Penyakit

Efusi Pleura

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 01 Jul 2021

Bagikan

Efusi Pleura

Efusi pleura adalah suatu keadaan ketika terdapat cairan yang berlebihan pada rongga pleura. Rongga pleura sendiri adalah rongga di antara pleura, yaitu lapisan tipis yang membatasi paru-paru dengan dinding dada. Pada keadaan normal, rongga pleura dapat berisi sedikit cairan sebagai bantalan paru-paru.


Efusi pleura dapat terjadi pada 320 per 100.000 orang di seluruh dunia dengan berbagai penyebab. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya efusi pleura yaitu:

  • Gagal jantung dan juga penyakit-penyakit pada ginjal seperti penyakit ginjal kronis yang dapat menyebabkan cairan berlebih masuk ke rongga pleura paru-paru 

  • Infeksi pada paru-paru, yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah cairan yang keluar ke pleura, misal pada pneumonia, tuberkulosis, atau infeksi pada pleura

  • Kanker paru-paru atau metastasis/persebaran kanker lain yang menuju ke paru-paru

  • Penyakit-penyakit autoimun

  • Emboli paru-paru, yaitu keadaan ketika terjadi penyumbatan pembuluh darah yang mendarahi jaringan paru-paru dan sekitarnya

Gejala dan Tanda

Efusi pleura secara umum memiliki gejala yang cukup bervariasi, namun gejala utama yang akan dirasakan oleh pasien berupa sesak napas, baik ringan maupun berat hingga dapat mengalami gagal napas. Sesak napas dirasakan oleh penderita efusi pleura karena cairan yang berlebihan dapat mengganggu pergerakan paru-paru sehingga tak mampu menampung udara yang cukup untuk mencukupi kebutuhan oksigen tubuh.


Sesak dapat dirasakan terutama saat pasien sedang berbaring di tempat tidur. Selain keluhan sesak, penderita juga dapat merasakan batuk tanpa dahak dan nyeri dada yang terasa menusuk saat menarik napas dalam. Gejala dan tanda lain yang mungkin ditemui oleh pasien juga bergantung dari penyakit penyerta atau penyebab dari efusi pleura. Pada penderita dengan gagal jantung atau gangguan ginjal, dapat ditemukan bengkak pada kaki.


Pada pasien efusi pleura dengan kecurigaan infeksi dapat juga ditemukan adanya demam, batuk berdahak, atau gejala khas seperti keringat malam dan penurunan berat badan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mencari penyebab efusi pleura agar dapat dilakukan pengobatan yang tepat.

Diagnosis

Penegakan diagnosis efusi pleura dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, dimulai dari mencari keluhan-keluhan yang sesuai dengan efusi pleura serta tanda dan gejala lain yang dapat membantu mengarahkan kemungkinan penyebabnya. Tidak lupa juga ditanyakan riwayat penyakit yang dimiliki oleh pasien. Kemudian, tenaga medis akan mencari tanda-tanda melalui pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Pemeriksaan pencitraan atau radiologi berupa foto polos (rontgen) dada atau CT-Scan atau USG, untuk menemukan tanda-tanda efusi pleura

  • Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah

  • Pengambilan cairan efusi pleura


Tata Laksana

Tata laksana yang dilakukan pada pasien dengan efusi pleura berupa tindakan-tindakan untuk mengeluarkan cairan yang terkumpul pada rongga pleura. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Torakosentesis, yaitu tindakan melakukan aspirasi atau “menyedot” cairan pada rongga pleura

  • Chest tube atau selang dada, yaitu pemasangan selang ke rongga pleura untuk mengeluarkan cairan yang ada agar paru-paru dapat mengembang sempurna

  • Drainase pleura, yaitu dengan memasang kateter atau selang untuk mencegah efusi pleura yang berulang


Referensi

  1. Pleural Effusion: Symptoms, Causes, Treatments [Internet]. Cleveland Clinic. 2020 [cited 21 November 2020]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17373-pleural-effusion-causes-signs--treatment#:~:text=Pleural%20effusion%2C%20sometimes%20referred%20to,to%20 lubricate%20and%20facilitate%20breathing. 

  2. Pleural Effusion Treatment & Management: Approach Considerations, Therapeutic Thoracentesis, Tube Thoracostomy [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2020 [cited 21 November 2020]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/299959-treatment

Bagikan artikel ini