02 Oct 2019 • Tips Kesehatan
Ditulis oleh: dr. Rianty Lais Manna
Telah direview oleh: dr. Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD, FES
Jangan
potong kaki saya, dok!
Ini adalah kalimat
yang sering didengar dari penderita diabetes dengan luka membusuk di kakinya.
Kalimat ini sangat miris dan menyedihkan, namun sering kali amputasi perlu dilakukan
untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Kaki diabetes merupakan salah satu akibat diabetes yang dapat membuat cacat bila tidak diobati dengan baik. Infodatin RI pada tahun 2014 menyebutkan, komplikasi kaki diabetes di RSCM pada tahun 2011 mencapai 8,7% dan 1,3% dari penderita diabetes mengalami amputasi. Sebuah penelitian di Indonesia tahun 2015 menyebutkan bahwa setelah lima tahun amputasi pertama, 28-51% pasien akan menjalani amputasi kedua.
Kenapa paling sering lukanya di kaki?
Kaki merupakan bagian tubuh paling
bawah yang menyokong tubuh serta digunakan untuk berjalan. Kaki mendapat
tekanan yang paling besar di antara bagian tubuh lainnya serta rentan mengalami
cedera. Selain itu, gerakan kaki cenderung statis sehingga darah mudah
menggumpal dan membuat luka sulit sembuh.
Luka pada kaki penderita diabetes
disebabkan oleh kondisi yang kompleks dimana gula darah yang tidak terkontrol
menyebabkan gangguan persarafan dan pembuluh darah. Permasalahan kaki diabetes
tidak terjadi secara spontan, melainkan berkembang akibat interaksi kombinasi
antara gangguan saraf dan pembuluh darah pada kaki serta kondisi lingkungan yang
mendukung terjadinya infeksi.
Gangguan pada saraf menyebabkan
hilangnya sensasi rasa seperti panas, dingin, nyeri pada kulit. Kondisi ini
membuat pasien tidak menyadari adanya luka pada kakinya. Gangguan pada saraf
juga menyebabkan produksi keringat dan minyak untuk melembabkan kulit sehingga
kulit jadi kering, mudah pecah dan luka. Saraf yang rusak juga mengakibatkan melemahnya
tulang, sendi, otot serta jaringan lain sehingga menyebabkan perubahan bentuk
kaki. Perubahan bentuk kaki ini mengakibatkan tekanan pada kaki saat menyokong
tubuh tidak rata dan terjadi peningkatan tekanan pada daerah titik tertentu
kaki.
Adanya gesekan dan penekanan berulang seperti
tidak memakai alas kaki, sepatu tidak sesuai, menginjak benda keras akan
menyebabkan luka terbuka pada kaki. Adanya luka pada kaki berpotensi masuknya
kuman infeksi dan menyebabkan luka pada kaki semakin parah.
Gangguan pada pembuluh darah juga menyebabkan aliran darah ke kaki menjadi tidak lancar. Hal ini menyebabkan menurunnya asupan nutrisi darah yang dibutuhkan kaki sehingga penyembuhan luka terhambat.
Penyebab kaki diabetes dapat digambarkan melalui bagan berikut:
Bagaimana
mencegahnya?
Amputasi pada kaki diabetes menyebabkan
kecacatan, penurunan produktifitas dan rendahnya kualitas hidup. Oleh karena
itu, deteksi awal serta perawatan kaki diabetes merupakan hal yang penting
untuk menghindari amputasi.
Sebaiknya melakukan pemeriksaan
lengkap pada kaki setiap tahun. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih sering bila
terdapat gangguan pada kaki, terutama pada penderita diabetes dengan gangguan
sensasi rasa pada kulit dan atau terdapat luka pada kakinya maka pemeriksaan
pada kaki dilakukan setiap penderita kontrol ke dokter.
Dalam melakukan aktivitasnya, penderita
perlu mengetahui pentingnya penggunaan alas kaki yang baik untuk melindungi
kaki. Peran keluarga juga sangat penting untuk membantu perawatan terutama bila
penderita diabetes mengalami gangguan penglihatan, penurunan intelektual atau
proses berpikir ataupun keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik.
Yuk, Ikuti cara perawatan kaki diabetes sesuai anjuran kementrian kesehatan Indonesia!
Referensi:
Infodatin, Pusat Data
Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014
Sitompul.Y,
Budiman, Dkk, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2015
Andrew
J.M.B., David G.A., dkk, American Diabetes Association, 2018
American
Diabetes Association, 2019
Direktorat
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI, 2019