitas terbagi menjadi 2 yaitu infertilitas primer dan sekunder. Seorang wanita dikatakan mengalami infertilitas primer jika tidak dapat hamil, hamil namun mengalami keguguran, atau yang hamil namun bayinya meninggal duni saat dilahirkan. Infertilitas sekunder terjadi jika wanita tersebut pernah hamil kemudian melahirkan seorang anak yang hidup, namun tidak dapat hamil kembali atau dapat hamil tetapi anaknya meninggal segera setelah dilahirkan.


Penyebab


Sekitar 1/3 kasus infertilitas terjadi karena faktor dari suami, faktor-faktor tersebut antara lain ialah:3

  • Gangguan fungsi testis dan gangguan ejakulasi 🡪 dapat disebabkan oleh varikokel (pembesaran vena pada testis yang menyebabkan peningkatan suhu dan mengganggu produksi serta fungsi sperma), trauma pada testis, konsumsi obat-obatan dan suplemen tertentu, riwayat kanker, penyakit kronik, serta pola hidup tidak sehat (konsumsi alkohol, merokok, dan penggunaan obat-obat terlarang)

  • Gangguan hormon

  • Penyakit genetik


Faktor penyebab infertilitas yang berasal dari istri antara lain ialah:1,3

  • Usia: semakin tua usia seorang wanita maka semakin rendah kemungkinannya untuk hamil. Hal ini disebabkan oleh jumlah sel telur yang semakin berkurang. Selain itu semakin tua usia maka semakin besar risiko keguguran dan kelainan genetik pada bayi yang dikandung. 

  • Merokok

  • Konsumsi alkohol berlebih

  • Penurunan atau penambahan berat badan yang ekstrem

  • Kelelahan dan stress 

  • Penyakit atau kelainan pada sistem kandungan wanita yaitu ovarium, tuba falopi, rahim, dan serviks. 


Penegakkan diagnosis


Dokter akan menanyakan beberapa hal terkait pernikahan dan riwayat penyakit kepada pasangan suami istri. Setelah melakukan pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti:

  • analisa cairan mani: suami akan diminta untuk menampung cairan ejakulasi disuatu wadah khusus. Selanjutnya cairan ejakulasi akan dianalisa untuk mengetahui jumlah sperma, bentuk, dan pergerakan sperma

  • pemeriksaan hormonal: untuk mengetahui kadar testosteron di dalam tubuh suami 

  • pemeriksaan genetik: untuk mengetahui adanya kerusakan gen yang dapat menyebabakn infertilitas

  • ultrasonografi: untuk mengetahui adanya kelainan organ reproduksi pada suami maupun istri

  • uji ovulasi: tes darah untuk mengetahui apakah istri sedang mengalami ovulasi atau tidak dengan menggunakan indikator kadar hormon

  • histerosalpingografi: mengevaluasi kondisi uterus dan tuba fallopi untuk mengetahui adanya sumbatan atau penyakit. 

Tidak semua pemeriksaan penunjang akan dilakukan, tergantung dari hasil pemeriksaan awal. 


Tatalaksana


Infertilitas dapat ditangani dengan menggunakan obat-obatan, operasi, inseminasi buatan, atau dengan bayi tabung. Tatalaksana yang diberikan oleh dokter akan tergantung dari beberapa hal yaitu hasil tes, usia suami-istri, dan keputusan pasangan.


Untuk mengatasi masalah seksual seperti impotensi dan ejakulasi dini maka dokter akan memberikan terapi perilaku dan atau obat-obatan. Infertilitas akubat jumlah sperma yang sedikit atau masalah pergerakan sperma dapat ditangani dengan operasi atau obat-obatan.


Obat yang digunakan untuk mengatasi masalah ovulasi atau pelepasan sel telur pada wanita antara lain ialah clomifen sitrat, human menopausal gonadotropin (hMG), follicle-stimulating hormone (FSH), gonadotropin-releasing hormone (Gn-RH), metformin, bromokriptin.


Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa obat-obat fertilitas untuk wanita meningkatkan peluang untuk mengalami kehamilan kembar. Wanita yang hamil lebih dari satu janin berisiko mengalami amsalah selama kehamilannya dan berisiko untuk melahirkan secara prematur. 


Referensi:


1. Mayo Clinic. Infertility. Diunduh dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infertility/symptoms-causes/syc-20354317 diakses tanggal 1 desember 2020

2. WHO. Infertility definition and terminology. Diunduh dari https://www.who.int/teams/sexual-and-reproductive-health-and-research/key-areas-of-work/fertility-care/infertility-definitions-and-terminology diakses tanggal 1 desember 2020

3. Centers for Disease Control and Prevention. Infertility FAQs. Diunduh dari  https://www.cdc.gov/reproductivehealth/infertility/index.htm diakses tanggal 1 desember 2020

4. Office on Women’s Health. Infertility. Diunduh dari https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/infertility diakses tanggal 1 desember 2020

Bagikan artikel ini