Emfisema paru merupakan suatu kondisi yang terjadi menahun dan disebabkan oleh pecahnya gelembung paru. Gelembung paru atau alveolus adalah suatu struktur pada paru yang berfungsi untuk pertukaran udara. Gelembung ini berdiameter cukup kecil. Pecahnya gelembung-gelembung ini menyebabkan berkurangnya luas permukaan paru dan menurunkan jumlah oksigen yang akan mencapai aliran darah.
Emfisema paru biasanya dikelompokkan dalam Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan bronchitis kronis. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan emfisema paru adalah
Merokok. Salah satu faktor risiko yang terbukti menyebabkan emfisema adalah merokok. Sekitar 75% perokok akan mengalami emfisema paru.
Pajanan debu kimia atau bahan iritan lainnya. Pajanan asap rokok (secondhand-smoke), asap kendaraan dapat menyebabkan emfisema paru.
Usia. Faktor usia yang tua, yaitu di atas 40 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya emfisema paru.
Genetik. Kekurangan alpha-1 antitrypsin dapat menjadi faktor risiko emfisema paru.
Jika emfisema tidak ditangani dengan baik, emfisema dapat menyebabkan paru-paru menjadi kolaps (pneumothorax), masalah jantung, dan lubang di paru-paru (bulla).
Emfisema dapat tidak bergejala selama bertahun-tahun karena tubuh secara perlahan beradaptasi dengan kondisi hilangnya oksigen. Namun lama kelamaan, gejala sesak napas bahkan saat melakukan kegiatan yang ringan ataupun beristirahat dapat dirasakan. Penderita emfisema paru juga dapat mengeluh batuk berdahak yang menetap, suara seperti bersiul ketika bernapas, rasa ketat di sekitar dada. Pada emfisema paru yang sudah lanjut, dapat ditemui kelemahan dan bengkak pada kaki, serta badan yang sangat kurus hingga malnutrisi.
Diagnosis emfisema dapat ditegakkan dengan penggalian riwayat penyakit. Biasanya akan didapatkan riwayat sesak napas dalam periode yang lama (bulanan atau tahunan), serta batuk yang menetap. Pada pemeriksaan fisis, dokter bisa menemukan dada yang melebar (barrel chest), suara mengi, serta jari tabuh (jari-jari yang membengkak pada ujungnya), bibir mencucu ketika sedang bernapas, bibir yang membiru, badan yang sangat kurus.
Selain itu, pada pemeriksaan saturasi oksigen dengan pulse oximetry, akan didapatkan saturasi kurang dari 95%. Pemeriksaan lain seperti X-ray dada, CT scan dada, darah lengkap, fungsi paru dan analisis gas darah juga dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis emfisema paru.
Emfisema pada dasarnya merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pengobatan dapat diberikan dengan penguapan atau inhalasi dan obat minum atau per oral. Terapi suportif seperti pemberian oksigen dapat dilakukan untuk meredakan sesak napas.
Selain itu, pemberian golongan mukolitik dan ekspektoran bisa meredakan batuk pada penderita emfisema paru. Jika penderita emfisema Rehabilitasi paru dapat diberikan juga untuk memperbaiki teknik bernapas dan menguatkan paru-paru.
Daftar pustaka
Mayo Clinic. Emphysema. [cited December 2, 2020].
WebMD. How do doctors diagnose emphysema. [cited December 2, 2020].
Healthline. Understanding emphysema. [cited December 2, 2020].
Medline Plus. Emphysema. [cited December 2, 2020].