Nama Dagang: INH Ciba
Isoniazid merupakan obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit tuberkulosis (TB), baik sebagai bagian dari terapi pada pasien TB aktif (di mana kuman sedang “aktif” dan memperbanyak diri), maupun pada pasien TB laten (di mana kuman sedang “non-aktif” alias “tidur”) untuk mencegah berubahnya kondisi menjadi TB aktif.
Golongan : Antituberkulosis
Kategori : Obat resep
Manfaat : Mencegah dan mengobati tuberkulosis
Bentuk : Sirup dan tablet
Dikonsumsi oleh : Anak-anak dan dewasa
Isoniazid bekerja dengan menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TB. Pada pasien TB aktif, isoniazid digunakan bersamaan dengan antibiotik lainnya seperti rifampisin, pirazinamid, dan etambutol.
Nama dagang isoniazid di pasaran antara lain Inadoxin forte, Inha, Inoxin Isoniazid, dan INH-CIBA.
Isoniazid dapat dikonsumsi melalui mulut maupun suntikan melalui otot (intramuskular). Isoniazid dapat dikonsumsi setiap hari atau 2-3 hari sekali dan sebaiknya dikonsumsi secara teratur, yaitu pada waktu yang sama (apabila dikonsumsi setiap hari) dan dikonsumsi pada hari yang sama setiap minggunya.
Hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kelupaan minum obat. Dosis isoniazid berbeda pada setiap orang, tergantung pada usia, berat badan, kondisi medis, dan respons individu terhadap terapi.
Sebelum mengonsumsi isoniazid, perhatikan aturan konsumsi yang tertera pada kemasan obat dan arahan dari dokter. Isoniazid sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, yaitu satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Jika perlu mengkonsumsi obat lambung atau antasida, berilah jarak setidaknya satu jam setelah konsumsi isoniazid.
Apabila mengonsumsi isoniazid dalam bentuk sirup, pastikan dosis sesuai dengan takaran pada sendok obat atau alat ukur lainnya, hindari mengukur dengan sendok karena sulit untuk memastikan ketepatan dosis obat. Meskipun gejala sudah membaik atau hilang, isoniazid dan obat-obatan TB lainnya harus tetap dikonsumsi dan hanya boleh dihentikan apabila diperbolehkan dokter.
Menghentikan penggunaan isoniazid sebelum waktu yang ditentukan dapat menyebabkan bakteri penyebab TB lebih kebal terhadap pengobatan (resistensi antibiotik). Dokter biasanya akan turut meresepkan vitamin B6 pada penggunaan isoniazid untuk mencegah efek samping berupa gangguan pada sistem saraf.
Pada penggunaan isoniazid, dapat timbul efek samping ringan seperti:
Mual dan muntah
Penurunan nafsu makan
Rasa tidak nyaman pada perut
Rasa lelah
Gangguan pada sistem saraf tepi
Segera hubungi dokter apabila efek samping terus berlangsung. Efek samping berat umumnya jarang terjadi, namun dapat timbul:
Buang air kecil yang lebih sering
Gangguan penglihatan
Terjadinya memar atau perdarahan
Kejang
Perubahan suasana hati secara drastis
Reaksi alergi
Sebelum menggunakan isoniazid, beritahu dokter mengenai riwayat kesehatan Anda, terutama penyakit yang sedang diderita, riwayat alergi, riwayat konsumsi alkohol, dan apabila Anda sedang hamil atau menyusui. Penggunaan isoniazid dapat menyebabkan gangguan hati sehingga konsumsi alkohol sebaiknya dihentikan apabila akan mengkonsumsi obat ini. Pada ibu hamil, isoniazid perlu digunakan dengan hati-hati, namun cukup aman bagi ibu menyusui. Isoniazid sebaiknya dihindari pada pasien dengan gangguan fungsi hati, pankreatitis (radang pankreas), dan riwayat alergi obat isoniazid.
Referensi:
Isoniazid [internet]. WebMD [cited 2020 Nov 22]. Available from: https://www.webmd.com/drugs/2/drug-8665/isoniazid-oral/details
Isoniazid [internet]. Medscape [cited 2020 Nov 22]. Available from: https://reference.medscape.com/drug/isoniazid-342564#5