Meningitis merupakan infeksi yang menyerang selaput membran halus—yang bernama
meninges—yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang. Radang selaput otak ini
dapat menjangkit orang di seluruh kalangan usia.
Apa saja jenis-jenis meningitis?
Berdasarkan penyebabnya, meningitis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara
lain:
● Meningitis akibat bakteri
Meningitis ini merupakan jenis yang paling parah. Segera larikan diri ke rumah sakit.
Penyakit ini dapat membahayakan nyawa atau berujung pada kerusakan otak apabila
tidak menerima pengobatan yang tepat secara cepat.
Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan meningitis, seperti Streptococcus
pneumoniae, Neisseria meningitidis, dan Listeria (terutama pada lansia, wanita hamil,
atau orang dengan gangguan sistem imunitas tubuh). Selain itu, bakteri Haemophilus
influenzae umum menjadi penyebab meningitis di bayi dan anak kecil.
Pada sebagian besar kasus, meningitis dimulai saat bakteri masuk ke aliran darah
melalui hidung, telinga, atau tenggorokan. Kemudian, bakteri dalam darah akan
bergerak menuju otak.
● Meningitis akibat virus
Meningitis akibat virus lebih sering dijumpai dibandingkan meningitis akibat bakteri.
Pada umumnya, jenis meningitis ini tidak seserius meningitis akibat bakteri. Beberapa
virus dapat memicu infeksi selaput otak, seperti virus yang menyebabkan diare.
● Meningitis akibat jamur
Jenis meningitis ini merupakan jenis yang paling jarang ditemukan. Meningitis akibat
jamur sering dialami oleh orang-orang dengan gangguan sistem imunitas tubuh seperti
HIV/AIDS.
● Meningitis akibat parasit
Meningitis akibat parasit juga sangat jarang. Parasit-parasit ini didapatkan dari parasit
yang hinggap di daging hewan yang kita makan, seperti ikan, bekicot, dan ayam.
Risikonya meningkat saat mengonsumsi makanan tidak matang.
● Meningitis akibat amoeba
Jenis meningitis ini jarang, tetapi sangat membahayakan nyawa. Amoeba yang bisa
menyebabkan infeksi ini adalah Naegleria fowleri. Seseorang dapat terinfeksi dari
berenang di dalam air tempat amoeba tersebut tinggal.
● Meningitis non-infeksius
Selain agen-agen infeksius di atas, meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit
seperti lupus, kanker, dan cedera kepala.
Apa tanda dan gejala meningitis?
Adapun beberapa tanda dan gejala yang dapat dikeluhkan seseorang yang mengalami radang
selaput otak adalah:
● Penurunan kesadaran;
● Bingung;
● Demam;
● Sakit kepala;
● Mati rasa pada wajah;
● Lebih sensitif terhadap cahaya;
● Kaku kuduk (tidak dapat menurunkan dagu ke arah dada);
● Sakit perut, mual, muntah;
● Pusing;
● Kejang;
● Sulit berkonsentrasi;
● Rasa kantuk berat atau susah dibangunkan dari tidur;
● Nafsu makan dan rasa haus yang menurun;
● Ruam pada kulit.
Pada bayi dan anak kecil, tanda dan gejala meningitis cukup berbeda. Kondisinya meliputi:
● Demam tinggi;
● Tangis yang tak kunjung berhenti, semakin keras ketika digendong;
● Tampak terlalu mengantuk atau tidak banyak bergerak;
● Kaku kuduk atau tubuh yang kaku;
● Ada tonjolan di puncak kepala bayi;
● Susah untuk makan;
● Rewel.
Apakah ada situasi yang meningkatkan risiko meningitis?
Semua orang dapat mengalami meningitis. Namun, riset menunjukkan beberapa kelompok usia
ini akan lebih rentan terjangkit penyakit ini, seperti:
● Anak-anak di bawah umur 5 tahun;
● Remaja dan dewasa muda berumur 16-25 tahun;
● Orang dewasa di atas 55 tahun.
Meningitis juga lebih berbahaya bagi orang-orang dengan kondisi medis tertentu, seperti sistem
imun yang lemah, memiliki limpa yang rusak, atau sedang menderita penyakit kronik.
Karena beberapa kuman penyebab meningitis dapat menyebar dengan sangat mudah, wabah
meningitis dapat terjadi di tempat orang-orang yang tinggal dengan beredkatan. Sebagai
contoh, asrama kampus atau barak militer merupakan tempat yang berpotensi menjadi lokasi
wabah. Selain itu, bepergian ke beberapa negara di Afrika dapat meningkatkan risiko terkena
meningitis.
Apabila Anda merasa memiliki tanda dan gejala di atas, segera konsultasikan diri Anda ke
dokter. Dokter akan menanyakan riwayat penyakit, melakukan serangkaian pemeriksaan fisik,
dan meminta pemeriksaan lanjutan lainnya untuk mengonfirmasi diagnosis.
Setelah diagnosis ditegakkan, barulah dokter dapat memberikan terapi yang tepat.
Apa yang terjadi jika meningitis tidak diobati?
Meningitis dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika pengobatan ditunda. Beberapa kondisi
yang mungkin terjadi adalah:
● Kejang;
● Kerusakan otak;
● Hilangnya pendengaran;
● Gangguan ingatan;
● Gangguan belajar;
● Sulit berjalan;
● Gagal ginjal;
● Syok yang berujung pada kematian.
Referensi
Meningitis [Internet]. US: WebMD; 2020 Aug [cited 2021 Feb]. Available from:
webmd.com/children/understanding-meningitis-basics
Anda mungkin juga tertarik