26 Sep 2019 • Tips Kesehatan
Ditulis oleh: dr. Rianty Lais Manna
Telah direview oleh: dr. Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD, FES
“Keluarga adalah segalanya. Keluarga adalah harta yang
paling berharga.”
Begitu kata-kata mutiara yang sering
diucapkan. Hal ini bermakna sangat dalam bagi penderita diabetes.
Penderita diabetes memerlukan
penanganan yang menyeluruh dan kompleks. Penanganan yang diberikan tidak hanya
dengan pemberian obat-obatan, perubahan pola diet dan olahraga dengan gaya
hidup sehat serta pencegahan komplikasi. Namun, sering terlupakan bahwa
penanganan kesehatan mental juga memiliki pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan pengobatan.
Penderita Diabetes Rentan Mengalami
Depresi
Perubahan gaya hidup yang menjadi lebih
sehat serta pembatasan diri untuk melakukan aktivitas rutin, seperti pengaturan
pola makan, diharuskannya berolahraga, serta pemikiran akan risiko komplikasi
yang dapat diderita, sering membuat penderita diabetes menjadi depresi.
Dilaporkan bahwa, 30% penderita
diabetes mengalami gejala depresi dan sepertiganya terdiagnosa mengalami
depresi. Kondisi ini menurunkan kualitas hidup penderita diabetes akibat tidak
tercapainya target pengobatan dalam mengontrol kadar gula darah, pengaturan
pola diet dan olahraga yang berdampak pada meningkatnya risiko komplikasi
diabetes.
Bagaimana Gejala Depresi?
Menurut kementrian kesehatan RI, depresi
adalah sebuah keadaan yang memiliki gejala berupa rasa sedih yang berkepanjangan
dan hilangnya minat untuk melakukan kegiatan yang biasa disukai, diikuti penurunan
kemampuan menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan.
Depresi
diawali dengan stress dan menimbulkan gejala berupa; merasa tertekan, kehilangan
nafsu makan, mudah marah dan tersinggung, merasa lelah, tidak bisa tidur, serta
sulit berkonsentrasi. Depresi dapat berkembang menjadi depresi
berat yang bisa menyebabkan kematian akibat bunuh diri.
Sebuah penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa dari 2016 responden yang diteliti, 11.7% diantaranya
mengalami gejala depresi. Gejala yang dapat terlihat antara lain; merasa lelah,
hilangnya minat, sedih, konsentrasi menurun, dan cemas.
Berdasarkan penelitian tersebut, sebanyak
88% gejala yang dikeluhkan penderita diabetes adalah merasa lelah. Hal ini berkaitan
dengan perubahan perilaku pasien yang sering sensitif, mudah marah, sulit konsentrasi
dan produktivitas yang menurun.
Semakin lamanya durasi waktu menderita
diabetes maka semakin besar gejala depresi yang ditunjukkan. Hal ini juga sesuai
dengan banyaknya komplikasi yang terjadi akibat lamanya menderita penyakit
diabetes.
Pentingnya Peran Keluarga
Diabetes merupakan penyakit kronik dan
pengobatannya memerlukan komitmen untuk disiplin dalam jangka panjang. Dalam melakukan
aktivitas sehari-hari peran keluarga sangat penting dan menjadi faktor yang
besar pengaruhnya pada penderita diabetes.
Peranan keluarga pada penderita
diabetes bagaikan pedang bermata dua yang dapat memberi efek yang baik ataupun
buruk. Keluarga dapat memberikan dukungan moral dan empati yang menyenangkan
dan menenangkan bagi penderita namun dapat juga memberi perlakuan yang tidak
mendukung seperti perilaku yang menjatuhkan ataupun memberi bantuan yang tidak
sesuai.
Suatu studi menunjukkan bahwa, perilaku
keluarga yang tidak mendukung memberikan dampak tidak tercapainya kontrol gula
darah penderita. Namun, perilaku keluarga yang mendukung juga tidak memberikan dampak
signifikan terhadap hasil pengobatan penderita diabetes.
Penelitian yang dilakukan di Indonesia
menunjukkan, keluarga memberikan perhatian dan dukungan moral yang baik kepada
penderita diabetes. Dukungan oleh keluarga dapat berupa; perhatian dan kasih
sayang, bantuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari, menyiapkan diet sehat,
bantuan memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai, bantuan secara finansial,
serta membantu memberi solusi dalam setiap permasalahan yang dialami oleh
penderita diabetes.
Tips sederhana yang dapat dilakukan
oleh keluarga atau orang terdekat penderita diabetes yaitu, menjauhkan makanan ke
tempat yang jarang dilihat agar tidak mengunggah selera makan penderita, menaruh
obat di tas kerja, di kantor dan di rumah supaya penderita tidak lupa minum obat
serta berbagai perilaku sederhana lainnya dapat dilakukan dengan menyesuaikan
pola kebiasaan dirumah atau ditempat kerja.
Dukungan moral dan sosial dapat membantu penderita dalam menurunkan
beban psikologis serta meningkatkan rasa percaya diri untuk mengatasi masalah
akibat penyakit diabetes. Terlepas dari seberapa besar tingkat keberhasilan
pengobatan, dukungan oleh keluarga dan orang-orang terdekat tentunya dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita serta tetap semangat dalam mengatasi
penyakit diabetes.
Referensi:
Decroli
E, Kam A, Dillasamola D, Journal of Research in Pharmacy, 2019
Kristianingrum.
N D, Wiarsih. W, Nursasi. A Y, BMC Geriatrics, 2018
Kementrian
Kesehatan RI, 2017