Mengawali bulan Desember 2022, masyarakat dunia memperingati Hari AIDS yang tepat jatuh pada tanggal 1 Desember. Hari AIDS pertama kali diperingati pada tahun 1988 yang merupakan gagasan James Bunn dan Thomas Netter. Keduanya adalah anggota Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada tahun ini memilih tema "Satukan Langkah Cegah HIV, Semua Setara Akhiri AIDS". Tema ini mengajak semua lapisan masyarakat untuk mengulurkan tangan dan bergerak bersama, sebagai kekuatan terbesar mengakhiri rantai penularan AIDS di Indonesia. Pengidap HIV di Indonesia, merujuk data Kemenkes RI hingga Juni 2022 mencapai 519.158 orang.

AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga selama pandemi Covid-19, penderita AIDS termasuk dalam kelompok yang sangat rentan. Seperti yang dikutip dari situs liputan6.com, Dr dr Evy Yunihastuti, Ketua Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI) mengatakan bahwa meskipun penderita AIDS memiliki kekebalan tubuh yang rendah, berdasarkan angka CD4 bukanlah halangan bagi mereka untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Penderita AIDS tetap disarankan untuk menerima vaksin sesuai dengan ketentuan Kemenkes RI, karena vaksin Covid-19 adalah vaksin yang virusnya telah dilemahkan, bukan vaksin hidup. Jadi tetap bisa digunakan terhadap mereka yang menderita AIDS.

Namun, Dr Evy menambahkan, kelemahan dari penderita AIDS adalah saat kekebalan tubuh mereka belum baik maka efektivitas vaksin Covid-19 lebih rendah dibandingkan pada orang normal atau sehat. Sehingga penderita AIDS disarankan agar tetap menjalanka protokol kesehatan dengan ketat untuk meminimalisir resiko infeksi Covid-19.

Penderita AIDS juga disarankan untuk menggunakan layanan Telemedicine agar resiko mereka terpapar dengan Covid-19 dapat diminimalisir. Pelayanan Telemedicine ini hanya dapat diberikan oleh Fasyankes yang telah menerapkan Sistem Manajemen Rumah Sakit atau Klinik. (HIZ)