Penyakit

Apendisitis

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 04 Jun 2021

Bagikan

Apendisitis Akut

Appendisitis merupakan salah satu kondisi kegawat-daruratan medis akibat terjadinya peradangan pada apendiks atau usus buntu. Apendisitis umum terjadi pada kelompok usia 10-30 tahun. Peradangan pada usus buntu ini disebabkan karena tersumbatnya usus buntu oleh tinja, beda asing yang tertelan ke dalam tubuh, pembengkakan akibat infeksi, atau oleh karena tumor.


Apendisitis tidak dapat dicegah, namun penelitian menunjukkan bahwa orang yang rajin mengonsumsi serat dan menerapkan pola hidup sehat memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami apendisitis.


Gejala 


Gejala utama yang ditimbulkan akibat peradangan pada usus buntu adalah nyeri perut pada bagian 1/3 kanan bawah. Pada fase awal peradangan usus buntu, pasien dapat mengeluhkan nyeri pada bagian pusar seperti pada saat sakit maag. Seiring dengan memberatnya proses peradangan pada usus buntu nyeri akan berpindah ke bagian perut kanan bawah. Keluhan lain yang dirasakan pasien ialah demam, nyeri atau kesulitan saat buang air kecil, perut kembung,  muntah, sulit BAB atau dapat pula diare.


Jika anda mengeluhkan gejala-gejala yang mengarah ke apendisitis, segeralah berkonsultasi ke dokter. Hindari mengonsumsi obat-obat penghilang nyeri, obat maag, atau obat pelancar buang air besar sebelum berkonsultasi dengan dokter untuk membantu dokter memastikan apakah yang anda alami merupakan suatu apendisitis atau bukan.


Jika anda menunda untuk berkonsultasi dengan dokter ketika mengalami gejala-gejala apendisitis maka dapat terjadi komplikasi yang membahayakan yaitu:

  • Pecah apendiks: apendiks yang meradang jika dibiarkan saja dapat menjadi pecah dan menyebabkan peradangan menjalar ke seluruh bagian perut. Ini merupakan suatu kondisi gawat darurat bahkan dapat menyebabkan kematian

  • Terbentuk kantung nanah di dalam perut: jika infeksi yang luas ke seluruh bagian perut dapat dicegah oleh sistem kekebalan tubuh maka akan terbentuk kantung nanah di dalam perut atau abses. Nanah yang terbentung harus dikeluarkan untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih luas

Diagnosis


Dokter akan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan gejala yang anda alami. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik berupa penekanan pada bagian perut yang nyeri dan melepaskannya secara tiba-tiba. Pasien yang mengalami apendisitis akan mengeluhkan nyeri saat perut ditekan dan nyeri yang lebih hebat ketika tekanan tersebut dilepaskan.


Dokter juga akan memeriksa apakah peradangan sudah meluas ke seluruh perut (peritonitis) yang ditandai dengan kakunya dinding perut dan nyeri hebat ketika seluruh bagian perut ditekan. Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan dokter antara lain ialah tes darah untuk menilai adanya tanda-tanda infeksi, tes urin untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang juga dapat menyebabkan nyeri pada perut.


Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan USG, CT-scan, atau MRI untuk menentukan jika ada hal lain yang menyebabkan nyeri perut yang anda alami.


Tatalaksana


Tatalaksana utama dari apendisitis adalah operasi untuk mengangkat apendiks. Dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi dan melakukan perawatan luka setelah operasi. Apendiks merupakan salah satu organ yang menghasilkan sistem kekebalan bagi tubuh kita.


Namun jika apendiks meradang dan kemudian dilakukan operasi maka kekebalan tubuh tetap dapat dihasilkan dari kelenjar getah being yang tersebar di seluruh tubuh. 


Referensi:


1. WebMD. Appendicitis. Diunduh dari https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-appendicitis#1 diakses tanggal 30 November 2020

2. Mayo Clinic. Appendicitis. Diunduh dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/appendicitis/symptoms-causes/syc-20369543 diakses tanggal 30 November 2020

3. NHS. Appendicitis. Diunduh dari https://www.nhs.uk/conditions/appendicitis/ diakses tanggal 30 November 2020

Bagikan artikel ini