Demensia merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang mengalami gangguan dalam kemampuan berfikir, kemampuan berbahasa, ingatan dan pemecahan masalah yang cukup parah sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari hari. Demensia disebabkan oleh kerusakan sebagian sel otak sehingga mengganggu kemampuan sebagan sel otak lain untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi.
Otak memiliki banyak bagian dan masing-masing bagian bertanggung jawab atas fungsi yang berbeda pula seperti untuk mengingat atau melakukan suatu gerak. Ketika suatu bagian sel-sel otak tidak dapat berkomunikasi secara normal dan mengalami kerusakan, maka bagian tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan normal.
Gejala
Gejala demensia sangat bervariasi tergantung penyebab yang mendasarinya. Penderita demensia memiliki masalah dalam kemampuan berfikir dan mengingat yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Beberapa gejala yang terjadi pada penderita demensia antara lain:
Masalah memori jangka pendek, seperti lupa meletakkan sesuatu atau menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali.
Masalah komunikasi, seperti tidak mau mengucapkan sepatah kata pun
Kehilangan kemampuan untuk mengerjakan tugas yang rumit namun sangat sering dilakukan, seperti menyiapkan makanan atau membayar tagihan
Perubahan kepribadian dan perilaku seperti depresi, halusinasi dan lain-lain
Jika anda atau keluarga anda mengeluhkan gejala-gejala yang mengarah ke demensia, segeralah berkonsultasi ke dokter. Beberapa kondisi medis penyebab demensia dapat ditangani, oleh karena itu penanganan secara cepat dan tepat terhadap penyebab demensia dapat mencegah kondisi menjadi lebih buruk.
Demensia dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh manusia. Apabila demensia tidak ditangani dengan tepat, maka akan menyebabkan beberapa komplikasi antara lain:
Kekurangan nutrisi. Banyak penderita demensia akhirnya mengurangi atau berhenti makan sehingga memengaruhi asupan gizinya.
Pneumonia. Kesulitan menelan meningkatkan risiko tersedak atau masuknya makanan kedalam paru-paru, sehingga dapat menghalangi pernapasan dan menyebabkan pneumonia.
Ketidakmampuan melakukan perawatan diri. Penderita demensia akan mengalami gangguan dalam melakukan perawatan diri seperti mandi, berpakaian, menyisir rambut, menggunakan toilet dan lain-lain.
Kematian. Pada demensia fase akhir dapat menyebabkan koma hingga kematian, biasanya seringkali terjadi karena infeksi berat.
Diagnosis
Penegakkan diagnosis demensia dilakukan berdasarkan hasil wawancara mengenai riwayat yang berhubungan dengan gejala-gejala yang anda atau keluarga anda alami. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi hilangnya keterampilan dan fungsi serta menentukan apa yang masih dapat anda atau keluarga anada lakukan. Dokter akan mengevaluasi fungsi berfikir dengan melakukan sejumlah tes dengan tujuan untuk mengukur keterampilan berpikir, seperti memori, orientasi, penalaran, penilaian, keterampilan bahasa dan keterampilan.
Selain itu, dokter akan melakukan evaluasi neurologis berupa memori, bahasa, persepsi pengelihatan, perhatian, pemecahan masalah, gerakan, indra, keseimbangan, refleks dan lainnya. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan otak dengan CT-Scan atau MRI dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya stroke, perdarahan, tumor atau hidrosefalus.
Tes darah sederhana dapat digunakan untuk mendeteksi masalah fisik yang dapat memengaruhi fungsi otak, seperti kekurangan vitamin B-12 atau kelenjar tiroid yang kurang aktif. Terkadang, cairan dari tulang belakang dapat diperiksa untuk mengetahu ada atau tidaknya infeksi, pembengkakan dan degeneratif. Sedangkan evaluasi kesehatan mental dapat menentukan apakah depresi atau kondisi kesehatan lain berkontribusi pada gejala yang anda rasakan.
Tatalaksana
Sebagian besar jenis demensia tidak dapat disembuhkan, namun beberapa cara dapat digunakan untuk mengelola gejala anda atau keluarga anda yang menderita skizofrenia, antara lain menggunakan obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter, terapi, melakukan aktivitas fisik, dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.2-3
Referensi: